Berita Lampung

Aksi Heroik Satgas Konflik Gajah di Lampung Barat, 5 Tahun Halau Gajah Liar tanpa Sepeser Uang

Selama ini Satgas Konflik Gajah Lampung Barat tidak henti-hentinya melakukan upaya penghalauan untuk menjamin keamanan masyarakat dan melindungi gajah

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Dok Satgas Konflik Gajah Lampung Barat
Satgas Konflik Gajah di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh sedang melakukan penggiringan dan blokade gajah agar tidak masuk ke perkampungan, konflik gajah dan manusia sudah berlangsung lima tahun terakhir. 

“Gajah-gajah ini memang kerap ke pemukiman dan perkebunan warga pada malam hari, memang mereka aktifnya sore hingga malam,” kata Sugeng.

“Namun tidak menutup kemungkinan mereka juga bisa turun ke pemukiman warga dari siang dan sore hari,” lanjutnya.

Dalam melakukan penghalauan agar tidak masuk ke pemukiman, biasanya para satgas melakukan penggiringan dan blokade gajah.

Saat penggiringan dan blokade, para satgas pun hanya menggunakan alat seadanya untuk membuat mundur gajah kembali ke hutan rimba yaitu kawasan TNBBS.

Biasanya para satgas menggunakan alat-alat yang menghasilkan suara keras agar gajah bisa lari dan mundur.

“Jika ada petasan ya kita pakai, jika ada cangkul ya kita pakai untuk menghasilkan suara yang nyaring sehingga gajah bisa pergi,” ucap Sugeng.

“Karena yang diketahui gajah-gajah ini biasanya akan lari jika mendengar suara-suara yang keras dan nyaring, kadang kita juga pakai suara-suara nyaring dari mulut,” terusnya.

Situasi mendebarkan pun terjadi saat tim Tribunlampung.co.id bersama satgas mencoba untuk mendekati perkebunan tempat lokasi gajah mencari makan tersebut.

Aksi saling giring antara kami dan gajah pun tidak terelakkan, sewaktu-waktu kami yang menggiring gajah, namun kadang berbalik gajah yang malah menggiring kami.

Bahkan, Sugeng yang merupakan Pembina Satgas ini pun hampir ditumbur oleh kawanan gajah yang tiba-tiba muncul dari semak belukar.

“Sewaktu saya menyisir lokasi tiba-tiba ada gajah yang menyeberang dan muncul dari belukar, kira-kira jaraknya sekitar 5 meter dari saya,” ucap Sugeng.

“Jika sial pastinya saya akan ditumbur oleh kawanan gajah tersebut,” terusnya.

Singkat cerita, penggiringan dan blokade gajah yang kami lakukan belum berhasil hingga pukul 00.27 WIB.

Setelah dipastikan sedikit aman dikarenakan lokasi gajah yang sudah berada jauh kira-kira 100 meter, akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di pemukiman warga yang berada dekat dengan lokasi.

Kami istirahat dengan perasaan was-was, karena walaupun posisi gajah sedikit jauh namun lokasi gajah tersebut masih berada di perkebunan warga.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved