Memilih Damai

Cendekiawan Aceh: Erick Thohir Sosok Alternatif dari Luar Jawa, Layak Didorong Maju Pilpres

Fachry Ali mengatakan, Erick Thohir bisa menjadi jembatan bagi generasi milenial dan non milenial. 

Tribunnews/Herudin
Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN disebut sebagai Tokoh asal Sumatera yang layak didorong maju Pilpres 2024. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Cendekiawan muslim asal Aceh, Fachry Ali mengatakan bahwa Erick Thohir bisa menjadi salah satu Tokoh dari luar Jawa yang bisa didorong maju Pilpres 2024.

Fachry Ali menilai, Erick Thohir memiliki kemampuan teknikal dan profesional yang bisa dimajukan sebagai Tokoh alternatif dari Sumatera di kancah Pilpres 2024.

"Kemampuan dia (Erick Thohir) didasarkan pada teknikal dan profesional. Inilah basis dia sedikit bombastis, inilah basis politik ekonominya. Jadi dia diakui sebagai orang bukan massa, tapi kemampuan profesional dan ditunjukkan di nasional," kata Fachry Ali dalam Talkshow Series "Memilih, Damai" dengan tema Membaca Suara dari Daerah: Sumatera, pada Senin (21/11/2022).

Selain itu, Fachry Ali mengatakan, Erick Thohir bisa menjadi jembatan bagi generasi milenial dan non milenial

"Dalam basis konteks demografi (Erick Thohir) adalah jembatan antara generasi non milenial dengan milenial," imbuhnya.

Baca juga: Akademisi Sebut Presiden Indonesia Tak Harus dari Jawa: Tapi Realitasnya Begitu

Baca juga: Tokoh Asal Sumatera Harus Maju Pilpres 2024, Cendekiawan Aceh: Periode Baru Sedang Bangkit

Sebelumnya, Fachry mengungkapkan bahwa Tokoh asal Sumatera harus muncul ke permukaan dan ikut serta dalam ajang pesta demokrasi Pilpres 2024.

Tokoh asal Sumatera harus didorong maju ke kancah politik nasional bukan karena populasi, melainkan karena prestasinya.

Menurut Fachry Ali, dua tokoh asal Sumatera yang saat ini menonjol di kancah nasional adalah Surya Paloh dan Erick Thohir.

"Kalau di Sumatera ada dua tokoh yang kita lihat, yang satu sudah senior sekali yaitu Surya Paloh. Ia adalah orang luar Jawa yang mendirikan partai nasional tapi bukan calon presiden dan kedua Erick Thohir (Menteri BUMN)," paparnya.

Surya Paloh sendiri menurutnya adalah tokoh hebat yang berani memimpin tanpa memandang etnis. Sedangkan Erick Thohir dinilai bisa menjadi pemimpin nasional ke depan, entah sebagai presiden atau wakil presiden.

"Dalam basis konteks demografi (Erick Thohir) adalah jembatan antara generasi non milenial dengan milenial, Saya pernah membuat tulisan pengantar buku tentang dia, di dalam itu dia adalah jembatan bukan reproduksi dari Orde Baru, karena ia lahir ketika Orde Baru itu mulai mengkonsentrasikan kekuatan materialnya di tangan keluarga.

"Sedangkan kemampuan dia (Erick Thohir) didasarkan pada teknikal dan profesional. Inilah basis dia sedikit bombastis, inilah basis politik ekonominya. Jadi dia diakui sebagai orang bukan massa, tapi kemampuan profesional dan ditunjukkan di nasional," pujinya.

Fachry Ali menilai, politik identitas Jawa-non Jawa tidak ada sejak masa revolusi.

"Dikotomi Jawa dan luar Jawa seperti yang ditulis oleh Umar Kayam di Tempo pada tahun 1980-an, tembok-tembok di daerah Yogyakarta itu tertulis slogan Soekarno-Hatta, maksudnya itu (Soekarno) sukar tanpa Hatta. Itu di Yogyakarta," kata Fachry.

Namun, dia mengakui bahwa pertarungan politik sejak dahulu memang sering terjadi pembelahan antara partai Jawa dan non-Jawa.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved