Tanggamus
BPBD Tanggamus Selesaikan Jembatan Darurat Ulu Semong-Petai Kayu
Menurut Petugas Pelaksana Kedaruratan BPBD Tanggamus Budiman, pekerjaan pembuatan jembatan dilakukan selama tiga hari. Itu dilakukan oleh tim BPBD, TN
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Tanggamus - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus telah menyelesaikan pembuatan jembatan darurat antara Pekon Ulu dan Petai Kayu, Kecamatan Ulu Belu.
Menurut Petugas Pelaksana Kedaruratan BPBD Tanggamus Budiman, pekerjaan pembuatan jembatan dilakukan selama tiga hari. Itu dilakukan oleh tim BPBD, TNI dan masyarakat.
"Sekarang jembatan sudah selesai dikerjakan dan bisa digunakan untuk lewat kendaraan," ujar Budi, Selasa (5/4/2022).
Ia mengaku, sifat jembatan yang dibuat pihaknya tetap darurat.
Hal itu respons atas tinjauan Bupati Tanggamus Dewi Handajani saat ke Pekon Ulu Semong.
Baca juga: Personel Lantas Tanggamus Tutup Lubang Jalan Jembatan Way Batu Pekon Tanjung Jati
Lalu melihat langsung minimnya infrastruktur jembatan di lokasi itu.
Selama ini memang belum ada jembatan permanen di lokasi tersebut.
Jembatan hanya ada dibuat swadaya oleh masyarakat. Dan beberapa kali rusak dan tersapu saat air sungai tinggi.
"Sering rusaknya jembatan itu karena ada tiang tengah jembatan. Jadi sampah menyangkut di tiang tengah itu dan karena banyak akhirnya merusak jembatan," ujar Budi.
Ia mengaku, kini jembatan yang baru tidak menggunakan tiang penyangga tenaga. Hanya tiang di sisi-sisi sungai. Lalu panjang jembatan delapan meter dan lebar 3,5 meter. Waktu pengerjaan tiga hari.
"Jembatan menggunakan batang pohon kelapa dan kayu-kayu yang ada di sana. Untuk kekuatan mungkin bisa dilewati sampai tiga ton," kata Budi.
Ia mengaku selain pembuatan jembatan, di lokasi tersebut juga dibuatkan jalan untuk kendaraan menerobos sungai. Hal itu karena sifat jembatan masih darurat yang tidak bisa dilakukan kendaraan bermuatan berat.
"Jadi kalau kendaraan kecil, sepeda motor bisa lewat jembatan, kalau truk muatan berat sebaiknya turun lewat sungai," terang Budi.
Sungai tersebut bisa dilewati kendaraan saat kondisi airnya tidak tinggi. Namun ketika volume air tinggi maka tunggu dulu sampai air sungai surut.
Budi juga mengaku, dilakukan normalisasi sungai di lokasi tersebut. Lokasi yang dinormalisasi sekitar 200 meter dari jembatan, dengan mengembalikan alur sungai.