Berita Terkini Nasional

Siswa SMA di Kupang Masuk Jam 5 Pagi Viral, DPR RI Minta PNS Masuk Subuh

Kebijakan siswa SMA di Kupang, NTT masuk pukul 5 pagi beberapa waktu lalu viral di media sosial, DPR RI geram.

|
Editor: Indra Simanjuntak
Instagram @smansixkupang
Viral SMAN 6 Kota Kupang terapkan kebijakan Gubernur NTT, siswa masuk sekolah jam 5 pagi. 

Tribunlampung.co.id, Kupang – Kebijakan siswa SMA di Kupang, NTT masuk pukul 5 pagi beberapa waktu lalu viral di media sosial, DPR RI geram.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian, memberikan kritikan pedas atas kebijakan siswa SMA di Kupang, NTT masuk pukul 5 pagi yang viral tersebut.

Rupanya kebijakan siswa SMA di Kupang masuk jam 5 pagi yang viral itu dari Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat.

Kebijakan tersebut, viral di berbagai media sosial lantaran banyak warganet mempertanyakan keefektifan dari kebijakan itu.

Adapun kebijakan masuk jam 5 pagi ini diharapkan mampu meningkatkan etos kerja dan etos belajar.

Baca juga: Dua Siswa MTsN 2 Pesawaran Lampung Raih Juara Lomba Robotik di Malaysia

Selain itu, banyak beredar di media sosial para siswa di SMAN 6 Kota Kupang datang ke sekolah saat langit masih dalam keadaan gelap.

Mengenai kebijakan tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian, memberikan kritikan.

Menurutnya, jika kebijakan tersebut untuk meningkatkan etos kerja, ia kemudian menantang para pegawai pemprov melaksanakannya terlebih dahulu.

"Kalau mau meningkatkan kerja dengan ngantor subuh-subuh, silakan dipraktikkan dulu di kantor pemprov," kata Hetifah, dikutip dari kanal YouTube Tribunnews.com, Rabu (1/3/2023).

Kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi itu, dinilai dapat berdampak bagi kesehatan siswa.

Menuru Hetifah, secara otomatis siswa akan kurang tidur lantaran masuk sekolah terlalu pagi.

Bahkan, ia juga menyebut masuk sekolah terlalu pagi juga disebut kualitas belajar siswa menurun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menilai kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT yang mewajibkan SMA/SMK masuk sekolah pukul 05.00 WITA merampas hak siswa dan siswi.

Menurutnya, pukul 05.00 merupakan waktu siswa untuk berkumpul bersama keluarga sebelum melakukan berbagai aktivitas.

"Hak mereka untuk menikmati waktu bersama keluarga, bercanda dengan keluarga, berdiskusi dengan ayah bundanya, dan sarapan bersama keluarga," ujarnya.

Terkait alasan efektivitas, dia menegaskan harus melihat undang-undang (UU) sistem pendidikan yang menyebut tanggungjawab pendidikan ada di tiga titik.

"Sekolah, lingkungan, dan orangtua. Ketiganya memiliki peran yang sama,"

"Maka efektifitas belajar itu ditilik dari 3 titik tersebut," ucap Agustina.

Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira juga mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT yang menerapkan jam masuk sekolah pukul 05.00 Wita bagi siswa dan siswi SMA-SMK.

Menurut dia, kebijakan itu tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk diterapkan.

"Jangan jadikan siswa-siswi kita menjadi 'kelinci percobaan'," kata Andreas kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).

Politisi PDI-P ini mengaku tengah berada di daerah pemilihan (Dapil) nya yaitu Flores, NTT.

Berdasarkan pantauannya, kebijakan tersebut justru mendapatkan banyak penolakan.

"Saya lagi di Dapil, di Flores. Di daerah ramai penolakan dari sekolah, para guru dan orangtua siswa terhadap kebijakan ini," tegasnya.

Oleh karena itu, Andreas meminta Dinas Pendidikan Provinsi NTT mengkaji ulang kebijakan jam masuk siswa SMA-SMK tersebut.

Dia juga meminta agar Pemprov NTT tidak membuat kebijakan yang hanya berdasarkan selera sendiri, tanpa menyertakan partisipasi publik.

"Jangan suatu kebijakan dibuat hanya atas dasar feeling dan selera pembuat kebijakan," ujar dia.

Diberitakan, Pemprov NTT menerapkan jam masuk sekolah lebih awal, khususnya bagi SMA dan SMK di wilayah Kota Kupang.

Para siswa SMA/SMK itu diminta masuk sekolah pada pukul 05.00 Wita. Instruksi tersebut diberikan kepada pihak SMA/SMK di wilayah Kota Kupang, NTT.

Dalam video yang beredar di media sosial, Gubernur NTT Viktor Laiskodat didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi meminta para siswa agar membiasakan diri bangun pukul 04.00 Wita.

Dengan masuk sekolah pukul 05.00 Wita, Viktor mengatakan, para murid SMA/SMK bisa tidur pukul 22.00 Wita, lalu bisa bangun pagi pukul 04.00 Wita.

Selanjutnya mandi selama setengah jam dan berangkat ke sekolah untuk memulai pelajaran pukul 05.00 Wita.

"Ini khusus SMA kalau SMP tidak," kata Viktor di hadapan para Kepala Sekolah SMA dan SMK se Kota Kupang, dilansir dari Kompas.com.

Menurut Viktor dalam video tersebut, instruksi tersebut untuk membangun etos kerja dan agar tidak ada tambahan rombongan belajar.

"Perubahan itu memang sakit. Tapi harus dimulai, sehingga tidak ada yang persoalkan rombongan belajar terbatas," kata Viktor lagi.

Pendapat ahli tidur

Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring dan Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran Andreas Prasadja menilai, keharusan masuk sekolah pukul 05.00 pada pelajar justru bisa mengakibatkan penurunan kualitas siswa.

Pasalnya menurut dia, masuk sekolah pada pukul 05.00 bisa mengakibatkan anak menjadi kurang tidur.

Padahal, kecukupan tidur akan menjamin kualitas manusia baik dari sisi kesehatan, kecerdasan, daya ingat dan kreativitasnya. "Kualitas otak manusia, kualitas manusia, dibangun saat tidur," kata Andreas dalam keterangan video di akun TikTok pribadinya @drprasadja.

Ia menjelaskan, dengan mengurangi tidur juga berisiko menurunkan daya tahan tubuh, munculnya risiko berbagai penyakit jantung, pembuluh darah, risiko kanker serta menurunkan performa siswa.

"Jam masuk sekolah di Indonesia sekarang yang jam 7 (pagi) saja sudah salah," kata Andreas.

Di beberapa negara maju, rata-rata jam masuk sekolah justru dimundurkan pada pukul 08.30 hingga 09.00 dengan alasan untuk meningkatkan kualitas kesehatan para remaja.

"Perlu diketahui, usia remaja dan dewasa muda itu masih memiliki kebutuhan tidur 8,5 hingga 9 seperempat jam," ujarnya.

Durasi atau kebutuhan waktu tidur Menurutnya, secara biologis jam tidur remaja dan dewasa muda adalah pada pukul 23.00 ke atas, dengan waktu bangun seharusnya siang.

Sehingga sebenarnya menurut dia, otak baru aktif sekitar pukul 09.30 hingga 10.00.

Oleh karena itu, menurutnya pelajaran sekolah akan terasa lebih menyenangkan untuk siswa ketika memasuki sekitar pukul 09.30 karena otaknya sudah terbangun.

Ia menambahkan, penelitian dari Susan Kirchedon yang merupakan peneliti kesehatan tidur remaja muda dan dewasa mengungkapkan, sekolah yang memundurkan jam sekolah menjadi jam 08.30- 09.00 menunjukkan adanya sejumlah benefit yang didapatkan.

Yakni prestasi akademik meningkat, angka terlambat yang menurun, angka absen karena sakit menurun.

Sedangkan angka kenakalan remaja yang sebenarnya di luar perkiraan peneliti, juga menurun hampir 0.

Ia menyarankan jika ingin meningkatkan produktivitas dan kesehatan siswa maka sebaiknya diperhatikan terkait kebutuhan jam tidurnya.

"Pandangan kurang tidur atau insomnia, pendek jam tidur berarti lebih produktif, lebih macho, itu kuno. Dengan memperhatikan jam tidur, justru langkah cerdas meningkatkan produktivitas dan kesehatan," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan kompas.com

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved