Berita Lampung
Dari 2019 hingga September 2022, Perusahaan Fintech Lahan Sikam Salurkan Pinjol Rp 177 Miliar
Dari Tahun 2019 hingga september 2022, perusahaan fintech Lahan Sikam salurkan pinjaman online Rp 177 miliar.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Dedi Sutomo
Secara spesifik, portofolio Lahan Sikam memang hampir semua bermain di pembiayaan produktif.
Yakni calon peminjam atau borrower adalah wirausaha atau pelaku usaha. Baik itu pemilik warung, CV, PT, atau usaha dagang (UD).
"Di website kami akan ada penjelasan projectnya apa, kebutuhan pendanaannya berapa, bagi hasilnya berapa dan lokasi usahanya dimana, dan lainnya," paparnya.
Skema kerjasamanya yaitu lender (pemberi dana) mewakilkan dananya ke Lahan Sikam untuk diberikan kepada borrower.
Transfer dana dari lender ke borrower maupun sebaliknya saat pengembalian pinjaman dari borrower ke lender semuanya melalui Escrow (rekening penampungan Lahan Sikam).
"Jadi tidak ada dana mengendap di tempat kami. Termasuk apabila borrower telah jatuh tempo, membayarnya ke rekening Escrow tersebut melalui virtual account untuk kemudian diberikan kepada lender," katanya.
Perubahan Tingkah Laku
Ade membeberkan, perubahan tingkah laku masyarakat dari konvensional ke digital turut memicu pertumbuhan pinjol termasuk di Lampung.
"Apalagi didukung dengan perkembangan e-commerce (pasar online) plus dukungan alat pembayaran yang aman dan cepat," kata Ade.
Alat pembayaran tersebut diantaranya seperti melalui penggunaan QRIS, ewallet, virtual kartu kredit, dompet digital dan lainnya.
"Selain itu didukung oleh kemunculan digital banking, digital payment, hingga fintech peer to peer lending dan security crowd funding maupun lainnya," jelasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/data-pinjaman-online2.jpg)