Korban Dukun Pengganda Uang

Korban Dukun Pengganda Uang di Pesawaran Lampung Diminta Datang ke Suatu Alamat

Anak korban dukun penggada uang diminta Mbah Slamet datang ke suatu alamat dan disanggupi hanya untuk tiga hari.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Anak dari pasangan Irsad dan Wahyu Tri Ningsih jelaskan jika ibunya diminta untuk datang ke suatu alamat oleh Mbah Slamet. 

Tribunlampung.co.id - Anak korban dukun penggada uang di Pesawaran Lampung dari pasangan Irsyad dan Wahyu Tri Ningsih mengaku ibunya diminta datang ke sebuah alamat oleh Mbah Slamet. 

Hal itu diungkapkan setelah sang anak saat mendengar percakapan ibunya Wahyu Tri Ningsih lewat telpon dengan Mbah Slamet.

Kemudian ibunya meminta agar pertemuan dengan Mbah Slamet sebagai dukun penggada uang dilakukan selama tiga hari agar bisa segera pulang ke Pesawaran, Lampung

Menurut sang anak yang tak mau disebutkan namanya, melalui sambungan telepon, Mbah Slamet sempat meminta sang ibu untuk datang ke sebuah alamat.

“Namun, ibu saya sempat tidak mau atau menolak permintaannya,” ungkap sang anak sambil menahan tangis.

Entah alasan apa, kemudian sang ibu pun bersedia mendatangi alamat yang diberikan Mbah Slamet.

Baca juga: Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet di Banjarnegara Selalu Minta Korban Datang Bawa Mobil

“Ibu saya minta agar hanya tiga hari datang ke sana,” ujar sang anak.

“Nanti pas pulangnya diantarkan pakai macan putih,” ucap sang anak menirukan perkataan dari Mbah Slamet.

Karena komunikasi tersebut tidaklah masuk akal, maka ia pun tidak mempercayainya.

Orangtuanya pamit meninggalkan rumah pada tahun 2021 untuk mengajar membuat bordir pada sebuah kursus.

Sejak kepergian keduanya, komunikasi anak dan orangtuanya pun terputus.

Pasangan Irsyad (44) dan istrinya, Wahyu Tri Ningsih (41) adalah warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung

Pasutri ini jadi dua korban dari 12 korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet atau Tohari di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sang anak baru tahu setelah adanya pemberitaan tentang aksi pembunuhan oleh Mbah Slamet.

Kabar tersebut diketahui dari kerabatnya di Solo.

Di kampungnya, Irsyad dan istrinya dikenal sebagai perajin tapis.

Pada tahun 2021, mereka pamit bekerja ke Jawa untuk mengajar membuat bordir.

Minta korban dimakamkan di Lampung

Sementara itu, Ngalimun, ayah kandung korban Wahyu Tri Ningsih meminta anak dan menantunya dimakamkan di TPU Desa Tanjungrejo, Pesawaran, Lampung.

Ngalimun menuturkan, dirinya bersama keluarga besarnya juga akan mempersiapkan kepulangan jenazah korban jika proses otopsinya sudah selesai.

“Saya minta keduanya dimakamkan di sini,” jawab Ngalimun.

Ngalimun mengatakan almarhum Irsyad dan Tri istrinya merupakan sosok yang baik dan ramah.

Ia juga menyebut keduanya di keluarga adalah sosok yang tidak pernah neko-neko.

“Bahkan anak saya pun dan suaminya tidak pernah membuat masalah apapun baik di keluarga maupun di lingkungan rumah,” ucapnya.

Sehingga kematian keduanya menjadi pukulan telak baginya dirinya sebagai orang tua.

Saat mengetahui anaknya dikabarkan meninggal secara tragis, Ngalimun geram dan meminta pihak kepolisian bisa mengungkap kasus ini secara terang.

“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” pungkas Ngalimun. 

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved