Mudik Lebaran
Petugas Bandara Ini Rela Tak Lebaran Bareng Keluarga 3 Tahun Demi Melayani Pemudik
Latif bercerita bahwa dirinya sudah 3 tahun tidak bisa merayakan Lebaran hari raya Idul Fitri bersama dengan keluarganya.
Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan- Latif Nur Sasongko, sudah 12 tahun bekerja sebagai pegawai di Bandara.
Untuk di Lampung sendiri, ia sudah 3 tahun bekerja di Bandara Raden Inten II, Lampung.
Asissten Manajer Operation dan Service Bandara Raden Inten II, Lampung tersebut membuka pembicaraan mengenai pekerjaannya dengan membahas terkait dengan pelayanan kepada masyarakat.
"Disini kan memang pekerjaannya mengutamakan pelayanan, jadi memang harus siap ketika harus melakukan tugas," ujarnya kepada Tribun Lampung, Selasa (18/4/2023)
Latif bercerita bahwa dirinya sudah 3 tahun tidak bisa merayakan Lebaran hari raya Idul Fitri bersama dengan keluarganya.
Baca juga: Ibu Muda Tertinggal saat Mudik, Suami Sadar Istri Tidak Ada setelah Lewati 2 Kabupaten
"Sudah 3 tahun berturut-turut ini saya tidak bisa merayakan lebaran bersama keluarga, tapi setidaknya saya bisa merasakan momen lebaran bersama teman-teman pegawai di bandara ini," bebernya.
Pria kelahiran Cilacap, 18 Februari 1988 tersebut mengungkapkan salah satu hal yang membuatnya terkesan ketika bekerja di bagian pelayanan transportasi penerbangan tersebut.
Yaitu ketika melihat senyum dan tawa kebahagiaan keluarga penumpang yang datang di bagian kedatangan Bandara Raden Inten II.
"Inginnya kumpul bareng keluarga, tapi tugas dan tanggung jawab di lapangan tidak bisa ditinggalkan," kata dia.
"Buat saya, tidak lebaran bersama keluarga itu terbayarkan setelah melihat senyum kebahagiaan para penumpang dan keluarganya yang kembali bertemu di Bandara, jadi saya rasanya ikut bahagia ketika melihat momen itu," sambungnya.
Baginya, momen paling berkesan selama dirinya bekerja di Bandara Raden Inten II adalah ketika masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketika covid 19 melanda Indonesia.
"Saya inget ketika awal PPKM diberlakukan, saya sebagai salah satu satgas covid itu kita bareng dengan teman-teman lain seperti memutuskan untuk orang boleh pergi atau tidak," bebernya.
"Semuanya saat itu sedang dibatasi, sehingga orang tidak bisa melanjutkan perjalanan, di satu sisi kami menjalankan ketetapan pemerintah, tapi di sisi humanisnya saya ikut sedih dengan karena melarang orang lain bepergian," lanjutnya.
Selama bekerja sebagai pelayan masyarakat, dirinya juga telah menemukan berbagai macam sifat masyarakat.
Baca juga: Tangis Petugas Pelayanan Dermaga Pecah 10 Tahun Tak Bisa Mudik Lebaran
"Saya ingat dulu pernah bertemu dengan penumpang yang komplain masalah keberangkatan, atau keterlambatan pesawat, tapi memang kami menerima dengan sangat terbuka masukan dan kritikan, jadi sudah tidak asing lagi," jelasnya.
| Selama Angkutan Lebaran 2025, Satu Juta Lebih Kendaraan Melintas di Tol Bakter Lampung Selatan |
|
|---|
| Kecelakaan Selama Operasi Ketupat 2025 Didominasi Motor dan Bukan pada Puncak Arus Mudik |
|
|---|
| Korban Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Selama Operasi Ketupat 2025 Turun 26 Persen |
|
|---|
| 125 Ribu Pemudik Menyeberang ke Jawa H+6 Lebaran |
|
|---|
| Jadi Tantangan PT KAI Divre IV, 60 Penumpang Tertinggal Kereta Selama Angkutan Lebaran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/petugas-bandar-ini-tiga-tahun-tak-lebaran-bareng-keluarga-demi-melayani-pemudik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.