Berita Lampung

DPRD Minta Pemkot Metro Lampung Perhatikan Warga Sekitar TPAS Karangrejo

DPRD Metro, Lampung meminta Pemkot Metro beri perhatian pembangunan ke daerah sekitar TPAS Karangrejo dari mulai kondisi jalan, drainase, kesehatan.

Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary
Kondisi TPAS Karangrejo Metro, Lampung. DPRD minta Pemkot Metro Lampung beri perhatikan pembangunan di daerah sekitar TPAS Karangrejo mulai dari kondisi jalan, drainase, penerangan, kesehatan. 

Tribunlampung.co.id, Metro - DPRD Metro, Lampung meminta Pemerintah Kota Metro tidak abai dengan kondisi warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, Metro Utara.

Permintaan yang diungkapkan DPRD Metro, Lampung tersebut karenakan warga di sekitar TPAS Karangrejo mengaku jarang tersentuh pembangunan dari Pemkot Metro.

Ketua Komisi I DPRD Metro, Didik Isnanto saat reses menerima keluhan masyarakat terkait kondisi sosial dan warga sekitar TPAS Karangrejo, Metro Utara.

Warga mengaku keberadaan TPAS yang tidak memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.

Didik mengatakan, bahkan sejumlah pamong RW menyebut lingkungannya di sekitar TPAS Karangrejo itu tidak layak disebut daerah perkotaan.

Hal tersebut disebabkan kondisi infrastruktur yang buruk dan fasilitas penerangan jalan umum (PJU) yang minim.

Baca juga: DPRD Metro Lampung Minta Pengelolaan Sampah di TPAS Karangrejo Pakai Sanitary Landfill

“Ya itu. Tadi Ketua RW 8 dan RW 11 itu sempat bilang juga, bahwa lingkungan sekitar TPAS ini nggak layak disebut lingkungan kota. Dia merasa tidak layak karena lingkungan dia tidak ada drainase, jalanan juga kondisinya rusak, terus kalau malam juga gelap gulita," ujarnya pada Jumat (17/2/2023)

Didik juga bakal meminta Pemkot Metro untuk segera mencari solusi persoalan yang dihadapi masyarakat khususnya soal drainase.

Mengingat usia TPAS Karangrejo yang telah beroperasi selama 37 tahun.

“Ketua RW bilang juga tadi, dari 12.000 meter jalan yang ada, belum ada saluran drainase. Itu kan sudah lama sekali. Nah, ke mana kita selama ini, ke mana pemerintah," tukasnya.

"Masa iya, satu RW nggak ada drainase. Itu yang kita harus desak, karena konsep pembangunan itu harusnya yang merata,” cetusnya.

Sehingga, dirinya meminta Wali Kota Metro untuk menepati janji politik yang telah ditetapkannya.

“Segala keluhan yang dikatakan sama warga masyarakat tadi, itu kan tertuang juga dalam janji politik Wali Kota Metro dan itu harus ditepati dong," kata dia.

"Kita garis bawahi itu, pembangunan jangan hanya dilakukan di luar saja, tapi bagian dalam juga harus diperbaiki, dibangun. Mereka di sekitar TPAS ini kan warga Metro juga,” jelasnya.

Pemerintah diharapkan dapat memaksimalkan peluang ekonomi sirkular, dengan memanfaatkan pengelolaan sampah plastik untuk diubah menjadi produk UMKM berbasis industri rumahan.

Selain itu, ia juga mendesak agar wilayah Metro Utara masuk skala prioritas, karena dianggap jarang tersentuh pembangunan.

“Maka, di sini kita mendesak Pemkot Metro untuk lebih memperhatikan, serius memperhatikan pemerataan pembangunan. Memperbaiki infrastruktur itu ya harus punya komitmen,” pungkasnya.

Sebelumnya, warga yang bertempat tinggal di sekitaran TPAS Karangrejo, Metro, Lampung terdampak penyakit paru-paru yang diakibatkan dari polusi udara dari sampah di lokasi tersebut.

Warga sekitar TPAS Karangrejo Metro, Lampung yang terdampak penyakit paru-paru tersebut menjangkit mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

Ketua RW 09, Kelurahan Karangrejo, Widodo mengatakan, masyarakat banyak yang mengeluhkan dari adanya polusi udara akibat dari TPAS Karangrejo Metro, Lampung tersebut.

"Keluhan masyarakat terkait TPAS itu pastinya dampak dari bau, polusi udara dari mobil sampah yang lewat, dan polisi air dari TPAS," ujarnya saat ditemui Tribun Lampung.

"Warga juga ada yang terkena penyakit paru-paru, karena memang berdekatan dengan TPAS tempat tinggalnya," imbuhnya.

Ia mengatakan, warga yang terdampak penyakit paru-paru tersebut merupakan warga yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi TPAS Karangrejo.

"Berhubung tidak ada tempat tinggal, jadi mereka yang tinggal di dekat TPAS itu terkena penyakit paru-paru," kata dia.

"Banyak juga anak-anak kecil yang kena flek paru-paru," tambahnya.

Tidak hanya penyakit paru-paru, lanjut Widodo, penyakit lain pun muncul yang diduga diakibatkan dari adanya TPAS Karangrejo yang sudah kelebihan kapasitas tersebut.

"Dulu pas musim hujan itu rentan terkena DBD dan banyak warga masyarakat yang terdampak, rata-rata anak-anak," bebernya.

"Terindikasi terkena DBD tersebut karena masyarakat yang terjangkit itu yang berada di sekitaran TPAS," lanjutnya.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved