Berita Lampung

Luncurkan Pasaran Wawai, YABB Gandeng Tiga Changemakes Tangani Permasalahan Sampah

YABB menggandeng tiga changemakers CCE meluncurkan Pasaran Wawai atau proyek percontohan dalam pengelolaan sampah.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
YABB menggandeng tiga changemakers Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan Pasaran Wawai atau proyek percontohan dalam pengelolaan sampah. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) menggandeng tiga changemakers Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan Pasaran Wawai atau proyek percontohan dalam pengelolaan sampah.

Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) mengatakan bahwa YABB bersama para changemakers melalui CCE menghadirkan solusi berbasis ekosistem.

Dengan menggabungkan optimalisasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat memberikan dampak nyata.

“Hal ini sejalan dengan komitmen YABB dalam membangun adaptasi terhadap perubahan iklim dan
ketangguhan yakni mewujudkan solusi yang sistemik," kata Monica pada peluncuran Pasaran Wawai di Yunna Hotel dalam rilisnya, Senin (12/9/2022).

Diteruskannya, terutama dalam menangani permasalahan lingkungan terkait air, seperti akses air minum layak, sampah di perairan dan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Pasaran Wawai ini merupakan aksi nyata untuk mengurangi timbulan sampah, mencegah kebocoran sampah ke lingkungan.

Dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Pasaran, yang merupakan sentra produksi ikan teri dan asin di Bandar Lampung.

Ketiga changemakers, yang terdiri dari Gajahlah Kebersihan, Angkuts Indonesia, dan Askara Cendekia.

Pihaknya mengidentifikasi bahwa 95,8 persen masyarakat Pulau Pasaran belum mengelola sampah di rumah tangga dengan baik. 

Padahal timbulan sampah mencapai sekitar 149.000 kg per tahun.

"Ada 64 persen diantaranya berupa residu plastik yang berasal dari rumah tangga, dan berpotensi mencemari perairan dan daratan Pulau Pasaran," kata Monica.

Keterbatasan akses yang dialami masyarakat dalam memahami pentingnya pengurangan dan
pengolahan sampah.

Serta juga tidak adanya akses untuk penjemputan dan daur ulang sampah, menjadi
penyebab permasalahan ini. 

Sementara, Muhammad Hafiz Waliyuddin yang merupakan Perwakilan Changemakers CCE Lampung mengatakan pihaknya menjalankan edukasi pengelolaan sampah untuk mengubah perilaku 120 keluarga.

Termasuk kader Kartini Pasaran dalam mengurangi dan memilah sampah. "Kami berharap para kader dapat menularkan perubahan perilaku ke masyarakat yang lebih luas," kata Hafiz

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved