Berita Lampung
Polres Lampung Tengah Minta Masyarakat Sesuaikan Biaya Hidup Hadapi Kenaikan Harga BBM
Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya minta masyarakat bijak terahadap kenaikan BBM bisa sesuaikan biaya kebutuhan.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah – Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya minta masyarakat bijak hadapi kenaikan harga BBM.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi tentang segala hal terkait kenaikan harga BBM .
Menurut Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, pihaknya sudah sepekan memberikan bantuan ke masyarakat sebagai bentuk perhatian atas kenaikan harga BBM.
Doffie mengajak seluruh masyarakat dapat menyikapi kenaikan harga BBM tersebut.
“Terkait penyesuaian harga BBM ini, kami mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu atau berita-berita hoax," katanya.
Baca juga: Breaking News Polresta Bandar Lampung Amankan Ratusan Pelajar Diduga Hendak Tawuran
Baca juga: Gerebek Gudang, Polres dan Kodim Lampung Utara Amankan Puluhan Jeriken Berisi BBM Subsidi
"Berita yang tidak benar akan menimbulkan kegaduhan serta membuat situasi kamtibmas menjadi tidak kondusif di wilayah Lampung Tengah," tambahnya.
Ia juga mengatakan, masyarakat harus lebih memperhatikan bagaimana cara memaksimalkan usaha dan pekerjaannya saat ini untuk bisa menyesuaikan biaya kebutuhan yang makin sulit.
"Hindari kegiatan yang menyita waktu dan mempersempit peluang rejeki, kita harus mampu bertahan," katanya.
Hal itu disampaikan Doffie saat melakukan aksi bagi-bagi sembako di Pasar Kampung Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Senin (12/9/22).
Kegiatan tersebut dilakukan bersama instansi terkait, para tokoh agama dan tokoh masyarakat serta kalangan mahasiswa yang berdomisili di Lampung Tengah.
Sebanyak 100 karung beras ukuran 10 kg dibagikan secara langsung oleh Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya dan pihak lain yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Sasaran yang berhak menerima bantuan yakni sopir angkot, tukang ojek, buruh dan masyarakat kurang mampu.
Baca juga: Polres Lampung Tengah Bagikan Sembako Kepada Warga Terdampak Kenaikan BBM
Baca juga: Penjelasan Polda Lampung Kasus Pemberhentian Tidak Hormat Polisi Tembak Polisi di Lampung Tengah
Dan setiap hari Polres Lampung Tengah telah berikan bantuan secara giliran ke berbagai lokasi.
Pembagian di Pasar Kampung Bandar Agung sudah hari keenam.
Ia menambahkan, dasar kegiatan tersebut yaitu wujud kepedulian Polri terhadap masyarakat yang terdampak langsung atas kenaikan harga BBM.
"Kami dari jajaran Polres Lampung Tengah, Polda Lampung bersama instansi terkait menggelar aksi sosial dengan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
"Polri mengajak para tokoh masyarakat serta adik-adik mahasiswa dari Universitas Darmajaya, Teknokrat, Polinela, Politeknik dan lainnya pun ikut turun langung berpartisipasi dalam hal memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, " tambahnya.
Kapolres mengatakan, bantuan tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban mereka yang terdampak pasca kenaikan harga BBM.
"Semoga bantuan tersebut bermanfaat bagi keluarga penerima," kata AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya.
Selain memberikan bantuan sosial yang dilaksanakan hampir sepekan ini Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya
Mukhlis (40) warga kampung setempat sekaligus perwakilan komunitas sopir angkot dan tukang ojek menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh pihak Kepolisian khususnya Polres Lampung Tengah dan jajaran.
Ia mengatakan, bantuan tersebut sangat bermanfaat dan dibutuhkan penerima.
"Dengan adanya bantuan yang kami terima, hasil jerih payah kami saat ini bisa ditabungkan, atau digunakan untuk keperluan lain seperti mengisi BBM," katanya.
Ia mengatakan, dengan naiknya harga bahan bakar minyak, terutama yang bersubsidi, pasca kenaikan hingga saat ini masyarakat kecil sangat berat untuk menjalani aktivitas.
"Terutama para pekerja yang menggunakan BBM sebagai modal kerja mereka, seperti angkot, ojek, dll," katanya.
Mukhlis mengatakan, banyak dari rekan pekerja yang terpaksa menaikkan harga jasa angkutannya demi mendapatkan uang lebih untuk disimpan dan untuk keperluan sehari-hari.
"Kalau pakai harga lama, selain sepi, kami juga susah bawa pulang uang," kata perwakilan komunitas supir angkot dan ojek tersebut.
Ia berharap, ke depannya pemerintah dapat berpikir jernih dalam memberikan kebijakan yang dapat meringankan masyarakat sebagai pertimbangan.
Sehingga masyarakat yang tidak mampu bisa mengimbangi kebutuhan pokok yang harganya selalu naik.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)