Perkelahian Santri di Pesisir Barat

Alasan Rekonstruksi Perkelahian Santri Ponpes Al Falah Digelar di Polres Lampung Barat

Polres Lampung Barat memberikan penjelasan mengapa rekonstruksi perkelahian santri Ponpes Al Falah Pesisir Barat digelar di Polres Lampung Barat.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
KBO Sat Reskrim Ipda Jhoni menjelaskan proses rekonstruksi di Polres Lampung Barat, Jumat (16/9/2022). Alasan rekonstruksi perkelahian santri ponpes Al Falah digelar di Polres Lampung Barat. 

Diketahui bahwa proses rekonstruksi perkelahian santri di Polres Lampung Barat tersebut dilakukan dari pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 11.30 WIB.

16 reka adegan rekonstruksi perkelahian santri di Polres Lampung Barat sudah termasuk kronologi dari awal penyebab perkelahian hingga korban DN meninggal.

“Proses rekonstruksi sudah selesai dilaksanakan dengan melakukan sebanyak 16 reka adegan,” kata Ipda Jhoni selaku KBO Sat Reskrim Polres Lampung Barat, Jumat.

“16 reka adegan tersebut termasuk dari awal penyebab perkelahian hingga korban meninggal,” tambahnya.

Saat ini para saksi yang merupakan santri-santri dari Ponpes Al Falah Pesisir Barat sudah meninggalkan lokasi rekonstruksi.

Selain itu para petugas gabungan dari Kejaksaan Negeri Lambar, Polsek Pesisir Tengah, dan Polres Lampung Barat sudah meninggalkan lokasi untuk melanjutkan penyidikan.

Pelaku anak di bawah umur RZ pun sudah kembali diamankan di Polres Lampung Barat.

Turut hadir juga Kepala Dinas PPA Pesisir Barat Budi Wiyono datang untuk mendampingi pelaku di bawah umur tersebut.

Pemerhati Anak Miris

Menyikapi kasus tusuk santri di Pesisir Barat, Lembaga Pemerhati Hak Perempuan dan Anak (LPHPA) Provinsi Lampung minta petugas berwajib melakukan asesmen mendalam.

Seperti diketahui, salah satu santri di Pondok Pesantren Al Falah Krui, Pesisir Tengah, Pesisir Barat meregang nyawa setelah duel dengan sesama santri, pada Kamis (15/9/2022), sekira pukul 00.20 WIB

Mengetahui hal tersebut, direktur LPHA Lampung, Toni Fiser mengatakan jika pihaknya merasa sangat sedih, miris atas peristiwa tersebut.

Menurut Toni, seharusnya semua pihak belajar dari sejumlah kasus serupa yang tengah marak di Indonesia saat ini.

Toni melanjutkan, pristiwa serupa yang pernah terjadi di tempat lain seharusnya menjadi bahan pelajaran baik bagi pondok pesatren maupun pemerintah setempat.

"Menjadi pertanyaan kenapa saya miris dan kesal mengetahui peristiwa ini, seharusnya bisa belajar dari kasus-kasus yang lagi marak di lingkungan Pondok pesantren saat ini," kata Toni Fiser kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (16/9/2022).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved