Berita Lampung
Gojek Jembatani Semua Lini, Pulihkan Ekonomi Negeri
Gojek begitu mengutamakan keamanan dan kenyamanan, termasuk di kondisi yang masih pandemi Covid-19.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Beragam diskon dan cashback yang diberikan melalui pembayaran cashless (nontunai) lewat GoPay juga dimanfaatkannya. Seiring sering digunakan semakin banyak promo yang bisa didapatkan.
"Apalagi kalau sudah liat Tokopedia, banyak sekali tawaran cashback plus bebas ongkir, bayarnya kelar pakai Gopay atau bahkan GoPayLater," kata karyawan swasta ini.
Sejahterakan Mitra
Setali tiga uang, Driver GoRide turut menuai berkah seiring costumer memanfaatkan jasa layanan Gojek. Tak hanya antar penumpang, orderan berdatangan lewat fitur GoFood hingga GoSend dan GoMed.
"Alhamdulillah ada saja orderan masuk, minta diantar ke kampus, ke tempat kerja, antar anak sekolahan, termasuk pesan makanan sampai obat-obatan," beber Yadi, pria paruh baya itu.
Tren orang saat ini menurutnya makin mager dan memilih pesan lewat online untuk sekedar minum boba atau makan ayam geprek menjadi berkah tersendiri.
Dalam sehari, terusnya, Bapak dua anak ini bisa membawa pulang kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu. "Kalau rating kita bagus, semakin moncer 'karirnya'. Saya berusaha betul menjaga performa tetap prima," sambung pria yang sudah sejak tiga tahun belakangan menjadi mitra Gojek.
Di tengah kenaikan harga BBM, diakuinya tidak terlalu berdampak signifikan karena dari pihak aplikator juga sudah melakukan penyesuaian tarif.
Namun di sisi lain, kondisi orderan memang tidak selamanya stabil, kadang ada pasang surutnya juga. "Harapannya dari pihak Gojek bisa memberikan besaran insentif yang kian membahagiakan karena situasi tidak selalu menguntungkan," tuturnya penuh harap.
Pemerhati kuliner yang juga digital talent di Lampung Agus Sani Salim atau familiar dipanggil Domin mengatakan, pertumbuhan platform Gojek memang begitu signifikan.
Tidak hanya memudahkan mobilitas orang melalui GoRide dan GoCar saja, namun turut menyokong bisnis UMKM yang terdampak Covid-19 melalui layanan GoFood-nya.
Content Creator Instagram @lampungkuliner yang turut support event Kuliner Lampung Festival (KLF) yang digagas bersama Alejenes ini menjelaskan, Gojek membantu memulihkan usaha para pelaku kuliner di Lampung.
"Kami sudah sering menjalin kerjasama dengan Gojek, teranyar event di Lampung City Mall yang menghadirkan 77 tenant pilihan yang mana 54 diantaranya adalah baru," beber kulit sawo matang itu.
Jika menilik 70 persen tenant yang baru, sambung dia, bisa menjadi tolak ukur betapa pelaku UMKM terus tumbuh di Tanoh Lado ini.
Festival yang menjadi surganya bagi para pencinta kuliner bahkan harus mengkurasi tenant dari total 700 lebih yang mendaftar.
Pelaku UMKM kebanyakan anak muda dimana lebih kreatif dan inovatif. Apa yang ada di Jakarta sudah ada di Lampung.
"Update ya soal menu kulinernya, apalagi pelakunya anak muda jadi lebih kreatif," ujar pemilik usaha Es Limau itu.
"Kalau bicara omzet di tiap KLF bisa mencapai Rp 2 miliar lebih secara total," jelas Domin.
Bahkan kerjasama yang sudah lama terjalin ini sekaligus tanpa disadari mengedukasi masyarakat membudayakan alat pembayaran nontunai alias cashless lewat GoPay.
"Sekarang orang sudah terbiasa pakai cashless, yang ditanya costumer lebih ke ada cashback apalagi atau ada potongan apalagi kalau pakai Gopay," bebernya.
Dia berharap, kerjasama dan support Gojek terhadap festival kuliner di Lampung bisa lebih intens ke depannya. Sehingga berdampak ke semua sisi.
"Kerjasama bareng Gojek dari 2018 kalau tidak salah, semoga bisa terus bergandengan dan kembali menghadirkan festival kuliner yang penuh kejutan," tandas foodies ini.
Terus Beri Manfaat
Berkontribusi secara berkelanjutan terhadap roda perekonomian Indonesia termasuk saat badai Covid-19 mengancam, Gojek diharapkan terus mampu mewujudkan asa jutaan mitra dan merchant GoFood.
Termasuk untuk situasi Lampung, Pemerhati Ekonomi Dr Pujiati melihat keberadaan aplikasi yang bisa memberi beragam solusi di era digitalisasi memang sangat berarti.
Apalagi saat awal pandemi Covid-19 melanda berdampak terhadap pembatasan mobilitas. Melalui aplikasi multifungsi salah satunya Gojek, membantu masyarakat bisa mewujudkan keinginan tanpa harus pergi ke tujuan.
"Pandemi Covid-19 nggak membatasi untuk dapat yang diinginkan," ujar Kaprodi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung ini diwawancara terpisah.
Justru lantaran dipicu oleh Covid-19 yang sempat membatasi mobilitas masyarakat, turut mendobrak penggunaan layanan digital yang semakin masif.
Bersama mitra GoFood dan driver GoRide saling menopang menggeliatkan perekonomian. Menjadi support system menghasilkan cuan di era kekinian yang serba digital.
"Saya melihatnya memang keberadaan ojol semakin mendominasi dan memudahkan costumer khususnya, termasuk saya pribadi merasakan," kata Pujiati.
Solusi digitalisasi yang ditawarkan Gojek untuk pelaku UMKM juga semakin menggairahkan mereka dengan sasaran pasar yang seolah tanpa sekat.
"Dulu belum pandemi orang kurang mengenal apa itu GoFood, tapi kini jadi wadah yang baik untuk mengembangkan usahanya," paparnya.
"Tinggal bagaimana bisa saling bersaing secara sehat untuk memberikan yang terbaik bagi costumer," sambung dia.
Ditambah lagi transaksi secara cashless tanpa disadari jadi bagian gaya hidup, seiring perkembangan layanan multifungsi itu tadi.
Meskipun tidak ditampik, masih ada masyarakat yang memilih transaksi secara tunai.
"Bagi yang belum paham memang masih ada yang pakai cash dengan transaksi face to face. Karena tetap ada kesenjangan literasi digital, nggak semua masyarakat kita literate dengan digitalisasi," sambung dia.
Menurutnya masih ada sebagian masyarakat yang butuh terus diedukasi terkait kemudahan bertransaksi secara digital.
"Tentu menjadi bagian dari tugas Gojek bersama mitra dan merchant untuk mengedukasi masyarakat terkait itu," kata dosen mengampu mata kuliah Studi Sosial Masalah Ekonomi dan Kewirausahaan itu.
Dalam hal ini, menurutnya juga perlu ada kebijakan yang relatif stabil terkait promo atau harga dari pihak aplikator. Jangan hanya karena sering pakai baru mendapatkan promo.
"Dengan kebijakan yang relatif stabil tentu akan semakin menjangkau semua kalangan," ungkapnya.
"Dari sisi merchant, agar tidak dibebani biaya tertentu ketika tokonya off sementara. Hal-hal seperti ini bisa diganti dengan kebijakan lain agar lebih menyemangati pelaku UMKM," tandasnya.
