Bandar Lampung
Pemkot Bandar Lampung akan Tata Ulang Pasar Tradisional yang Sepi
Pemerintah Kota Bandar Lampung berencana menata ulang grand design pasar tradisional yang sepi.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemerintah Kota Bandar Lampung berencana menata ulang grand design pasar tradisional. Pasalnya ada beberapa pasar tradisional di Bandar Lampung yang tidak berjalan optimal.
Bahkan, beberapa dari pedagang sampai meninggalkan lapaknya karena tak mendapat untung dagang.
Setidaknya, ada dua pasar tradisional di Kecamatan Tanjungkarang Pusat yang sepi jumlah penjual dan pembeli, yakni Pasar Smep dan Pasar Bawah.
Kondisi hampir serupa juga berlaku untuk lantai atas Pasar Bambu Kuning.
Selain itu, ada pula Pasar Hobi di Kecamatan Kemiling.
Baca juga: Pemkot Bandar Lampung akan Gelar Pameran Hobi, Hidupkan Pasar Hobi di Kemiling
Baca juga: Roadshow ke Kecamatan Banjar Margo, Bupati Tulangbawang Winarti Janji Perbaiki Jalan Ringin Sari
Kemudian ada pula bagian belakang Pasar Tugu, dan Pasar Panjang. Sejumlah pedagang di sana lebih memilih menarik barang dagangannya dan dijual di tepian depan dari bangunan pasar tersebut.
Padahal, jika dilihat dari sudut geografis atau letak, setiap dari pasar itu berada di titik yang ramai masyarakat. Bahkan beberapa diantaranya berada di tepat pusat kota Bandar Lampung.
Kepala Dinas Perdagangan Bandar Lampung Wilson Faisol mengatakan rencana untuk menata ulang grand design itu akan melibatkan beberpa stakeholder.
"Mengenai pasar, kita coba akan dialog dulu dengan pedagang, melibatkan akademisi dan pemerintah juga untuk melihat bagaimana pasar agar terlihat lebih ideal," kata dia.
Secara singkat, beberapa konsep pasar dikatakannya masih ideal dan efektif dalam menunjang aktivitas jual beli.
"Pasar Way Halim ini misalnya, kita lihat pasar yang paling ideal, susunan lapak dan lokasi geografis cocok untuk pasar yang nyaman," kata dia.
"Tinggal beberapa pasar yang sudah sepi ini kita lihat lagi dengan tetap melihat konsep awalan dari pasar tersebut," lanjut dia.
Baca juga: Alasan Pedagang Pasar Smep Bandar Lampung Masih Enggan Berjualan di Gedung Baru
Baca juga: Bid Propam Polda Lampung Lakukan OTT Terhadap 4 Anggota Polisi di Polres Metro
Contoh konsep dasar dari pasar yang telah sepi itu dikatakannya adalah sebagai berikut
Pertama, pasar SMEP yang mulanya dikonsep sebagai pasar yang bergeliat pada malam hari. Pasar ini sebagai pelengkap Pasar Pasir Gintung yang aktivitasnya berlangsung pada siang hari.
"Kalau Pasar Bawah, mulanya di rancang sebagai pasar basah, yang menjual ikan-ikanan daging dan hal sejenis. Tapi karena posisinya yang sudah diapit banyak pasar, seperti Smep, Pasir Gintung dan Tugu, membuat pasar ini menjadi sepi," jelas dia.
Selain penataan pasar, ia juga mengatakan akan mempertegas penertiban PKL yang berjualan di tepian jalan di kawasan pasar tradisional.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)