Lebaran 2023

Cara Unik Warga Jakarta Mudik ke Pemalang, Mengendarai Bajaj Tempuh 9 Jam Perjalanan

Di Jakarta misalnya, sejumlah warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, memilih mudik Lebaran mengendarai bajaj untuk menuju Pemalang, Jawa Tengah.

Tribunnes.com
sejumlah warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, memilih mudik Lebaran mengendarai bajaj untuk menuju kampung halamannya, Pemalang, Jawa Tengah. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta- Banyak cara bisa dilakukan orang untuk bisa mudik pulang ke kampung halaman untuk berlebaran bersama keluarga.

Tak hanya menggunakan angkutan umum, kendaraan roda empat, sepeda motor, sepeda, maupun perahu atau sampan sebagai moda transportasi perjalanan mudik lebaran ke kampung halaman.

Moda transportasi bisa menggunakan apa saja asalkan laik jalan dan bisa digunakan untuk mudik sampai ke kampung halaman dengan selamat.

Di Jakarta misalnya, sejumlah warga Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, memilih mudik Lebaran mengendarai bajaj untuk menuju kampung halamannya, Pemalang, Jawa Tengah.

Warga yang merupakan perkumpulan sopir bajaj itu, melakukan perjalanan mudik menggunakan moda transportasi yang mereka miliki.

Dikutip dari Tribunnews.com, cara sopir bajaj mudik menggunakan bajaj tak lain untuk menghemat biaya yang semakin mahal tiap tahunnya.

Baca juga: Jalan Tol Lampung dan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni Picu Peningkatan Pemudik

Baca juga: Tarif Tol Sidoarjo Probolinggo Terbaru 2023 untuk Semua Golongan Kendaraan

Selain itu, mudik menggunakan bajaj sudah dilakukan bertahun-tahun oleh para sopir bajaj dan keluarganya.

Seperti sopir bajaj bernama Nur Kholik (33) dan istrinya Sri Winarni (32).

Mereka sudah melakukan persiapan mudik pada Sabtu (15/4/2023) lantaran melakukan perjalanan mudik pada Minggu (16/4/2023) dini hari.

Begitu juga rekan Nur Kholik sesama sopir bajaj, yaitu Slamet Sidik (45) dan sang istri Watri (38).

Keempat pemudik ini, mengambil posisi di dalam bajaj yang membawa mereka ke kampung halaman.

Adapun tugas pertama mengemudi diemban Nur Kholik.

Artinya, beberapa jam perjalanan Nur Kholik akan duduk di kursi kemudi.

Sementara kursi belakang yang muat tiga orang akan diduduki Sidik, Watri, dan Sri Winarni.

Kedua pasangan suami istri ini, menempuh perjalanan darat 9 jam melewati jalur Pantai Utara menuju kampung halaman mereka di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Perjalanan sekitar 9 jam, kami berempat dari Ancol akan lewat Kalimalang, tembus ke Bekasi, lewat Indramayu, sampai ke Pemalang. Pokoknya jalur pantura," ucap Nur Kholik, dikutip Tribunnews.com dari TribunJakarta.com, Rabu (19/4/2023).

Menurut Nur Kholik, ia hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 250 ribu untuk perjalanan mudik ke Pemalang.

Ia merinci, biaya tersebut lebih sedikit dibandingkan naik bus bersama istrinya dan kawannya.

"Kalau naik bus bisa habis banyak, Rp 170 ribu sampai Rp 200 ribu sekali jalan untuk satu orang. Belum pulang pergi itu," kata Nur Kholik.

"Iya, jadi kami memilih naik bajaj untuk menghemat biaya," sahut Sidik menambahkan.

Biaya Rp 250 ribu sekali jalan itu, dipergunakan untuk membeli 10 liter Pertalite sekali perjalanan dan biaya lainnya..

Sidik menambahkan, selain untuk menghemat biaya, mudik menggunakan bajaj terkesan lebih santai.

Dikatakan, moda transportasi roda tiga yang dilengkapi atap di atasnya itu, juga cukup nyaman.

Sidik menambahkan, mudik menggunakan bajaj lebih fleksibel karena bebas berhenti sewaktu-waktu untuk beristirahat.

"Kemudian alasan terakhir itu mudik naik bajaj bisa dipakai jalan-jalan di kampung, jadi enak lah mudik pakai bajaj," ucapnya.

Pemudik Naik Motor Gerobak

Selain mudik menggunakan bajaj, ada cara unik lain yang digunakan warga untuk pulang ke kampung halaman, yakni menggunakan sepeda motor roda tiga atau dikenal motor gerobak.

Masih mengutip dari Tribun Jakarta, sebanyak lima warga yang bermukim di Kampung Muka Ancol tampak sibuk mengemasi barang-barang mereka.

Pemilik motor gerobak sekaligus calon pemudik dari Kampung Muka Ancol, Wagino (52) mengatakan, keberangkatan pada Selasa (18/4/2023) ini menjadi kedua kalinya ia mudik menggunakan transportasi roda tiga tersebut.

Alasan soal biaya transportasi umum yang semakin mahal membuat Wagino memilih mudik menggunakan motor gerobak.

"Ini mudik pakai gerobak motor, soalnya kalau pakai mobil (travel atau bus) tahu sendiri, minimal habis Rp 300 ribu, itu baru satu orang," kata Wagino di lokasi, Selasa malam.

Menurut Wagino, perjalanan menuju Pemalang diperkirakan bisa menghabiskan 20 liter bensin.

Untuk itu, Wagino mengajak empat tetangganya untuk ikut pulang ke kampung halaman yang sama.

"Kalau kayak gini bensin 20 liter bisa patungan. Ini gerobak motor muatnya sih enam orang, cuman ini bawa empat, lima sama sopir," ucap Wagino.

Wagino memperkirakan, perjalanannya akan menghabiskan waktu 9 jam dari Ancol ke Pemalang melalui jalur pantai utara sejauh lebih kurang 300 kilometer.

Dalam perjalanan mudik, mereka sepakat untuk berhenti sejenak di pinggir jalan sebelum mulai melaju kembali.

"Kendalanya capek, ya gantian kalo yang lain bisa bawa, kalo nggak bisa ya istirahat dulu," ucap Wagino.

Pilihan mudik menggunakan motor gerobak ini, menurut Wagino, kemungkinan besar akan terus dilakukannya pada Lebaran tahun-tahun berikutnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved