Berita Lampung

Puji Raharjo Ajak Masyarakat Lampung Waspadai Disrupsi Keagamaan

Fenomena disrupsi atau perubahan yang sangat cepat di era digitalisasi ini harus diwaspadai supaya tatanan kehidupan beragama umat manusia.

Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Lampung Puji Raharjo (tengah) memberi sambutan pada penutupan kegiatan pembinaan paham keagamaan yang digelar Kanwil Kemenag Lampung, di Aula Alvia Hotel, Rabu (31/5/2023). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Dunia saat ini tengah dilanda disrupsi yang nyaris masuk ke setiap lini kehidupan, termasuk ranah keagamaan.

Disrupsi dapat diartikan sebagai suatu fenomena terjadinya perubahan atau lompatan besar yang menyebabkan seluruh tatanannya berubah.

Dalam konteks keagamaan, fenomena disrupsi atau perubahan yang sangat cepat di era digitalisasi ini harus diwaspadai supaya tatanan kehidupan beragama umat manusia tetap pada jalur yang tepat.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Lampung, Puji Raharjo, menuturkan, di era disrupsi ini peran tokoh yang fasih agama dirasa penting sebagai pengayom dan penuntun masyarakat.

Sebab, Puji mengatakan, di era disrupsi ini dengan sangat mudah masyarakat menyerap beragam informasi melalui beragam platform informasi digital.

Menurutnya, di era ini orang sangat dengah mudah belajar agama tanpa melalui perantara guru yang benar-benar fasih dibidang keagamaan.

Baca juga: Kanwil Kemenag Lampung Berbenah, Bertransformasi Layanan ke Digital

Baca juga: Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Kanwil Kemenag Lampung 2022 Resmi Dibuka

“Di era ini, orang merasa cukup tahu soal agama hanya dari google, bukan dari orang yang fasih agama. Nah kondisi ini jika tidak diimbangi dengan sumber resmi, maka akan sangat berbahaya sekali,” terang Puji dalam sambutannya saat penutupan kegiatan pembinaan paham keagamaan yang digelar Kanwil Kemenag Lampung, Rabu (31/5/2023).

Kegiatan pembinaan paham keagamaan berlangsung selama tiga hari sejak Senin 29 Mei lalu menghadirkan peserta dari unsur Kemenag Kabupaten/Kota, unsur NU, unsur Muhamadiyah, penyuluh keagamaan, serta unsur pers.

Karenanya, Puji mengingatkan masyarakat khususnya umat muslim untuk benar-benar mewaspadai berbagai paham keagamaan yang berasal bukan dari sumber yang tepat.

Pada konteks ini, Puji memetakan tiga hal tentang disrupsi keagamaan yang jika tidak di sadari dan di waspadai akan dapat mengancam kehidupan beragama di Indonesia.

Yang pertama adalah berkembangnya cara sikap beragama yang berlebihan dengan mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan.

"Misalnya, melakukan kekerasan atas nama agama. Ini jangan sampai terjadi," jelasnya.

Menurutnya, jika tidak dicermati bersama maka kondisi ini akan dapat membahayakan.

“Kita tidak bisa menegakkan agama untuk melakukan sesuatu yang baik dengan cara yang tidak baik," sambung Puji.

Karena itu, Puji mengutarakan, supaya tidak ada sikap praktik agama yang berlebihan dalam kehidupan dan tidak membuat benturan di masyarakat, maka pentingnya memahami esensi ajaran beragama.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved