Berita Terkini Nasional
Ayah Bunuh Anak Kandung Menyerahkan Diri ke Polisi, Pengakuannya Mengejutkan
Ayah bunuh anak kandung menyerahkan diri ke kepolisian setempat, yang lantar mendapat pemeriksaan dari penyidik terkait perbuatannya itu.
Tribunlampung.co.id, Makassar - Ayah bunuh anak kandung menyerahkan diri ke aparat kepolisian setempat.
Kedatangan ayah bunuh anak kandung ini sempat mengejutkan, dan langsung mendapat pemeriksaan polisi.
Pemeriksaan itu lah mengungkap motif sebenarnya yang membuat kalap ayah bunuh anak kandung.
Rahman (70), sosok ayah bunuh anak kandung bernama Rusli (42) memberikan pengakuan yang mengejutkan ke penyidik kepolisian.
Diketahui peristiwa ayah bunuh anak kandung ini terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (23/6/2022) siang.
Baca juga: Ayah Bunuh Anak Kandung, Emosi Gegara Ucapan: Bikin Susah Saja
Baca juga: Ancam Bunuh Pekerja PT SIP, Preman di Tulangbawang Tak Berkutik Dibekuk Polisi
Pengakuan Rahman diutarakan saat menyerahkan diri ke Polsek Tallo, Kota Makassar, Kamis (23/6/2022) siang kemarin.
Rahman mengaku nekat melakukan pembunuhan karena tidak terima mendengar kata-kata kotor yang keluar dari mulut putranya.
Kata-kata yang kurang sedap itu Rahman dengar saat menasehati Rusli yang pulang malam, karena diduga kerap mabuk-mabukan.
Pengakuan Rahman itu diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Tallo, Iptu Faisal saat ditemui Tribun-Timur.com di ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulawesi Selatan.
Iptu Faisal menuturkan, bila Rahman tinggal di kampung halaman di Desa Lemo, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Ia ke Sinassara rumah anaknya di Makassar dan menginap selama tiga hari terakhir.
Pada hari ketiga itu, Rahman mendapati Rusli pulang larut malam dalam kondisi dalam pengaruh minuman keras.
Baca juga: Profil Rahmat Erwin Abdullah, Atlet Angkat Besi Asal Makassar yang Akan Bertanding di SEA Games 2022
Baca juga: Pria di Way Kanan Bunuh Istrinya, Awalnya Bilang Korban Akhiri Hidup
"Pelaku menjelaskan, pelaku (Rahman) menasehati anaknya dalam hal ini korban (Rusli) untuk tidak minum-minum keras atau ballo atau merubah sikap," kata Iptu Faisal.
"Namun dalam hal ini korban atau anaknya (Rusli), mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas didengar oleh pelaku," sambungnya.
Setelah mendengar kata-kata yang dianggap buruk oleh anaknya, Rahman bergegas salat subuh di masjid dekat rumah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/pria-tewas-saling-tikam-ilustrasi-garis-polisi.jpg)