Berita Lampung

Dari 2019 hingga September 2022, Perusahaan Fintech Lahan Sikam Salurkan Pinjol Rp 177 Miliar

Dari Tahun 2019 hingga september 2022, perusahaan fintech Lahan Sikam salurkan pinjaman online Rp 177 miliar.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah
Sejak tahun 2019 hingga September 2022, perusahaan fintech yang ada di Lampung Lahan Sikam telah menyalurkan pinjaman secara online sebesar Rp 177 miliar. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Perusahaan fintech peer to peer (P2P) Lahan Sikam sepanjang tahun 2019 hingga September 2022, telah menyalurkan pinjaman online sebesar Rp 177 miliar.

Perusahan fintech di Lampung ini menawarkan kemudahan proses pinjaman secara online tanpa agunan.

Perusahaan fintech Lahan Sikam terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur yang juga Co-Founder Lahan Sikam Ade Sumaryadi mengatakan, dari total nilai pinjaman tersebut mendanai 7.894 borrower alias peminjam.

"Nilai penyaluran pembiayaan mencapai Rp 177 miliar untuk 7.894 borrower yang sudah terdapat," jelas Ade kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Tim Tekab 308 Polres Metro Tangkap Pencuri Motor, Pelaku Warga Lampung Timur

Baca juga: Ketua Ormas di Bandar Lampung Dibunuh, Istri Minta Polisi Tangkap Pelaku Lainnya

Dari angka tersebut, sebanyak 98,2 persen borrower tertib melakukan pembayaran.

Plafon pembiayaan yang bisa diberikan juga cukup fantastis dengan nilai minimal Rp 5 juta hingga Rp 2 miliar.

Tenor yang diberikan minimal satu bulan dan maksimal 12 bulan, jangka pengembalian yang cukup singkat atau tidak terlalu panjang.

Penetapan suku bunga berdasarkan resikonya (Riski base pricing) minimal 1,5 persen flat dan maksimal 2,75 persen flat.

"Dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan peminjaman diantaranya elektronik KTP dan NPWP, nomor HP dan email, izin usaha minimal SKU, mutasi rekening bank tiga bulan dan catatan penjualan," terangnya.

Jika semua sudah lengkap sesuai ketentuan, sambungnya, tidak butuh waktu lama untuk dana bisa dicairkan ke borrower, yakni hanya hitungan hari.

"Spesifik terkait pendanaan yang sudah dikeluarkan sepanjang Januari hingga September 2022 sebesar Rp 68,428 miliar," papar Ade lebih lanjut.

Baca juga: Pertumbuhan Pinjol Signifikan, OJK: Penerima Pinjaman Lebih 1 Juta Akun

Baca juga: Warga Pringsewu Terlilit Utang 11 Aplikasi Pinjol, Depresi dan Keliling Minta Sumbangan

Terkait distribusi penyaluran menurut sektor ekonominya tertinggi pada perdagangan besar dan eceran yaitu 47,99 miliar.

Berikutnya konstruksi sebesar 12,82 persen; real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 12,71 persen; dan usaha persewaan dan jasa perusahaan 10,64 persen.

Ada juga beberapa sektor lainnya dengan persentase bervariasi antara 0,05 persen sampai 5,29 persen masing-masing sektornya.

Secara spesifik, portofolio Lahan Sikam memang hampir semua bermain di pembiayaan produktif.

Yakni calon peminjam atau borrower adalah wirausaha atau pelaku usaha. Baik itu pemilik warung, CV, PT, atau usaha dagang (UD).

"Di website kami akan ada penjelasan projectnya apa, kebutuhan pendanaannya berapa, bagi hasilnya berapa dan lokasi usahanya dimana, dan lainnya," paparnya.

Skema kerjasamanya yaitu lender (pemberi dana) mewakilkan dananya ke Lahan Sikam untuk diberikan kepada borrower.

Transfer dana dari lender ke borrower maupun sebaliknya saat pengembalian pinjaman dari borrower ke lender semuanya melalui Escrow (rekening penampungan Lahan Sikam).

"Jadi tidak ada dana mengendap di tempat kami. Termasuk apabila borrower telah jatuh tempo, membayarnya ke rekening Escrow tersebut melalui virtual account untuk kemudian diberikan kepada lender," katanya.

Perubahan Tingkah Laku

Ade membeberkan, perubahan tingkah laku masyarakat dari konvensional ke digital turut memicu pertumbuhan pinjol termasuk di Lampung.

"Apalagi didukung dengan perkembangan e-commerce (pasar online) plus dukungan alat pembayaran yang aman dan cepat," kata Ade.

Alat pembayaran tersebut diantaranya seperti melalui penggunaan QRIS, ewallet, virtual kartu kredit, dompet digital dan lainnya.

"Selain itu didukung oleh kemunculan digital banking, digital payment, hingga fintech peer to peer lending dan security crowd funding maupun lainnya," jelasnya.

(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved