Berita Lampung

Pandemi Covid-19 dan Belanja Online buat Seret PAD Lampung Barat

Realisasi PAD Diskoperindag Lampung Barat baru 15,40 persen atau Rp 140.961.362 dari target Rp 915.183.800.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Kondisi Pasar Liwa Lampung Barat yang merupakan target PAD terbesar dari Diskoperindag Lampung Barat dan kini konsinya masih sepi akibat pandemi Covid-19 dan perilaku belanja online. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat – Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Lampung Barat mengaku realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) saat ini baru 15,40 persen.

Diskoperindag Lampung Barat menyebut capaian 15,40 persen itu sekitar Rp 140.961.362, sedangkan target PAD tahun ini Rp 915.183.800.

Pencapaian PAD baru 15,40 persen dijelaskan Kepala Diskoperindag Lampung Barat Tri Umaryani diwakili oleh Kabid Pasar Salaffudin.

“Jadi kalo PAD sampai dengan September tahun ini kita baru terealisasi 15,40 persen,” kata Salaffudin, Senin (24/10/2022).

“Capaian 15,40 persen itu jumlahnya Rp 140.961.362, masih agak jauh dari target yaitu Rp 915.183.800,” terusnya.

Salaffudin mengatakan bahwa target realisasi PAD paling besar berada di jenis retribusi PAD pasar yang targetnya yaitu sebesar Rp 852.808.800 dan baru terealisasi Rp 103.340.400.

Baca juga: Hujan Deras Disertai Angin dan Petir, BMKG Lampung Imbau Masyarakat Waspada

Baca juga: Waspada, 5 Daerah Pesisir Lampung Terancam Banjir Rob Mulai 26 Oktober 2022

Selain itu ada jenis Lamban Kemasan dengan target realisasi Rp 12 juta dan baru terealisasi kira-kira sekitar Rp 9 juta.

Rumah Dinas target realisasi Rp 5.400.000 dan sudah terealisasi Rp 4.450.000, selanjutnya tera target realisasinya Rp 4.400.000 dan baru terealisasi Rp 2.900.000.

Kemudian jasa BLUD target realisasi Rp 35.575.000 dan sudah terealisasi Rp 12.514.000.

Terakhir non operasional target realisasi Rp 5.000.000 dan sudah terealisasi melebihi target yaitu Rp 8.757.431.

Namun Salaffudin mengatakan bahwa ada beberapa realisasi yang belum masuk ke dalam hitungan.

Hal itulah yang menyebabkan hitungan capaian PAD dari Diskoperindag Lampung Barat ini masih di angka 15,40 persen.

“Ada beberapa realisasi juga yang belum masuk hitungan, itu rata-rata jatuhnya di triwulan 4 dan dimulai Oktober ini,” kata Salaffudin.

“Jadi di bulan ini memang sudah ada beberapa yang masuk tapi pelaporan itu di November,” lanjutnya.

Salaffudin mengatakan kendala dari masih minimnya capaian PAD dari Diskoperindag Lampung Barat tahun ini dikarenakan dampak dari Covid-19 yang belum kembali normal.

Selain itu ia juga mengungkapkan minat beli masyarakat terhadap pembelian produk-produk barang selain kebutuhan pokok itu berkurang.

“Selain karena perekonomian pasca Covid, saat ini pasar di sini yang ramai dicari itu hanya kebutuhan pokok,” kata Salaffudin.

“Tapi kalau seperti kebutuhan pakaian sepatu segala macamnya itu memang ngenes bener,” tambahnya.

Baca juga: Program Santunan Kematian di Lampung Barat Dihentikan, Dissos: Keterbatasan Anggaran  

Baca juga: Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus Beri 100 Sak Semen Pembangunan Masjid Al-Ikhlas Sekincau

“Selain karna kalah sama online shop, minat para masyarakatnya juga kurang,” terusnya.

Hal tersebutlah yang menyebabkan saat ini kios-kios di Pasar Liwa banyak yang kosong.

Selain itu Salaffudin juga mengatakan bahwa pasar di Liwa Lampung Barat ini hanya ramai saat di hari selasa dan jumat.

Salaffudin berharap agar realisasi PAD Diskoperindag tahun ini bisa mencapai target realisasi yang sudah ditentukan.

Ia juga berharap agar perekonomian di Lampung Barat khususnya sektor pasar bisa kembali pulih sehingga perekonomian di Lampung Barat bisa normal kembali.

(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved