Lampung Bangkit

Ubah Persepsi Soal Sampah Jadi Solusi Ketimbang Berbalas Pantun, Hantoni Hasan: Ada Nilai Ekonomi

Mengapa? Karena selama ini persepsi yang terbentuk di masyarakat adalah sampah ini sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan.

Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnain
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan mengajak pemangku kepentingan untuk ikut merubah persepsi di masyarakat soal sampah.

Menurutnya, sampah tidak melulu berkaitan dengan kotor dan menjijikkan.

Hantoni menilai perlunya merubah persepsi masyarakat terhadap sampah itu sendiri.

Mengapa? Karena selama ini persepsi yang terbentuk di masyarakat adalah sampah ini sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan.

Dari persepsi yang terbentuk ini, perlu juga dilihat dari dimensi lain yang lebih luas.

"Misalnya, sampah ini juga ada potensi ekonomi. Dan juga sampah ini bisa menjadi energi," ungkap Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Senin (17/7/2023).

Pengusung tagline Lampung Bangkit ini menilai persepsi ini bisa mempengaruhi perilaku, dan bisa juga mempengaruhi partisipasi.

Baca juga: Stop Berbalas Pantun Soal Sampah, Hantoni Hasan: Telurusi Akar Persoalan, Jangan Saling Menyalahkan

Baca juga: Generasi Milenial Dominasi DPT Pemilu 2024, Hantoni Hasan: Pengaruhi Lahirnya Pemimpin Berkualitas

"Saya kira ini meskipun butuh waktu lama, namun tidak bisa dilupakan. Persepsi yang terbentuk ini bisa mempengaruhi prilaku dan partisipasi," ungkap Hantoni Hasan.

"Saya kira ini penting, ketika kita bicara perilaku maka akan berkaitan dengan edukasi. Misalnya, sikap kita soal sampah ini bisa diajarkan sejak ada dalam rumah atau di sekolah," sambung dia.

Dia mengajak semua pemangku kepentingan untuk melihat persoalan sampah ini secara komperhensif.

Bagaimana bisa membentuk persepsi di masyarakat kalau sampah ini bukan hanya dibuang.

Tapi juga bisa bermanfaat serta bisa melahirkan kreasi-kreasi dari sampah daur ulang yang tentunya akan mempunyai nilai ekonomi.

Dengan kata lain, apapun yang digunakan bisa dimanfaatkan secara optimal kendati sudah berupa sampah.

Sehingga, kata Hantoni, ketika sampah itu diolah bisa melahirkan nilai ekonomi dan mempunyai nilai seni.

Petakan Persoalan Sampah

Hantoni Hasan mengajak semua pemangku kepentingan untuk memetakan akar persoalan sampah yang terjadi di masyarakat.

Ini penting agar tidak ada saling menyalahkan antar para pemangku kepentingan yang dapat memicu konflik.

Hantoni Hasan menegaskan, persoalan sampah ini hendaknya ditelusuri dahulu dari akar persoalan.

Hantoni Hasan pun memetakan persoalan sampah ini dari tiga sudut pandang berbeda.

Yakni dari sudut pandang partisipasi, persepsi, dan perilaku.

Selama ini, kata Hantoni Hasan, yang kerap menjadi sorotan adalah persoalan sampah ini terjadi karena faktor perilaku masyarakat yang membuang sampah yang tidak pada tempatnya.

Lalu, kerap dikaitkan juga dengan ketersediaan sarana prasarana pembuangan sampah yang tidak memadai sehingga memciu persoalan di masyarakat.

"Bagaimana kita berupaya agar ada pemisahan sampah organik dan non organik. Misalnya ditempat umum sudah disiapkan tempat sampah organik dan non organik. Meski suidah tersedia tapi ternyata masih saja terjadi (buang sampah sembarang)," kata Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Senin (17/7/2023).

Jika seperti itu, maka menurut Hantoni Hasan, ini terjadi karena persoalan perilaku masyarakat yang tetap membuang sampah sembarang kendati sudah tersedia sarana dan prasaranan tempah membuang sampah.

Karenanya, Hantoni Hasan memandang perlu adanya pemilahan indikator pemicu persoalan sampah yang tak beraturan itu.

"Perlu ditelusuri persoalan yang memicu sampah itu. Persoalannya dimana. Yang jelas sampah ini akan melekat di kehidupan kita, pasti akan ada sampah terus," kata Hantoni.

Pengusung tagline Lampung Bangkit ini memandang perlu ada upaya untuk mengendalikan perilaku masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

Meskipun sudah ada berbagai macam jargon agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

Namun perlu dilakukan upaya nyata dengan menulusuri akar persoalan yang memicu penumpukan sampah.

"Jargon memang perlu, tapi menurut saya kita perlu juga menelusuri akar persoalan dengan lebih dalam. Apa yang memicu penumpukan sampah, apakah karena sarana prasarana atau karena perilaku masyarakat," katanya.

Karena menurut Hantoni, persoalan sampah ini bukan hanya masalah perilaku membuang sampah atau keterbatasan sarana dan prasarana.

"Tapi juga mungkin karena partisipasi yang kurang. Faktor-faktor ini menurut saya saling berhubungan," kata Hantoni.

Jangan Berbalas Pantun

Hantoni Hasan mengajak semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama mengatasi persoalan sampah yang kerap dikeluhkan dan menjadi masalah di masyarakat.

Sama seperti harapan semua pihak, Hantoni Hasan mengutarakan, persoalan sampah ini harus disikapi serius khusunya di Kota Bandar Lampung.

Hal ini disampaikan Hantoni Hasan menyikapi viralnya sampah yang menggunung di pantai Sukaraja Kota Bandar Lampung beberapa waktu lalu.

Menurut Hantoni Hasan, kasus sampah menumpuk di pantai Sukaraja yang sempat viral beberapa waktu lalu sebenarnya hanya sekedar fenomena.

Karenanya, Hantoni Hasan mengajak semua pihak khususnya para pemangku kepentingan agar kasus sampah menumpuk di pantai Sukaraja tidak dijadikan bahan untuk memantik konflik.

Tidak perlu saling menyalahkan, Hantoni berharap kedepan bagaimana mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan sampah itu.

Sehingga kasus serupa tidak terus berulang sehingga tidak memantik konflik kepentingan.

"Jadi jangan dibiasakan kalau ada masalah yang diutamakan adalah konfliknya. Kalau ini terjadi nanti malah cuma berbalas pantun dan berbalas kata-kata. Yang terpenting adalah aksi nyata," ungkap Hantoni kepada Tribunlampung.co.id, Senin (17/7/2023).

Hantoni Hasan menyampaikan jika persoalan sampah ini karena sudah kompleks maka harus ditangani secara terpad dengan melibatkan partisipasi semua pihak.

"Saya kira semua pihak ini berkepentingan dengan masalah sampah ini, karena dampaknya bisa melebar kemana-mana," tutur Hantoni.

"Misalnya dampak sampah terhadap kesehatan dan terhadap lingkungan. Ini kan akan berdampak kepada semua pihak," sambungnya.

Karenanya, pengusung tagline 'Lampung Bangkit' ini menyarankan agar penanganan persoalan sampah ini juga harus melibatkan banyak pihak dan ditangani secara terpadu.

"Harus ada kolaborasi dari semua pihak," katanya.

(Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved