Berita Lampung

Orangtua Paskibra Nasional Asal Lampung Selatan Bangga, Meski Harus Jual Kambing

Orangtua Shelin Tan Apriliani, Paskibra asal Lampung Selatan ini juga rela berjalan kaki sejauh 1.5 km dari Istana Negara ke hotel untuk menghemat.

dok.keluarga Shelin Tan Aprilia
Perjuangan orangtua Shelin Tan Apriliani ke Istana Negara tidak semudah seperti yang dibayangkan, untuk melihat putrinya tugas Paskibra saat HUT RI ke 77 kemarin. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan- Kisah perjuangan orangtua Shelin Tan Apriliani (16) yang menjual 3 kambingnya demi berangkat ke Jakarta untuk menyaksikan putrinya menjadi Paskibra di Istana Negara Jakarta saat HUT RI ke-77 kemarin.

Orangtua Shelin Tan Apriliani, Paskibra asal Lampung Selatan ini juga rela berjalan kaki sejauh 1.5 km dari Istana Negara ke hotel untuk menghemat biaya pengeluaran

Shelin Tan Apriliani merupakan anak tunggal dari pasangan Mulyono (54) dan Suwarti (45) warga Dusun 1 Sidoluhur, Desa Sidoasri, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan.

Ayah Shelin Tan Apriliani bekerja sebagai buruh tani, ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Shelin Tan Apriliani (16) siswi SMKN 1 Kalianda terpilih sebagai Paskibra di Istana Negara saat HUT RI ke-77.

Baca juga: Paskibra Nasional Asal Lampung Selatan, Shelin Tan Apriliani Ingin Masuk Akpol

Baca juga: 3 Pemuda Asal Tanjung Bintang Lampung Selatan Curi 49 Ekor Ayam dan Itik, Pelaku Masuk ke Kandang

Shelin Tan Apriliani (16) kini sudah kembali ke kampung halamannya, Senin (29/8/2022).

Diketahui saat tugas Paskibra, orangtua Shelin mendapat undangan untuk menyaksikan pengibaran bendera merah putih di Istana Negara secara langsung.

Namun orangtua Shelin justru bingung ketika mendapat undangan dari istana negara tersebut.

Pasalnya mereka tidak memiliki biaya untuk berangkat ke Jakarta sekaligus penginapan mereka selama di Jakarta.

Ayah Shelin hanya seorang buruh serabutan dan juga pemelihara hewan ternak kambing, sedangkan ibu Shelin hanya ibu rumah tangga.

Salah satu jalan, untuk dapat menyaksikan putri sematawayangnya, sebagai pasukan pengibar bendera di Istana Negara mereka harus menjual hewan ternak kambing kesayangannya untuk biaya ongkos ke Jakarta. 

Semua itu dilakukan Mulyono sebab sudah satu bulan penuh Mulyono tidak bisa melihat dan bertemu putrinya, meskipun hanya lewat kabar telepon.

Baca juga: Pagi Buta Pria Pengangguran di Lampung Selatan Mengendap-endap, Kini Diringkus Polisi

Baca juga: Polisi Ringkus Pencuri Motor di Halaman Masjid Al Muhajirin Kalianda Lampung Selatan

Mulyono nenuturkan saat Shelin hendak berangkat ke Jakarta dirinya memberikan ongkos serta biaya untuk keperluan Shelin di sana.

Namun, ternyata menjual ternak itu tidak semudah yang ia bayangkan, karena sampai hari H sebelum berangkat ke Jakarta ternaknya tak kunjung mendapatkan pembeli.

Meskipun di desa tempat tinggalnya terdapat kepala desa dan camat, namun Mulyono tidak mau meminta kepada orang lain.

"Kami mendapatkan undangan pada Senin 15 Agustus, sementara harus tiba di istana negara pada 16 nya," kata Mulyono, Senin (29/8/2022).

