Lampung Barat

Warga Lampung Barat Buang 1,5 Ton Tomat Gegara Harganya Anjlok, Bupati: Harus Bersyukur

Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus ikut berkomentar terkait aksi warga buang tomat yang sempat viral.

Editor: Kiki Novilia
Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani
Ilustrasi warga yang buang tomat di Lampung Barat, Minggu (27/3/2022). Warga Lampung Barat Buang 1,5 Ton Tomat Gegara Harganya Anjlok, Bupati: Harus Bersyukur. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus ikut berkomentar terkait aksi warga buang tomat yang sempat viral.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Pekon Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.

Dalam video yang beredar, buah tomat yang diperkirakan mencapai 1,5 ton itu dibuang di pinggir jalan.

Sementara pelakunya adalah seorang pengepul sayuran bernama Marwan.

Ia nekat melakukannya lantaran harga tomat anjlok.

Baca juga: Kesan Mendalam Ustaz Maulana Berkunjung ke Lampung Barat

Baca juga: Bupati Parosil Mabsus Tanggapi Aksi Petani di Lampung Barat yang Membuang Tomat 1,5 Ton

Pasalnya, harga tomat anjlok hingga menyentuh Rp 500 per kilogram.

Kejadian tersebut lantas mengundang reaksi dari Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus.

Menurut dia, harga tomat tidak terlalu anjlok.

"Sebenarnya harga tomat ini bukan turun. Beberapa minggu yang lalu harga tomat cukup baik, yakni Rp 4.000 per kilogram," kata Parosil seusai meninjau pembangunan ruas jalan penghubung Kecamatan Sukau menuju Kecamatan Balik Bukit, Senin (28/3/2022).

Parosil mengaku mendengar informasi jika tomat tersebut dibuang bukan karena anjloknya harga tomat.

"Akan tetapi karena memang pihak pembeli itu untuk membeli tomat tidak mau yang terlalu merah (matang)," ungkapnya.

"Sementara tomat yang dibuang tersebut sudah terlalu merah," imbuh dia.

Baca juga: Oknum ASN Lampung Barat Diduga Lakukan KDRT, Tanggapan Bupati Parosil

Baca juga: Viral 1,5 Ton Tomat Dibuang, Begini Kata Bupati Lampung Barat

Ia pun menyayangkan tindakan Marwan yang membuang tomat tersebut.

Semestinya, kata dia, tomat-tomat tersebut tidak dibuang di pinggir jalan.

"Ditawarkan sajalah dengan keluarga atau tetangga atau mungkin dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) kita yang mengolah tomat menjadi panganan di Kecamatan Sukau," tutur Parosil.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved