Berita Lampung
Dikeluarkan dari Sekolah, Siswi MAN I Pesisir Barat Lampung Pilih Kerja di Rumah Makan
Mantan siswi MAN I Krui Pesisir Barat berinisial JR ini dikeluarkan dari sekolah bersama dengan 12 murid lainnya.
Apa lagi buntut dari kebijakan MAN I Krui, seorang siswi kabur dari rumah dan kini dilaporkan hilang oleh keluarganya ke polisi. Kemenag Pesisir Barat kini mengambil sikap.
Kasi Pendidikan Islam Ahmad Khotob yang mendampingi Kepala Kantor Kemenag Pesisir Barat Helmi mengatakan, pihaknya mengagendakan rapat untuk mencari solusi persoalan di MAN I Krui.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah (Kepsek) MAN I Pesisir Barat Hifzon Kurnia sempat membongkar alasan 13 siswa-siswi tersebut dikeluarkan dari sekolah.
Ditambahkan, Kasi Pendidikan Islam Kemenag Pesisir Barat Ahmad Khotob, pihaknya akan melibatkan MAN1 Krui, Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan, serta Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak (Fasnas SRA).
"Rencananya Sabtu besok (12/11/2022) akan diagendakan rapat bersama di MAN I, untuk membahas persoalan yang terjadi," jelas Ahmad Khotob, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Mantan Siswi MAN I Pesisir Barat Dilaporkan Hilang setelah Dikeluarkan dari Sekolah
Baca juga: Wanita Berdaster Bikin Resah Pelaku Usaha di Bandar Lampung, Tipu RM dan Salon
Kemenag Pesisir Barat sudah berkoordinasi dengan Plt Kepala MAN1 Krui terkait permasalahan tersebut.
Selain itu, kata dia, pihaknya akan memanggil Plt. Kepala MAN 1 untuk membahas persoalan yang terjadi.
" Terlebih dari kejadian itu ada satu siswi yang kabur dari rumah,”ungkapnya.
Dikatakan Ahmad Khotob, permasalahan ini harus menjadi perhatian bersama agar kedepan tidak terulang kembali kejadian yang serupa.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dan Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak (Fasnas SRA).
"Kita berharap ada solusi mengenai siswa yang dikeluarkan dari sekolah tersebut," katanya.
Selain mencari solusi rapat itu juga bertujuan untuk sharing terkait dengan sekolah ramah anak (SRA).
Sehingga SRA itu benar-benar dapat dipahami bersama oleh semua pihak baik oleh guru dan orang tua.
Khotob mengatakan, pihaknya siap untuk memfasilitasi agar siswa di MAN1 Krui yang telah dikeluarkan itu agar bisa kembali masuk ke sekolah.
Mengingat hasil pengecekan data di sistem, belasan siswa yang dikeluarkan itu sementara ini statusnya masih non aktif.