Mulyono mengatakan dirinya sempat memutuskan untuk tidak berangkat ke Jakarta

"Namun ketika ingin memutuskan untuk tidak berangkat, saya melihat wajah istri saya sedih dan meneteskan air mata karena dia ingin sekali melihat Shelin menjadi paskibra di Istana," katanya

"Apalagi saat kami mendapat telepon dari orang tua Rendy Rafael Hogan Putra siswa asal Bandar Lampung yang juga terpilih jadi paskibara di Istana, mereka mengajak kami untuk berangkat bersama ke Jakarta," ujarnya.

Tepikir oleh Mulyono untuk mencoba meminjam uang kepada tetangganya untuk biaya ongkos ke Jakarta, beruntung bagi Mulyono tetangganya mau memberikan pinjaman kepada dirinya

Mulyono menjanjikan kepada tetanggannya setelah keduanya pulang dari Jakarta, uang tersebut akan di kembalikan dengan cara ia akan menjual ternak kambingnya

"Kami berangkat naik travel sore hari (15/8/2023) sampai Tanggerang subuh harinya, sesampainya di Jakarta kami tidak bisa langsung ke istana negara karena kami harus menuggu kartu undangan dulu," katanya

"Jadi kami terpaksa menginap dahulu di sebuah hotel, biaya menginap di hotel tersebut Rp 500 ribu, sedangkan kami berdua menginap selama 2 hari," ujarnya

Mulyono mengatakan dirinya terpaksa makan dengan harga murah meskipun rasanya kurang, yang penting bisa mengganjal perut

"Untuk makan kami makan diluar hotel, biar lebih murah itupun hanya siang hari dan malam, kalau pagi agak susah nyari makan yang murah," katanya

"Saya dan istrinya juga rela berjalan sejauh 1,5 km setelah acar di Istana Negara Jakarta ke hotel Ibis tempat kami menginap untuk menghemat pengeluaran," ujarnya

Mulyono mengatakan dirinya sempat minder dengan orang tua lainnya yang juga menjadi Paskibra di Istana Negara

"Kebanyangkan mereka dari keluarga mampu, akan tetapi kami takut ongkos pulang tidak cukup untuk ongkos pulang," katanya

Mulyono mengatakan anaknya menceritakan senang bertemu dengan Presiden.

"Saat masuk ke dalam Istana tidak boleh memakai celana jens jadi saat itu saya harus keluar mencari pedagang yang memiliki celana dasar kebetulan ada, dan saya minta tolong ditukar dengan celana yang saya pakai dan saya kasih uang seratus ribu sebagai tambahannya," ujarnya

Mulyono mengatakan saat masuk ke dalam istana dirinya juga diminta untuk melakukan swab terlebih dahulu

"Sesampainya di wisma negara dan bisa bertemu dengan Shelin, air mata saya langsung menetes karena bisa bertemu Shelin," katanya

"Walaupun pertemuannya cuma setengah jam tapi saya merasa senang," ujarnya

"Setelah bertemu Shelin kami kembali ke hotel sekaligus pamit karena nanti abis acara pengibaran kami langsung pulang ke Lampung dan dia sudah sanggup ditinggalkan saya pun tenang," ucapnya

Mulyono merasa senang dapat menyaksikan secara langsung anaknya ikut dalam bagian pengibaran bendera dari jarak sekitar 7 meter.

Mulyono mengatakan sesampainya di rumah ia menyuruh saudaranya untuk membeli kambing-kambingnya agar ia bisa membayar hutang kepada tetangganya.

"Sampai di rumah, saya langsung nelfon saudara saya supaya bisa membantu membeli kambing-kambing saya, supaya saya juga bisa membayar hutang ke tetangga saya itu," katanya.

"Total pinjamannya Rp 3 juta, Alhamdulilah udah saya lunasi setelah kambing saya laku dijual," ujarnya

"Kalau kambing saya ada 5 ekor udah dijual 3 jadi sisa 2 ekor lagi, Insya Allah kalau itu dipergunakan untuk kebahagian anak pasti akan diganti dua kali lipat, yang penting anak bisa senang, kita sebagai orangtua pun ikut senang," ucapnya.

(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved