Tragedi Arema di Kanjuruhan
Miris, Keluarga Korban Tewas Tragedi Arema di Kanjuruhan Dipungli Rp 2,5 Juta
Keluarga korban tragedi Arema di Kanjuruhan, Nur Laila mengaku diminta uang Rp 2,5 juta untuk biaya ambulans pengantar jenazah adiknya, Faiqotul Hikma
Tribunlampung.co.id, Malang - Keluarga korban tragedi Arema di Kanjuruhan Malang mengaku menjadi korban pungutan liar alias pungli mencapai Rp 2,5 juta.
Seorang keluarga korban tragedi Arema di Kanjuruhan, Nur Laila mengaku diminta uang Rp 2,5 juta untuk biaya ambulans pengantar jenazah adiknya, Faiqotul Hikmah.
Nur Laila mengatakan, adiknya adalah korban tewas tragedi Arema di Kanjuruhan asal Jember.
Nur Laila mengaku dipungli oleh petugas ambulans yang mengangkut jenazah adiknya dari Malang ke Jember, seusai tragedi Kanjuruhan.
Tak tanggung-tanggung, besaran punglinya mencapai Rp 2,5 juta.
Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan jadi 131 Meninggal, Mensos Risma akan Tambah Anggaran Santunan
Baca juga: Daftar 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan dan Perannya
Kenyataan ini berbeda dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa seluruh biaya korban tragedi Kanjuruhan ditanggung pemerintah.
"Diminta membayar dua setengah juta, itu tidak ada kuitansi, katanya sih swasta," kata Nur Laili dikutip dari tayangan KOMPAS TV.
Nur juga menjelaskan bahwa permintaan biaya ambulans itu disampaikan sebelum jenazah tiba di rumah duka.
"Pertama kali telepon dari sana, ada biayanya. Dia bilang ambulans full, terus saya cari mobil di sini nggak ada juga, terpaksa dari sana," ujar Nur.
Nur memenuhi permintaan itu.
"Ya yang penting adik saya sampai sini," ucapnya.
Baca juga: 11 Polisi Diduga Terlibat Penembakan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Ada Pihak yang Sengaja Mengunci Pintu Stadion Kanjuruhan dalam Tragedi Arema
Ahmad Helmi selaku Kepala Dinas Kosial Kabupaten Jember, berharap tak ada lagi kejadian serupa.
"Kami ikut prihatin kalau ternyata ada biaya ambulan untuk pengantaran, dari Malang sampai Jember.
Kami juga berharap semoga tidak terulang kembali," kata Helmi.
"Ini adalah korban dari bencana sosial. Di tengah bencana seperti ini, masih ada yang mengambil kesempatan untuk keuntungan pribadi," ujarnya.
Helmi menekankan, jika ada petugas yang meminta biaya macam itu, diminta melapor ke pihaknya.
"Harapan kami, kalau misalkan itu adalah sifatnya sosial, gratis atau bisa disampaikan pada kami dulu, sehingga kita bisa berkoordinasi dengan pihak penyedia jasa ambulan itu," kata Helmi.
Seluruh Biaya Ditanggung Pemerintah
Presiden Joko Widodo saat berada di RSUD dr Saiful Anwar, Kota Malang, Rabu (5/10/2022). (Istimewa/Bidhumas Polda Jatim)
Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan seluruh biaya korban tragedi Kanjuruhan akan ditanggung oleh pemerintah.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi, seusai meninjau keluarga korban dan korban yang masih dirawat di RSSA Malang, Rabu (5/10/2022).
"Seluruh biaya pasien akan ditanggung oleh pemerintah. Baik pemerintah pusat atau daerah," ucap Jokowi saat konferensi pers dihadapan awak media.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyapa para keluarga korban yang telah kehilangan sanak saudaranya.
Dia sempat menyampaikan sepatah dua kata kepada keluarga korban, sembari memberikan santunan kepada mereka.
Kemudian Jokowi melihat langsung para korban tragedi Kanjuruhan yang sedang dirawat di RSSA Malang.
Jokowi ingin mengetahui kesaksian para korban saat berada di situasi malam pertandingan hingga merenggut nyawa ratusan orang.
Saat di RSSA ini, Jokowi didampingi langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Menkopolhukam Mahfud MD, Menpora, Zainudin Amali, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Malang, Sutiaji.
"Saya ingin memastikan bahwa yang dirawat di RSSA mendapatkan pelayanan yang paling baik. Santunan yang kami berikan ini tak hanya dari pemerintah pusat saja, namun juga dari provinsi dam Pemkot Malang. Semoga bisa meringankan beban dari kerabat korban," terangnya.
Jokowi juga berjanji akan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan ini.
Jokowi meminta dalam peristiwa saat tragedi di Stadion Kanjuruhan ini yang salah harus diberikan sanksi dan juga dipidana.
Sebab, kasus yang terjadi setelah laga Arema vs Persebaya ini menelan korban hingga ratusan jiwa.
Hal ini merupakan duka yang cukup kelam bagi persepakbolaan Indonesia dan dunia.
"Saya mengetahui situasi di malam pertandingan kemarin. Saya ingin tahu akar masalah penyebab tragedi ini, agar ke depan dapat solusi terbaik," ujarnya.
Untuk itu, Presiden Jokowi memberikan batas waktu secepatnya, kepada tim pencari fakta independen yang diketuai oleh Menko Polhukam, Mahfud MD untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Sudah disampaikan oleh Menkopolhukam, bahwa prosesnya satu bulan. Tapi kami minta secepatnya, karena barangnya kelihatan semua. Biar tim pencari fakta independen yang melihat," tandasnya.
Jokowi Beri Bantuan Rp 50 Juta
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memastikan santunan Rp 50 juta bagi korban tewas tragedi Arema vs Persebaya akan segera dilakukan tanpa administrasi yang berbelit.
Menurut Mahfud MD, meskipun hilangnya nyawa tidak bisa dinilai dengan uang berapapun jumlahnya, namun sebagai tanda belasungkawa, Presiden perlu memberikan santunan untuk korban jiwa.
"Ini akan segera dilaksanakan, tinggal kami cocokkan data-data administrasi dengan pemda maupun lembaga-lembaga lain. Saya ingin menyampaikan salam kembali dari bapak Presiden. Mudah-mudahan santunan bapak Presiden untuk 125 korban dapat dilihat sebagi tanda empati dan kehadiran negara. Tidak dilihat jumlahnya," kata Mahfud MD dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).
Dijelaskan Mahfud, pihaknya akan segera meminta nama dan alamat ke pemerintah daerah setempat untuk memastikan identitas 125 korban tewas.
"Mungkin tidak akan terlalu lama. Besok atau lusa dananya akan dieksekusi. Tidak akan lama, tidak akan bertele-tele," tegasnya.
Terkait korban luka yang saat ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit, Mahfud MD telah memerintahkan menteri kesehatan untuk mengcover biaya untuk perawatan dan pengobatan.
"Tinggal diurus secara administratif, negara dalam arti pemerintah pusat dan daerah akan menjamin," katanya.
Di kesempatan itu, Mahfud juga mengucapkan terimakasih untuk semua yang sudah bekerja denagn cepat dan penuh kesadaran, terutama pemerintah daerah dan pejabat-pejabat pusat yang telah melakukan langkah-langkah cepat untuk menangani tragedi Kanjuruhan.
"Sehingga pada saat ini sesudah dua hari melewati ketegangan karena kasus itu. Sekarang semua sudah teridentifikasi baik yang meninggal maupun yang harus dirawat di RS serta pembenahan secara fisik stadion Kanjuruhan," katanya,
Pemerintah juga sudah mendengar informasi bahwa Gubernur Jatim sudah menyediakan santunan uang tunai, begitu juga dengan Bank jatim dan badan amil zakat kepada semua korban.
Selain itu, bupati dan wali kota Malang juga sudah memberikan santunan antara Rp 10 hingga 15 juta. (tribunnews/tribun jatim/kompas TV)