Berita Terkini Nasional

Sosok Guru yang Membuat Menteri Sosial Tri Rismaharini Sujud di Kakinya

Sontak peristwa Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki seorang guru di Bandung Jawa Barat bikin heboh publik.

TribunJabar/Nazmi Abdurrahman
Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki seorang guru di Bandung, Jawa Barat saat beredebat soal hibah dan perbaikan bangunan Sekolah Luar Biasa ( SLB ) A Padjadjaran di Balai Wiyata Guna, Bandung, Selasa (21/2/2023). 

Salah seorang guru SLB, Tri menambahkan, saat ini terdapat 17 kelas untuk seluruh jenjang mulai dari SD hingga SMA dan tidak memiliki ruang pertemuan atau ruang olahraga.

"Ruang pertemuan, olahraga gak punya," katanya.

Risma mengaku, saat itu sempat disetujui terkait hibah untuk kepentingan pendidikan. Namun, kata dia, selain pendidikan ternyata anak-anak penyandang disabilitas di Balai Wiyata Guna juga memerlukan pekerjaan.

"Jadi, awalnya hibah saya setuju karena ini untuk pendidikan, tetapi anak-anak disabilitas di sini butuh pekerjaan. Akhirnya kami buatkan kafe untuk mereka dilatih barista," ujar Risma.

Menurutnya, Balai Wiyata Guna memiliki banyak fungsi untuk menunjang kebutuhan anak-anak penyandang disabilitas. Ketika dihibahkan, Risma khawatir dapat menutup kegiatan usaha anak-anak.

"Makanya kalau itu saya hibahkan anak-anak untuk usaha akan tutup, makanya biar saja mereka gabung. Ini sekolah akan kami perbaiki. Sudah sekarang saya perintahkan perbaikan dan penambahan ruang kelas," katanya. 

Kronologi Menteri Risma Sujud di Kaki Guru

Menteri Sosial Tri Rismaharini rela sujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, saat berdebat soal hibah dan perbaikan bangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) A Padjadjaran, di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023).

Momen itu bermula saat Risma melakukan kunjungan kerja ke Balai Wyata Guna, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.

Sebelum memasuki aula acara penyerahan bantuan, Risma sempat mampir ke Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra, sambil melihat-lihat tanaman yang dibudidayakan oleh para difabel.

Saat berbincang dengan sejumlah penyandang disabilitas, guru perwakilan SLB A Padjadjaran kemudian menagih janji Risma terkait hibah lahan milik Kementerian Sosial yang saat ini digunakan sebagai sekolah untuk siswa tuna netra.

Risma mengatakan, rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.

"Mau diperbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma.

Tawaran Risma itu ditolak beberapa guru dan staf penyandang disabilitas, mereka tetap menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.

Tri, salah satu guru tuna netra menegaskan kepada Risma bahwa permintaan hibah itu bukan untuk kepentingan pribadinya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved