Berita Lampung

Harga Kakao Kering di Pesawaran Lampung Naik Jadi Rp 30 Ribu per Kg

Menurut Ade Sunaryo, agen pengepul kakao di Kecamatan Gedong Tataan, harga tersebut akan terus meningkat.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Oky Indra Jaya
Harga kakao kering di Pesawaran, Lampung mencapai Rp 30 ribu per kilogram. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Harga kakao kering di Pesawaran, Lampung mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

Harga kakao tersebut naik Rp 1.000 dari dua pekan lalu yang berada pada harga Rp 29 ribu.

Menurut Ade Sunaryo, agen pengepul kakao di Kecamatan Gedong Tataan, harga tersebut akan terus meningkat.

Pasalnya, pada pertengahan tahun seperti ini di akhir bulan Mei hingga Juli komoditas unggulan Pesawaran tersebut diprediksi akan naik pesat.

Ade menjelaskan, faktor dari prediksi kenaikan harga adalah kebutuhan kakao dari gudang yang meningkat, serta tingkat kematangan kakao kering yang baik di musim panas seperti saat ini.

Baca juga: Melihat dari Dekat Pabrik Pengolahan Kakao Milik Pemkab Pesawaran

“Ditambah lagi pada pertengahan tahun seperti ini para petani akan mulai memanen kakao mereka,” ucap Ade kepada Tribunlampung.co.id, Senin (22/5/2023).

Kemudian, mahalnya harga kakao di Pesawaran akan di mulai pada bulan Juni.

“Kalau harga pasti dari kenaikan jual kakao kering tidak dapat di pastikan, harga berbeda setiap puncak musim,” ucap Ade.

“Tetapi dapat menjangkau harga Rp 40 ribu dengan kualitas kakao kering yang bagus,” imbuhnya.

Dia menuturkan, harga yang meningkat tersebut tentu saja akan menambah pendapatannya dari menampung kakao dari para petani.

Selain dari sudah mulai masuk musim kemarau, tentu cakupan hasil kakao yang diterima pun semakin luas lagi.

Karena pada saat awal musim di bulan Februari saja dia mengumpulkan sebanyak 80 kilogram kakao kering perhari.

Dan pertiga hari bisa sampai dua hingga tiga kuintal.

“Dengan mulai masa panen seperti ini mungkin saja bisa lebih banyak lagi,” kata dia.

Menurut Ade, ada dua jenis kakao yang dihasilkan oleh masyarakat Pesawaran.

“Kakao jenis lokal dan kakao stek yang berbatang pendek,” kata Ade.

Namun untuk jenis lokal sudah mulai berkurang dan tergantikan dengan jenis kakao stek yang sedang tren di masyarakat para petani.

“Dan itu sudah menyebar pada daerah perkebunan seperti Kedondong, Gedong Tataan serta kawasan perkebunan gunung Betung dan sekitarnya,” tandas Ade.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved