Korban Dukun Pengganda Uang
Cerita Polisi Kawal Keluarga Korban Mbah Slamet di Banjarnegara hingga Pulang ke Lampung
Herwanto mengaku bersama Yudha berada selama enam hari di Banjarnegara untuk mendampingi keluarga korban, yakni pasangan Irsad dan Wahyu Tri Ningsih.
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Dua anggota Polsek Gedong Tataan, Polres Pesawaran mendampingi keluarga korban pembunuhan Slamet Tohari alias Mbah Slamet selama berada di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Keduanya adalah Panit Min Intelkam Bripka Gus Herwanto dan anggota Unit Reskrim Briptu Yudha Fahri.
Herwanto mengaku bersama Yudha berada selama enam hari di Banjarnegara untuk mendampingi keluarga korban, yakni pasangan Irsad dan Wahyu Tri Ningsih serta pasangan Suheri dan Riani.
Herwanto memaparkan, sebelumnya ia dan Yudha mendampingi keluarga pasutri Irsad dan Wahyu Tri Ningsih.
“Saat itu identitas jenazah sudah lebih dahulu diketahui. Sebab, hasil tes DNA disertai identitas yang terdapat pada korban sudah diketahui,” papar Herwanto, Selasa (11/4/2023).
Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang asal Pesawaran Lampung Gadaikan Mobil Rp 15 Juta Temui Mbah Slamet
Jasad keduanya telah lebih dahulu dipulangkan ke Pesawaran, Lampung, Jumat (7/4/2023).
Jenazah pasutri itu sudah dimakamkan pada Sabtu (8/4/2023).
Herwanto dan Yudha masih berada di Banjarnegara untuk mendampingi Rani Wulandari, anak pasutri Suheri dan Riani.
Barulah tiga hari kemudian hasil identifikasi keluar.
Perjalanan ke Lampung
Herwanto memaparkan, perjalanan memulangkan jenazah pasutri Suheri dan Riani dari Desa Balun, Banjarnegara sampai Pesawaran berjalan lancar.
“Dan alhamdulillah tidak ada kendala dalam perjalanan,” ucap dia.
Mereka bertolak dari Banjarnegara sekitar pukul 15.00 WIB dan tiba di Pesawaran pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Kisah Sahabat Asal Pesawaran Lampung jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet
“Jadi ada sekitar 15 jam di perjalanan,” ungkapnya.
Herwanto mengatakan, semua jenazah korban pembunuhan Mbah Slamet asal Pesawaran sudah dikembalikan kepada keluarganya.
Satu Liang Lahat
Jenazah pasutri asal Pesawaran, Lampung, Suheri dan Riani, sudah dimakamkan, Selasa (11/4/2023) pagi.
Pemakaman kedua korban pembunuhan Mbah Slamet asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu berlangsung pada pukul 08.00 WIB.
Mereka dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung.
Para pelayat mengiringi kepergian Suheri dan Riani dengan air mata.
Terlihat yang datang melayat mulai dari keluarga besar korban hingga warga setempat yang bersimpati atas peristiwa nahas yang menimpa keduanya.
Perjalanan dari Banjarnegara
Panut, kakak kandung Riani, mengatakan, kedua jenazah tiba di rumah duka, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.
Ambulans yang membawa jenazah Suheri dan Riani berangkat dari Banjarnegara, Senin (10/4/2023) pukul 15.00 WIB.
Ambulans yang membawa jenazah sampai di Pelabuhan Merak, Banten pada pukul 02.00 WIB.
Mereka tiba di Pesawaran, Lampung sekitar pukul 06.00 WIB.
Panut mengaku turut mendampingi anak korban, Rani Dwi Wulandari, untuk menjalani tes DNA jenazah Suheri dan Riani.
Hasil identifikasi telah keluar dan dapat mengungkap bahwa jenazah tersebut adalah benar Suheri dan Riani.
Suasana Haru Pemakaman
Suasana haru biru menyelimuti proses pemakaman Suheri dan Riani di Pesawaran, Lampung.
Pasangan suami istri itu diduga menjadi korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Jenazah Suheri dan Riani diberangkatkan dari Banjarngera, Jawa Tengah, pada Senin (10/4/2023) siang.
Jenazah keduanya tiba di rumah duka di Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.
Jasad korban langsung dimakamkan di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo.
Terlihat ratusan pelayat menghadiri pemakaman Suheri dan Riani.
Saat kedua peti dimasukkan ke dalam satu liang lahat, suasana haru langsung menyeruak.
Apalagi ketika Rian, anak sulung Suheri dan Riani, mengumandangkan azan.
Meski mampu mengumandangkan azan dengan lantang, Rian tidak bisa menutupi kesedihan atas kepergian orangtuanya.
Apalagi ayah dan ibunya meninggal dunia dengan cara tak wajar, yakni diduga dihabisi oleh Mbah Slamet.
Terlihat jelas dari raut wajahnya yang begitu lelah karena selama ini berusaha mencari kedua orangtuanya.
Hingga pada akhirnya, Rian pun bisa bertemu dengan orangtuanya, meski dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Sebelum dimakamkan di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, jenazah Suheri dan Riani telah disalatkan di musala.
Pemborong Bangunan
Pasangan suami istri asal Pesawaran, Lampung, Suheri dan Riani, menjadi korban Mbah Slamet, dukung pengganda uang.
Jenazah Suheri dan Riani diberangkatkan dari Banjarngera, Jawa Tengah, pada Senin (10/4/2023) siang.
Jenazah keduanya tiba di rumah duka di Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 06.00 WIB.
Siapa sebenernya Suheri?
Slamet, tetangga korban asal Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, mengaku kali terakhir berkomunikasi dengan Suheri pada 2021 lalu.
Ia menceritakan bahwa sebelumnya Suheri pernah bekerja di diler motor.
Suheri saat itu bekerja di diler motor di Bandar Lampung pada tahun 2003.
Namun, ia mengundurkan diri pada tahun yang sama.
Dari situ, ia beralih menjadi pemborong bangunan.
“Kalau ada borongan, beliau yang dipanggil untuk mengerjakannya,” tutur Slamet.
Slamet menuturkan, sebagai pemborong proyek bangunan, terkadang Suheri harus bekerja ke luar kota.
Sebelum menjadi korban pembunuhan, terus Slamet, Suheri pernah bercerita sedang mengerjakan proyek di Jawa.
“Dia bilang sebentar lagi rumah yang dikerjakan akan selesai,” papar Slamet.
“Katanya tiga bulan lagi selesai,” imbuhnya.
Slamet menyebut, itulah kali terakhir ia berkomunikasi dengan Suheri.
Saat itu Suheri menghadiri acara hajatan adiknya di Desa Kalirejo.
Setelah itu, Slamet mengaku tidak pernah mendapatkan kabar lagi dari Suheri.
Dipaparkan oleh Slamet, saat bekerja di luar atau pun di Jawa, Suheri selalu mengajak istrinya.
“Dan memang selalu bersama dengan istrinya,” ujar Slamet.
Namun, selama bekerja di Jawa Suheri hanya berkomunikasi secara singkat.
Suheri mengatakan kepadanya sedang mengerjakan bangunan di Jawa.
“Tapi, dia pernah bilang kalau mau berangkat lagi hendak menyelesaikan proyeknya di sana,” kenang Slamet.
“Dan insya Allah dananya akan keluar,” tambahnya.
Namun, Slamet mengaku tidak memahami apa yang dimaksud oleh Suheri tersebut.
“Yang saya tahu hanyalah soal pembayaran saat bekerja sebagai pemborong,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)
Sempat Diperiksa di Polres Banjarnegara, Ponijo Kini Sudah Dikembalikan pada Keluarganya di Lamteng |
![]() |
---|
Ponijo Telah Diberangkatkan Polres Pesawaran ke Polres Banjarnegara untuk Dilakukan Pemeriksaan |
![]() |
---|
Polres Pesawaran Sudah Minta Keterangan Ponijo, Terkait Peran sebagai Perantara dengan Mbah Slamet |
![]() |
---|
Warga Pesawaran Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang, Polisi Selidiki Sosok Perantara |
![]() |
---|
Anak Korban Suheri dan Riana Sempat Diajak Ikut Proyek Pembangunan Rumah Mbah Slamet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.