UMKM Lampung
Sempat Eksis di Dunia Perbankan, Pria di Lampung Barat Sukses Jadi Pengusaha Kopi
Lulus dari jenjang pendidikan dan menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintahan maupun perusahaan besar
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Lulus dari jenjang pendidikan dan menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintahan maupun perusahaan besar kini menjadi salah satu tujuan yang harus dicapai oleh anak-anak muda jaman sekarang.
Kebanyakan anak-anak muda yang khususnya berada di generasi milenial beranggapan, menjadi pegawai kantoran dan mempunyai gaji tetap merupakan hal yang patut dibanggakan.
Kendati demikian, tercapainya tujuan menjadi pegawai kantoran dan mempunyai gaji yang lumayan itu tidak membuat salah satu putra daerah asal Lampung Barat yang bernama Fahrudin cepat puas.
Diketahui, dirinya rela melepas jabatannya sebagai Manager SDM di suatu perusahaan perbankan yang cukup terkenal di Indonesia demi membangun usaha kopi miliknya sendiri.
Baca juga: Promo Bundling Cuan Kulea Coffee and Space, Rice Bowl dan Kopi Susu Cuma Rp 35 Ribu
Fahru, itulah sapaan akrab pemuda pemilik usaha produksi kopi bubuk bernama Sekolam Kopi yang berada di Pekon Tugu Ratu, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Lampung.
Fahru mengaku, dirinya mulai meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai kantoran dan beralih menjadi pengusaha kopi di Lampung Barat pada tahun 2021.
“Jadi awal mulanya saya ini merupakan mantan pegawai perbankan, resign itu sejak 1,5 tahun yang lalu,” ujar Fahru saat ditemui di tempat produksi kopi miliknya, Sabtu (18/3/2023).
“Sebelum resign memang perlahan sudah ada ketertarikan dan punya tekad untuk membangun brand kopi sendiri di tempat kelahiran saya ini,” sambungnya.
Fahru mengatakan, langkahnya yang cukup berani untuk meninggalkan dunia perkantoran itu berdasarkan dari tekad yang kuat untuk menjadi seorang pengusaha.
Dirinya juga ingin mengubah pemikiran anak-anak muda jaman sekarang bahwasannya menjadi pengusaha merupakan langkah yang baik jika ingin menggali keuntungan yang lebih dibanding pegawai kantoran.
“Alasannya itu berdasarkan tekad yang kuat, saya pengen merubah mindset anak-anak muda kalau enterpreneur juga memiliki keuntungan yang lumayan dan bisa dimulai kapan saja,” kata Fahru.
“Kita sebagai anak muda harus berani mengambil keputusan, semua orang bisa memulai bisnisnya asalkan berani dan mau berusaha,” terusnya.
Brand Sekolam Kopi yang sudah Ia rintis ini merupakan gagasan berani dan suatu inovasi baru yang ada di dunia perkopian Kecamatan Suoh, Lampung Barat.
Bermodalkan pelatihan yang selalu diikuti serta belajar dengan pengusaha-pengusaha kopi senior di Lampung Barat, Dirinya memberanikan diri untuk membuka produksi kopi ala rumahan ini pada tahun 2021.
Siapa sangka, setelah menjalani usahanya selama 1,5 tahun, Fahru bisa mendapatkan keuntungan yang dirasa lebih besar dibanding saat Dirinya menjadi pegawai kantoran.
“Alhamdulillah setelah buka selama satu setengah tahun ini, sudah mulai kelihatan hasilnya walaupun sedikit-sedikit,” kata Fahru.
“Sekarang per bulan itu bisa dapat 3 kali lipat dari gaji pas jadi pegawai perbankan, yakni sekitar Rp 5-10 juta lebih,” tambahnya.
Saat ini, Sekolam Kopi milik Fahru merupakan satu-satunya usaha kopi kemasan yang sudah berlegalitas penuh di Kecamatan Suoh.
Izin edar, sertifikat halal, maupun urusan lainnya sudah diurus dan diselesaikan oleh Dirinya melalui bantuan dari Pemkab Lampung Barat.
“Dukungan dari Pemkab lewat Diskoperindag itu cukup nyata dan kongkrit, kita diajak pelatihan hingga diajak ke forum-forum ekspor,” ungkap Fahru.
“Selain itu, kita juga dipromosikan dan cepat diberikan perizinannya agar bisa segera memasarkan produk,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Fahru, saat ini Sekolam Kopi sudah menyediakan berbagai varian kopi bubuk khas Lampung Barat.
“Untuk yang best seller kita punya petik merah dan premium, selain itu juga ada fine robusta, sekarang juga lagi coba yang kopi luwak,” jelas Fahru.
“Biji-biji kopi itu semuanya berkualitas dan tentunha kita ambil dari petani-petani kopi lokal di sini,” terusnya.
Fahru mematok harga kopinya yakni untuk yang petik merah seharga Rp 25-30 ribu, kopi luwak 250 gram seharga Rp 200 ribu, dan kopi robusta biasa Rp 5-20 ribu.
Selain itu, tambah Fahru, dalam proses produksi, Dirinya memproduksi kopi bubuk milihknha dalam rentang waktu dua minggu sekali dengan kapasitas 3-5 kwintal.
“Minggu pertama itu kita produksi, roasting, giling, sortir segala macem kita lakuin semuanya,” tutur Fahru.
“Kemudian di minggu kedua langsung kita bungkus, dan selanjutnya langsung kita distribusikan,” lanjutnya.
Fahru mengungkapkan, untuk pemasaran, kopi bubuk miliknya saat ini sudah berada di toko-toko besar yang ada di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh.
Dirinya juga sudah memasarkan produknya hingga lintas kabupaten/kota yakni ke Bandar Lampung dan Tanggamus.
“Kita juga sudah pasarkan ke wilayah-wilayah yang lumayan jauh, seperti Cengkareng hingga Kalimantan Timur,” ungkap Dia.
Kopi bubuk khas Sekolam Kopi ini menyuguhkan kopi khas Lampung Barat yang memiliki cita rasa tersendiri.
Luapan aroma khas yang muncul sangat menggugah selera tatkala owner Sekolam Kopi menyeduhkan kopi untuk para tamu dan pembeli.
Edwin yang merupakan pelanggan dari Sekolam Kopi mengungkapkan, produk kopi bubuk milik Sekolam Kopi merupakan produk yang berkualitas.
Dirinya rela menyetok dan selalu memborong kopi bubuk Sekolam Kopi untuk kebutuhan sehari-harinya.
“Saya selalu pesan di sini, untuk konsumsi pribadi dan untuk tamu-tamu spesial, karena kan kita juga harus memberikan kopi yang berkualitas,” ungkap Edwin.
“Cita rasanya memang beda, awalnya cuma denger-denger dari warga kalau kopinya enak, jadinya nyoba ngebuktiin sendiri dan ternyata memang enak,” lanjutnya.
Terakhir, Fahru mengatakan, UMKM merupakan suatu pilihan yang tepat untuk menjadi pribadi yang lebih bernilai di masyarakat.
Maka dari itu Dirinya berpesan kepada seluruh anak-anak muda yang lain agar berani memulai usaha dan melihat potensi dan peluang usaha yang ada.
“Untuk anak-anak muda di luar sana, mulailah untuk melihat dan membuka potensi usaha di daerahnya masing-masing,” kata Fahru.
“Karena melalui usaha atau UMKM lokal ini tentunya kita bisa mengangkat citra ataupun marwah dari daerah kita masing-masing,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)
Ting-Ting Jahe Suryatim, dari Dapur Rumahan Jadi Buah Tangan Favorit Wisatawan |
![]() |
---|
Berbekal Video YouTube, Novi Hasilkan Olahan Ayam Salto Bermodalkan Rp 500 Ribu |
![]() |
---|
Owner Takir Ketan Durian Kesulitan Dapatkan Bahan Baku Berkualitas |
![]() |
---|
Takir Ketan Durian, Sensasi Makan Ketan Campur Durian Dibalut Daun Pandan, Sudah Coba? |
![]() |
---|
Owner Roti Rokez Pertimbangkan Buka Cabang di Luar Bandar Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.