Berita Lampung
Disdik Ungkap Penyebab, Banyak Sekolah di Lamteng Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka
Disdikbud Lampung Tengah memprediksi rendahnya budaya literasi yang memungkinkan jadi penyebab kurikulum merdeka belum diterapkan banyak sekolah.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
"Ketika mayoritas guru dianggap sudah siap, barulah kurikulum merdeka diperkenalkan, bukan dibalik seperti yang saat ini terjadi," ujarnya.
Di Lampung Tengah, jumlah lembaga pendidikan (PAUD, SD, SMP, SMA) cukup banyak, sangat disayangkan jika pola pikir dan paradigma lama guru diubah.
PAUD negeri 5 lembaga dan swasta 735 sekolah
SD negeri 684 sekolah dan swasta 69 sekolah
SMP negeri 81 sekolah dan swasta 137 sekolah
SMA negeri 24 sekolah dan swasta 49 sekolah
Baru 24 Persen Menerapkan Kurikulum Merdeka
Baru 24 persen atau 436 sekolah di Kabupaten Lampung Tengah menerapkan kurikulum merdeka.
Persentase sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka itu dari sebanyak 1.784 sekolah di Kabupaten Lampung Tengah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengungkap 1.784 sekolah di Lampung Tengah ini terdiri dari PAUD 740 lembaga, 753 SD, 218 SMP, dan 73 SMA.
Sejumlah 24 persen atau 436 sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka di Lampung Tengah itu, ada yang dari hasil seleksi Sekolah Penggerak.
Hasil seleksi sekolah penggerak angkatan 1 dan 2 itu sebanyak 129 sekolah. Rincinya, 24 PAUD, 56 SD, 34 SMP, dan 15 SMA. Seluruhnya menerapkan kurikulum merdeka.
Kemudian sekolah yang secara mandiri menerapkan kurikulum merdeka sejumlah 307 sekolah. Terdiri dari SD 250 sekolah, dan SMP 57 sekolah.
Sehingga total sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka sebanyak 436 sekolah atau 24 persen.
Lantas dari total 1.784 sekolah di Lampung Tengah itu, masih ada 76 persen sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka.
Pemerintah Diminta Tingkatkan Kualitas Guru
Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Disdikbud Lampung Tengah Puji Waras Prihanto mengatakan, pemerintah seharusnya terlebih dahulu meningkatkan kualitas pedagogis guru.
"Tidak dengan cara-cara kilat seperti selama ini lazim dikerjakan," ujar Kabid PTK.
"Tetapi dengan cara dan pendekatan yang lebih lembut, tidak tergesa-gesa, dan berkelanjutan," tambahnya.