Berita Lampung

Damkar Pesisir Barat Catat 9 Kali Karhutla Selama Musim Keramau 2023

Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Pesisir Barat mencatat selama musim kemarau 2023 telah terjadi sebanyak sembilan kali karhutla.

Penulis: saidal arif | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Damkar Pesisir Barat
Ilustrasi. 9 kali karhutla selama musim kemarau di Pesisir Barat. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Pemkab Pesisir Barat mencatat selama musim kemarau 2023 telah terjadi sebanyak sembilan kali kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Pesisir Barat, Lampung.

Kabid Damkar, Syahrullah mengatakan, sebagian besar karhutla itu terjadi akibat dari pembakaran sampah.

Baca juga: Dinas Perikanan Pesisir Barat Imbau Nelayan Urus Surat Izin Penangkapan Benur

Baca juga: Sambut HUT Humas Polri ke-72, Polres Pesisir Barat Bagikan Air Bersih

"Dari sembilan kali karhutla yang terjadi, delapan kali disebabkan pembakaran sampah," ungkapnya, Jumat (6/10/2023).

Jika ditotal luas lahan yang terbakar akibat sembilan kejadian tersebut yakni seluas 11.5 hektare.

Menurutnya, hutan dan lahan yang terbakar merupakan perkebunan warga yang dekat dengan pemukiman.

Dimana tujuh kali pristiwa terjadi di Kecamatan Pesisir Tengah.

Sedangkan, dua peristiwa lainya yakni terjadi di Kecamatan Pesisir Selatan dan Kecamatan Pulau Pisang.

"Semua lahan yang terbakar ini milik warga yang dekat dengan pemukiman, bukan hutan lindung," ucapnya.

"Alhamdulillah semua aman dan bisa diatasi, hanya saja jika mobil Damkar tidak bisa menjangkau lokasi kita akan berkoordinasi dengan BPBD dan masyarakat untuk membantu memadamkan api," sambungnya.

Dikatakannya, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan ada dua unit mobil Damkar yang disiagakan selama 24 jam

Sebab kata dia, hanya dua unit armada pemadam tersebut yang dimiliki oleh pihaknya.

Lanjutnya, selama musim kemarau banyak lahan yang ditumbuhkan semak belukar kondisinya kering.

Sehingga ketika ada percikan api sangat mudah untuk terbakar dan meluas.

Dicontohkannya, Karhutla yang terjadi di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah beberapa waktu lalu terjadi akibat membakar sampah.

"Kebakaran itu dipicu karena ada warga yang membakar sampah kemudian apinya merembet kesemak belukar dan membesar," ujarnya.

Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar sama-sama menjaga lingkungan dan tidak membakar sampah sembarangan.

Sebab kata, membakar sampah pada mus kemarau sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kebakaran.

"Kami menghimbau kepada masyarakat agar sama-sama menjaga lingkungan kita dan tidak membakar sampah sembarangan karena bisa berakibat fatal," tandasnya.

(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved