Polda Tinjau Arus Mudik di Stasiun KAI Tanjung Karang, Pemudik Kereta Diprediksi Capai 65 Ribu Orang

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Jajaran Kepolisian Polda Lampung Lampung melakukan peninjauan terhadap pemudik yang menggunakan kereta api di Stasiun Tanjung Karang, Senin (17/4/2023).

Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pemudik yang mudik melalui jalur kereta api.

Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengatakan bahwa pihaknya melakukan pengamanan di sejumlah titik yang menjadi pusat arus mudik.

"Pengamanan kita lakukan di sejumlah titik mudik seperti di Terminal Rajabasa, Bandara Raden Intan, Stasiun Tanjung Karang, Pelabuhan Bakauheni, dan Panjang," ujar Irjen Pol Helmy Santika, Senin (17/4/2023).

"Kegiatan hari ini untuk menjamin rasa aman dan nyaman pemudik, di kita kami sempat berbincang dengan penumpang kereta, ada yang dati Baturaja, Palembang, dan daerah lain di Sumatera Selatan," imbuhnya.

Baca juga: Operasi Ketupat Krakatau, Polres Lampung Utara Sediakan Empat Pos Pengamanan   

Sementara untuk pengawalan lanjut Helmy, dilakukan oleh pihak internal PT KAI.

"Kalau untuk pengawalan pemudik jalur kereta dilakukan oleh internal KAI karena sudah ada Polsuska," jelasnya.

Sementara itu Plt Executive Vice President PT KAI Divre IV Tanjungkarang, Januri mengatakan, tahun diprediksi kenaikan penumpang itu mencapai 38 persen dibandingkan saat arus mudik tahun 2022 lalu.

"Tahun lalu itu jumlah penumpang ada sekitar 45 ribu orang, dan tahun ini diprediksi sebanyak 65 ribu penumpang," ujar Januri, Senin (17/4/2023).

"Penumpang itu baik itu dari lampung ke Baturaja, ke Palembang, atau ke Kotabumi dan seterusnya," jelasnya.

Januri melanjutkan, pihaknya juga masih menerapkan peraturan vaksiin booster bagi pemudik 18 tahun ke atas.

Kendati demikian, Januri mengungkapkan bahwa di Pulau Jawa sudah ada surat Edaran tidak perlu menggunakan persyaratan vaksin booster.

"Kita masih merujuk surat edaran nomor 84 artinya protokol masih kita jalankan, salah satu adalah untuk yang berusia diatas 18 tahun untuk vaksin booster, dan sampai hari ini masih kita berlakukan," ujarnya.

"Di Jawa itu sebenarnya sudah ada Suret Edaran menghimbau tidak menggunakan persyaratan vaksin booster," tambah Januari.

Menyikapi hal tersebut, Junari mengatakan pihaknya kami masih melakukan konsolidasi internal.

"Sejauh ini kami masih melakukan konsolidasi internal, nanti apabila ada pengumuman update akan kami sampaikan lebih lanjut," pungkasnya.

( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )