Eksklusif Konsumsi Rokok Melonjak

Konsumsi Rokok di Lampung Meningkat, Tahun 2021 Urutan 2 pada Kelompok Barang Makanan

Konsumsi rokok di Lampung dalam 3 tahun terakhir terus meningkat. Data BPS mencatat konsumsi rokok di Lampung berada di urutan kedua.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Dedi Sutomo
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Ilustrasi Rokok - Konsumsi rokok di Lampung mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Data BPS Lampung mencatat pengeluaran untuk konsumsi rokok di Lampung mengalahkan beras. 

Tribun Lampung melakukan wawancara dengan sejumlah orang dari berbagai lapisan untuk mengetahui kondisi ini pada pekan lalu 10-11 September 2022 .

Novian, karyawan swasta mengaku memang mengalokasi anggaran tersendiri untuk beli rokok yakni Rp 750 ribu sebulan.

Dalam sehari ia membeli rokok seharga Rp 25 ribu. Namun pengeluaran untuk rokok ini bisa meningkat jika sedang berkumpul bersama teman.

Ia mengklaim, uang untuk membeli rokok itu tidak mengganggu anggaran belanja dapur. Sehingga, kata dia, kebutuhan makanan pokok tetap tercukupi.

MK, seorang pengusaha mengaku, rokok merupakan 'menu' wajib baginya.

Saat mengobrol bersama kolega, ia bahkan bisa menghabiskan dua bungkus rokok.

"Ya sebenarnya karena kebiasaan aja sih. Kalo udah sama kawan ngobrol mah udah, cepet aja ngerokoknya," ujar MK.

Sama seperti Novian, MK pun mengaku, uang yang dihabiskan untuk membeli rokok tidak menggangu belanja dapur keluarganya.

Hal serupa ternyata juga terjadi pada kelompok kalangan bawah. HF, seorang juru parkir di Bandar Lampung mengku juga wajib menghisap rokok setiap hari meski pemasukan terbatas.

Bahkan saat Tribun berbincang dengannya, HF terlihat sudah menghabiskan 3 batang rokok dalam 15 menit bercakap-cakap. HF mengaku, bisa menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari.

"Ya kalo rokok aja saya 3 bungkus sehari, serius. Kalo Rp 40-50 ribu lah sehari," kata HF.

Ia pun menyadari jika pengeluarannya untuk membeli rokok ini cukup besar. Namun ia mengaku tidak mempersoalkannya. Sebab, ia belum bisa berhenti merokok.

Saat disinggung penghasilannya, ia mengaku mendapatkan Rp 50 ribu-Rp 60 ribu sehari.

Jika dirata-rata pengeluaran HF untuk rokok sebesar Rp 40 ribu sehari, maka pengeluaran HF untuk rokok selama satu bulan yakni Rp 1,2 juta.

Sementara HF sendiri mengaku jika penghasilannya dari juru parkir rata-rata Rp 60 ribu per hari, atau Rp 1,8 juta per bulan

Artinya, hanya 22 persen atau Rp 600 ribu saja dialokasikan untuk bahan pokok yang dibawa pulang oleh HF untuk isteri dan anaknya.

(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved