BKKBN Tribun Lampung Cegah Stunting

Hensilyana, Owner Tegal Mas Didapuk Jadi Kakak Asuh Semesta Mencegah Stunting, Begini Kiprahnya

Jaket kakak asuh disematkan kepada Hensilyana sebagai tanda komitmen untuk menurunkan stunting di Provinsi Lampung.

|
Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain
Hensilyana Berthy Thomas dikukuhkan sebagai kakak asuh program semesta mencegah stunting Tribun Network dan BKKBN di Provinsi Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Hensilyana Berthy Thomas dikukuhkan sebagai kakak asuh program semesta mencegah stunting Tribun Network dan BKKBN di Provinsi Lampung.

Jaket kakak asuh disematkan kepada Hensilyana di studio Tribun Lampung bersamaan dengan launching program semesta mencegah stunting Tribun Network dan BKKBN yang digelar serentak di seluruh jaringan Tribun, Selasa (21/3/2023) siang.

Jaket kakak asuh disematkan kepada Hensilyana sebagai tanda komitmen untuk menurunkan stunting di Provinsi Lampung.

Lalu siapakah sosok Hensilyana Berthy Thomas. Bagaimana kesehariannya, dan seperti apa komitmennya selaku kakak asuh untuk menurunkan angka stunting di Lampung.

Hensilyana kesehariannya bekerja sebagai karyawan swasta. Selain itu, Hensilyana juga berkecimpung di dunia usaha yakni selaku owner Tegal Mas Lampung.

“Aktifitas sehari-hari saya sebagai karyawan swasta, selain itu juga biasanya charity dengan teman-teman yang sifatnya sosial,” tutur Hensilyana usai launching program semesta mencegah stunting Tribun Network dan BKKBN.

Baca juga: Kampanye Cukup Dua Telur BKKBN dan Tribun Network Sukseskan Program Cegah Stunting

Baca juga: Intervensi Stunting Dimulai Sejak Usia 0 Sampai 59 Bulan, Kepala BKKBN Lampung: Usia 2 Tahun Ideal

Selain itu, Hensilyana juga terlibat dalam beberapa organisasi sosial yang salah satunya fokus pada perhatian pengembangan ekonomi kreatif Parwiwisata Lampung.

Bermodal aktivitas sosial yang kerap di lakoni Hensilyana, dia optimistis bisa ikut berperan dalam menurunkan angka stunting di Lampung sebagai kakak asuh.

“Kalau dilihat dari defenisi kakak asuh berarti kan ada adik-adik yang di asuh. Anak-anak bayi yang berumur dari lahir sampai usia dua tahun. Nah mereka inilah nanti kita asuh untuk diberikan asupan gizi berupa telur satu hari satu,” kata Hensilyana.

Asupan gizi berupa telur yang diberikan kepada adik asuh usia nol bulan sampai dua tahun tadi, kata Hensilyana, merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting di Lampung.

Hensilyana berharap, upaya pemberian asupan gizi kepada adik asuh usia nol bulan sampai dua tahun, setelahnya adik asuh tersebut dikemudian hari bisa menjadi anak yang cerdas dan terbebas dari stunting.

“Harapan kita kedepan anak-anak yang menjadi adik asuh ini asupan gizinya tercukupi sehingga tumbuh berkembang menjadi anak yang cerdas, tidak mengalami stunting,” imbuhnya.

Upaya tersebut rupanya tidak cukup berhenti pada dirinya saja. Melalui komunitas sosial yang melekat pada dirinya sehari-hari, Hensilyana bertekat untuk turut mensosialisasikan cegah stunting ke komunitas sosialnya.

“Saya akan mengajak teman-teman lain untuk turut membantu menjadi kakak asuh sebagai upaya menekan angka stunting di Lampung. Sesuai program semesta mencegah stunting yang di luncurkan Tribun Networ bersama BKKBN,” paparnya. 

(Tribunlampung.co.id/end)

 

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved