Berita Lampung
Disdik Ungkap Penyebab, Banyak Sekolah di Lamteng Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka
Disdikbud Lampung Tengah memprediksi rendahnya budaya literasi yang memungkinkan jadi penyebab kurikulum merdeka belum diterapkan banyak sekolah.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Puji Waras Prihanto mengatakan, pola pendidikan dan latihan (diklat) seperti pada Program Pendidikan Guru Penggerak mungkin dapat diadopsi.
Menurutnya, diklat secara bertahap namun berkelanjutan guru didiklat untuk memperkenalkan strategi-strategi pembelajaran yang berpihak pada murid. Hingga strategi itu menjadi sebuah kebiasaan.
"Dengan demikian kodrat, minat, bakat, dan potensi peserta didik yang beragam dapat bertumbuh secara optimal," ujarnya.
"Maka sekali lagi, langkah pertama yang semestinya ditempuh oleh pemerintah sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka adalah dengan mengubah pola pikir dan paradigma lama guru," ujar Puji Waras Prihanto.
"Dengan hal tersebut, Kurikulum Merdeka dapat terlaksana dengan baik," tambahnya.
Menurut Puji Waras Prihanto, pembelajaran yang bermutu dan bermakna akan tersaji di kelas serta kebutuhan belajar siswa yang beragam akan terpenuhi.
"Kodrat, minat, dan bakat anak akan bertumbuh dengan baik. Pun siswa, mereka akan gembira dan merdeka belajar tanpa merasa takut dan tertekan," katanya.
Para guru juga akan mampu mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan sesuai dengan karakterisktik dan kebutuhan sekolah dan peserta didik sebagai terjemahan dari Kurikulum Merdeka.
Guru juga akan mampu menyusun modul ajarnya sendiri, dapat memberikan asesmen yang baik untuk memetakan kemampuan siswa sebagai dasar untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya, serta guru tidak lagi terkendala untuk menugasi siswa dengan proyek-proyek berkualitas yang merangsang siswa untuk belajar.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)