Ekosistem Digital Raksasa
Deputy Chief of Corporate Affairs Gojek Audrey Progastama Petriny sempat membeberkan, Gojek merupakan bagian dari grup GoTo, ekosistem digital terbesar di Indonesia yang menggabungkan lebih dari 2,6 juta mitra driver, 15,1 juta merchant, dan 59,3 juta pengguna bertransaksi tahunan (ATU) per 31 Desember 2021.
Menghadirkan layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology services melalui platform Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
"Ekosistem digital GoTo mencatatkan nilai transaksi bruto sebesar Rp 461,6 triliun pada 2021, berkontribusi terhadap sekitar 2 persen dari PDB Indonesia pada 2021," jelas Audrey beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut VP Corporate Affairs, Food and Groceries Gojek Rosel Lavina dalam diskusi daring juga mengatakan, angka mitra merchant Gojek terus tumbuh dari waktu ke waktu.
Gojek juga menelurkan tiga strategi dalam rangka optimalisasi usaha kuliner pelaku UMKM. Yaitu lewat pendekatan hyperlocal yang memudahkan costumer mendapatkan pilihan menu dari resto terdekat, terlaris, 24 jam, menu hemat, bahkan menu sehat hingga menu terfavorit.
Gojek juga terus mendorong inovasi untuk meningkatkan kenyamanan, termasuk memperkuat basis loyalitas pelanggan.
Lewat tagline Kami Membangun Layanan untuk Membantumu Melewati Halangan, muaranya Gojek telah berhasil menjembatani semua lini membentuk jaringan saling diuntungkan dalam pulihkan ekonomi negeri, termasuk di Lampung.
Branch Manager Gojek Lampung Muhammad Kurnia Adiputra menambahkan, bahkan bisnis Gojek di Lampung terus tumbuh signifikan dengan jumlah merchant yang sudah tembus 2 ribu lebih.
"Merchant tumbuh signifikan, yang dulunya sepi akibat pandemi Covid-19 kini mulai ramai lagi, ditambah yang baru-baru," beber Adi.
Gojek terus berusaha berkontribusi terhadap perekonomian para mitra termasuk dalam hal ini pelaku UMKM yang tentunya secara tak langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Bahkan menggeliatnya pelaku UMKM dan masifnya penggunaan layanan Gojek, membuat pihaknya melakukan penambahan mitra baik itu roda empat dan roda dua.
Tak hanya sebatas rekrutmen, pihaknya juga menjamin sisi keamanan dan kenyamanan yang tentunya terus ditingkatkan.
"Fokusnya Gojek yang pertama adalah terkait reliability, savety and hygiene. Bagaimana costumer percaya dan terlindungi dengan Gojek," kata Adi.
Pihaknya juga melakukan training berkelanjutan kepada seluruh driver melalui kopi darat (kopdar) terkait yang menjadi fokus tersebut.
"Kita juga mengedukasi costumer ketika ada problem bahkan barang tertinggal, selagi ada tracknya kita bisa lacak," jelas dia.
Pun semisal ada kasus atau perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan driver, aplikasi Gojek bahkan telah memfasilitasi penanganan cepat melalui layanan keamanan dan keadaan darurat.
Untuk kepedulian terhadap mitra driver sendiri, terusnya, pihaknya punya program khusus seperti Jumat Berkah dan warung swadaya di lokasi kantor Gojek Lampung (harga kebutuhan pokok lebih murah dari pasaran).
"Kita akan terus melakukan awareness kepada BPJS Ketenagakerjaan, 50 persen tenaga driver kita bahkan sudah tercover BPJS Ketenagakerjaan," paparnya.
Gojek Lampung berharap antusias dan semangat para mitra dan merchant bisa terus terjaga. Gojek sendiri bisa terus membantu memajukan semua mitra yang muaranya semakin membaiknya perekonomian negeri meskipun Covid-19 belum benar-benar pergi.
( Tribunlampung.co.id / Sulis Setia Markhamah )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Kuliner-Lampung-Festival-2022-di-Lampung-City-Mall-beberapa-waktu-lalu.jpg)