HUT 13 Tribun Lampung
Wisata Budaya Berbasis Kearifan Lokal Bersama Mantan Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad
Mantan Bupati Tulang Bawang Barat Umar Ahmad membeberkan sejumlah wisata budaya berbasis kearifan lokasi yang ada di Tubaba.
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Mantan Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad membeberkan beberapa wisata budaya berbasis kearifan lokal yang ada di Tulang Bawang Barat.
Pemaparannya itu disampaikan langsung olehnya dalam acara HUT 13 Tribun Lampung.
Umar mengatakan bahwa kini Tulang Bawang Barat sudah banyak memiliki wisata budaya berbasis kearifan lokal. Dua di antaranya adalah Islamic Center dan Pasar Pulung Kencana.
"Bicara soal tempat yang sudah didesain di sana itu ada Islamic Center, ada masjid yang berdampingan dengan balai adat. Tempatnya juga ada kolamnya. Sengaja didesain untuk biar orang nyaman di tempat itu. Luasannya juga sudah cukup luas," kata Umar Ahmad kepada Tribun Lampung, Rabu (8/6/2022).
"Sekarang juga sudah ada Pasar Pulung Kencana, yang kita desain dengan arsitektur yang kontemporer juga sehingga bangunan itu menjadi bangunan yang ikonik dan menarik."
Baca juga: Mengembangkan Wisata Kota di Bandar Lampung Bersama Wali Kota Eva Dwiana
Baca juga: Pentingnya Edukasi dalam Berwisata Bersama Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona
"Nah kita juga berharap tempat ini juga bisa jadi pasar yang sifatnya berwisata. Bukan hanya orang ingin sekedar berbelanja, tetapi menenangkan diri juga bisa ke pasar," tambahnya.
Kabupaten Tulang Bawang Barat telah membangun kawasan ruang hidup yang disebut dengan Uluan Nughik.
"Ada satu kawasan juga yang sekarang kami buat, sengaja diniatkan menjadi ruang hidup makhluk hidup di masa kini dan masa yang akan datang."
"Kenapa kita bicara makhluk hidup karena kita nggak mau ego manusia saja, tetapi bahwa ini adalah kepentingan semua makhluk hidup yang bisa hidup secara dinamis, harmonis dalam satu ruang."
"Kita bicara ruangnya sendiri, sumber-sumber airnya seperti apa, kemudian hewannya, makhluk bakterinya juga seperti apa, manusianya juga seperti apa."
"Kawasan ini yang kita sebut dengan Uluan Nughik. Uluan itu awal, Nughik itu kehidupan. Sebenarnya Nughik itu adalah peradaban lampau, jadi bukan hanya Tubaba saja. Ada satu peradaban yang hilang karena letusan Krakatau Purba," ujarnya.
Umar menerangkan terdapat satu wisata budaya yang terinspirasi dari budaya peradaban Nughik, yakni Las Sengok.
Baca juga: Disdukcapil Mesuji Sampaikan Kemudahan Mengurus Dokumen Kependudukan Lewat Zoom Meeting
Baca juga: Masa Kampanye Pemilu 2024 Hanya 75 Hari, Pengamat Sebut Berpotensi Terjadi Politik Uang
"Tapi ada produk kebudayaannya berupa mitos yang masih lestari hingga hari ini. Namanya Las Sengok. Las itu hutan, Sengok itu angker. Jadi konsepsinya masyarakat Nughik waktu itu untuk menjaga kelestarian alam."
"Karena itu berupa konsep, di zaman pemerintahan Tulang Bawang Barat ini kita visualisasikan dengan memberi tanda. Mengambil batu-batu dari letusan Krakatau Purba lalu kami taruh di suatu tempat terus disusun berdasarkan formasi bintang Orion."
"Orion adalah salah satu rasi bintang yang mudah dilihat dari mana-mana. Karena dia mudah dilihat, berarti dia terbuka. Nah (sesuai dengan) simbol dari keterbukaan Tulang Bawang Barat, siapa saja boleh masuk ke tanah untuk menanam kebaikan," ujarnya.
Mantan bupati Tulang Bawang Barat ini kemudian menjelaskan bahwa mereka juga turun menyediakan fasilitas untuk komunitas yang ada di sana guna mempromosikan wisata budaya yang ada di wilayah mereka.
"Dan di dalam Uluan Nughik itu juga ada berbagai macam komunitas yang sudah berkumpul di sana. Kita buatkan satu tempat yang bernama Tiyuh-Tiyuh."
"Di dalam Tiyuh-Tiyuh itu juga ada tempat penempaan badik, rumah tenun, sekolah cerdas, sekolah seni Tubaba, Tubaba camp, nah sekarang yang terakhir kemarin sudah ada studio keramik dan studio patung," terang Umar Ahmad.
Dirinya pun berharap dengan banyaknya keberagaman wisata budaya yang ditawarkan, maka bisa menarik peminat untuk berkunjung dan berkreasi di Tulang Bawang Barat.
"Harapannya tempat-tempat ini yang dapat memancing orang untuk berkreativitas. Kreativitas yang dihasilkan pun adalah untuk pembentukan karakter sumber manusia," tambahnya.
Untuk mengunjungi beberapa tempat itu pun, Umar menambahkan lokasi wisata budaya tersebut tak membutuhkan waktu lama. Terlebih kini Lampug juga sudah memiliki jalur tol untuk memangkas waktu perjalanan.
"Sudah dekat. Dua jam dari Bakauheni, 1,5 jam dari Bandar Lampung, dua jam dari Kota Palembang," ucapnya.(Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika)