Berita Lampung
Kehilangan Uang Tabungan Rp 137 Juta, Seorang Kepsek SD di Lampung Timur Laporkan 2 Orang
Sri Muslimah selaku Kepala SDN 4 Ratnadaya, Kecamatan Raman Utara laporkan dua orang di tempatnya bertugas karena diduga curi uang tabungan.
Tribunlampung.co.id, Lampung Timur - Sri Muslimah, Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Ratnadaya, Kecamatan Raman Utara Lampung Timur laporkan dua pelaku pencurian uang tabungannya.
Dalam laporan ke Polres Lampung Timur, Sri Muslimah selaku Kepala SDN 4 Ratnadaya, Kecamatan Raman Utara mengaku kehilangan uang di tabungan dengan total Rp 137 juta.
Lantas dari informasi yang didapat Sri Muslimah selaku Kepala SDN 4 Ratnadaya, Kecamatan Raman Utara, pelakunya ada dua orang.
Dua pelaku yang dilaporkan tersebut berinisial SR dan EN.
Sri Muslimah mengetahui perbuatan keduanya setelah hendak mengecek uang di bank.
"Mulai pertama kali ketahuannya itu, beberapa hari lalu, saya kan mau liburan sebentar lagi, nah rencana nanti mau daftar umroh, terus langsung saya ke BRI," ungkap Sri Muslimah didampingi kuasa hukumnya, Dikki Kurnia Azis, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Diduga Curi Uang Kepala Sekolah, 2 Wanita di Lampung Timur Dilaporkan ke Polisi
Baca juga: Tebar Jaring Bukan Beroleh Ikan, Warga Lampung Timur Syok Dapat Sosok Wanita
Setelah ke bank tersebut, Sri Muslimah meminta dicetak rekening koran dari tabungan miliknya.
"Ternyata saat ke BRI, itu kan ngeprint dulu rekening koranya, lalu ditanya pihak bank, kalau saya udah pernah ngambil uang," paparnya.
"Saya bantah itu, karena kalau saya ngambil pasti ngambil itu ya lewat BRI sini saya bilang," sambungnya.
Kemudian, ia mengetahui jika pernah ada riwayat penarikan di BRI Link di Kecamatan Batanghari Nuban.
"Terus orang BRI-nya bilang, ini di BRI Link ngambilnya, di BRI Link Kedaton, Kecamatan Batanghari Nuban, padahal aku belum pernah ke BRI Link Kedaton," lanjutnya.
Kemudian, saat Sri Muslimah hendak pulang, ia diantar pegawai bank tersebut ke BRI Link tempat ditariknya uang miliknya.
"Nah terus waktu itu saya pulang, terus dijemput sama pegawai BRI, ke BRI Link Kedaton untuk mengetahui siapa yang mengambil uang itu," paparnya.
Setelah diajak ke BRI Link itu, ia menanyakan terkait penarikan yang dilakukan di tempat tersebut.
"Akhirnya diajak, terus ibu itu ditanya sama petugas BRI Link-nya, terkait waktu itu ada yang ngambil uang banyak," ucapnya.
"Ternyata, tadinya orang itu mintanya ngambil Rp 75 juta, cuma karena ga bisa, akhirnya hanya bisa menarik Rp 50 juta," sebutnya.
"Setelah saya tunjukkan foto, ternyata pegawai BRI Link itu membenarkan jika yang mengambil itu adalah orang yang di foto tersebut," lanjutnya.
Setelah di cek rekening koran tersebut, ternyata penarikan sudah dilakukan sebanyak 9 kali.
Sri miliki dua rekening yakni rekening untuk tabungan dan rekening untuk terima dana sertifikasi guru.
"Ternyata udah 9 kali, tapi dua buku rekening, yang satu rekening BRI, terus yang satu rekening sertifikasi saya, jadi dua-duanya itu diambil semua," tambah Sri.
Kendati demikian, Sri masih belum mendapatkan pengakuan dari terduga pelaku yang dilaporkannya tersebut.
"Kalau untuk pengakuan mereka berdua, saya belum ngobrol, kenapa kok bisa ngambil ATM saya di mereka, tapi ada kemungkinan mereka mengambil di dompet yang di dalam tas saya secara diam-diam," tutur Sri.
"Pelaku ini diperkirakan dua orang dan dua-duanya itu kerja di sini," tambahnya.
Akibat kejadian itu, Sri mengalami kerugian sebesar Rp 137 juta.
"Kita sudah membuat laporan terkait dengan kasus ini, kepolres sudah, ke polsek sudah," katanya.
Ia berharap agar kasus ini dapat diproses secara hukum yang berlaku.
Baca juga: Empat Napi Rutan Sukadana Lampung Timur Bakal Terima Remisi Natal 2022
Baca juga: Polres Lampung Timur Ringkus Pemotor yang Kedapatan Simpan Narkoba Dalam Helm
"Iya harapan saya yang pertama, itu uang harus kembali, yang kedua itu harus dia itu ditahan sesuai dengan undang-undang, terus yang ketiga dipecat saja dua-duanya," pungkasnya.
Sementara, kuasa hukumnya, Dikki Kurnia Azis mengungkapkan, pihaknya berharap agar kasus tersebut dapat diproses lebih lanjut.
"Selaku kuasa hukum bagaimana harapan kami selaku kuasa hukum diproses sesuai aturan karena pihak kami sudah dirugikan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, hal ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat, agar tidak melakukan hal serupa.
Saat dikonfirmasi, Kepala Polsek Raman Utara, Iptu Sunaryo membenarkan soal laporan tersebut.
"Benar kejadian ini, tapi ini dilaporkan ke Mapolres Lampung Timur, nanti akan dilakukan gelar di Mapolres Lampung Timur," ucapnya.
(Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi)