Tragedi Arema di Kanjuruhan
Oknum TNI Tendangan Kungfu Datangi Rumah Korban, Jenderal Ikut Minta Maaf
Akibat ulah oknum TNI yang menendang Aremania saat terjadi kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Panglima TNI dan Pangdam V/Brawijaya turun tangan.
Tribunlampung.co.id, Malang - Oknum TNI AD yang melakukan tendangan kungfu terhadap Aremania saat terjadi tragedi Arema di Kanjuruhan akhirnya datangi rumah korban bersama atasannya untuk meminta maaf.
Akibat ulah oknum TNI yang menendang Aremania saat terjadi kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Panglima TNI turun tangan hingga Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto ikut meminta maaf.
Mayjen TNI Nurchahyanto juga mendatangi rumah korban dan meminta maaf secara langsung akibat ulah anggotanya yang melakukan tendangan kungfu.
Aksi oknum TNI AD minta maaf kepada keluarga korban tragedi Arema di Kanjuruhan kemudian viral di TikTok dan menuai simpati da nbanjir pujian dari netizen.
Namun, ada juga yang meminta agar proses hukum militer harus tetap berjalan.
Baca juga: Ada Pihak yang Sengaja Mengunci Pintu Stadion Kanjuruhan dalam Tragedi Arema
Baca juga: Seorang Ayah Buka 50 Kantong Jenazah Cari Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Arema
Oknum TNI AD yang melakukan tendangan kungfu ke Aremania mendatangi orang tua korban dan minta maaf diantarkan oleh seorang pria yang diduga sebagai atasannya.
Dalam tayangan video yang viral di TikTok, pria diduga atasan oknum TNI itu menunjukkan video di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya.
Video tersebut dipertontonkan kepada anak buahnya yang bertugas di stadion.
Tak lama kemudian, ada seorang anggota TNI AD yang mengaku.
"Siap saya ndan," kata pria itu menceritakan kepada keluarga korban oknum TNI AD yang mengaku melakukan tendnagan kungfu.
Baca juga: Simpati Tragedi Kanjuruhan, Ribuan Penggemar Sepakbola Metro Gelar Aksi Damai 1.000 Lilin
Baca juga: Ratapan Sugianto Tunggu Jasad Anak di Lorong Jenazah, Siswa SMP Korban Tragedi Kanjuruhan
"Dia ingin dari kemarin bertemu keluarga korban untuk minta maaf," kata pria itu.
"Iya, saya pengen ketemu panjenengan (ingin bertemu Anda). Saya khilaf," kata oknum TNI AD itu.
Salah seorang perempuan dari anggota keluarga korban menimpali tidak mempermasalahkan kejadian itu.
Hanya saja, di dalam hatinya ia berkata, "Kalau dia merusak atau apa, digituin tidak apa-apa. Tapi itu tadi, anaknya tidak melakukan apa-apa," katanya.
"Kalau anaknya dilakukan seperti itu bagaimana rasanya," katanya.