Berita Lampung

Juwendra Asdiansyah Kembali Luncurkan Buku Terbaru Berjudul 3 Jagoan

Jurnalis sekaligus penulis asal Lampung, Juwendra Asdiansyah kembali menelurkan buku terbarunya berjudul "3 Jagoan".

Penulis: Hurri Agusto | Editor: taryono
istimewa
Jurnalis sekaligus penulis asal Lampung, Juwendra Asdiansyah kembali menelurkan buku terbarunya berjudul 3 Jagoan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Jurnalis sekaligus penulis asal Lampung, Juwendra Asdiansyah kembali menelurkan buku terbarunya berjudul "3 Jagoan".

Ini merupakan buku ketiga dari Juwendra setelah sebelumnya sukses dengan dua buku yang lahir pada masa pandemi, yakni "Sekincau (2020)" dan "Pertengkaran Orang Baik" (2021).

Buku 3 Jagoan ini berisi 40 tulisan dengan tebal 300 halaman.

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa ringan, khas mantan pemimpin redaksi duajurai.co dan saibumi.com tersebut. 

Berbeda dari dua buku sebelumnya yang bertema acak, 3 Jagoan yang juga lahir dari penerbit BumiBima, fokus berkisah ihwal orang-manusia. 

“Ada banyak tulisan tentang teman, senior, dan kerabat, serta kisah sejumlah tokoh yang saya anggap mengandung pengetahuan, pelajaran, nilai, atau hal-hal yang menginspirasi,” kata Juwendra dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/11/2023).

Sejumlah nama tokoh yang cukup dikenal luas di Lampung menjadi topik tulisan. 

Para tokoh itu di antaranya dua dosen senior Universitas Lampung Muhammad Thoha Batin Sampurna Jaya dan Anshori Djausal.

Kemudian, ada nama Ade Utami Ibnu (anggota DPRD Lampung), Muswardi Thaher dan putranya Afdi Muslim (tokoh warga Lampung asal Sumatera Barat), serta sastrawan Udo Z Karzi. 

Ada pula kisah sejumlah tokoh nasional seperti mendiang pengusaha Bob Sadino, mendiang Baharuddin Lopa (eks Jaksa Agung),  Wakil Menteri Menteri Komunikasi dan Informatik Nezar Patria, dan eks Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ukay Karyadi. 

Buku ini sendiri dibagi menjadi empat bab, di mana salah satu bab berjudul "Lelayu".

Bab tersebut memuat sejumlah obituarium kepergian sahabat dan guru penulis, serta tokoh tertentu antara lain Prof Eddy Rifai (dosen Fakultas Hukum Unila), Ahmad Yulden Erwin (penyair, aktivis), Dedy Mawardi (pengacara, aktivis), Uki M Kurdi (eks pemimpin Redaksi Tribun Lampung).

Ada juga nama Moh Ridwan (jurnalis, komentator tinju nasional), Jakob Oetama (pendiri Kompas), dan Eril (putra eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil).

"Begitu banyak yang pergi, tapi memang tak semuanya sempat dan mampu saya tulis," ujar Juwendra.

Adapun Judul 3 Jagoan diambil dari salah satu judul tulisan di dalam buku.

Dimana 3 jagoan ini merupakan cerita tentang tiga jurnalis yakni Muhammad Yazid, Reza Gunadha, dan Yoso Muliawan.

Ketiganya pernah bekerja bersama Juwendra di koran Tribun Lampung dan kini mentas di medan masing-masing. 

Sejumlah pihak mulai akademisi hingga jurnalis telah memberikan testimoni atas buku 3 Jagoan.

“Terasa sekali jika buku ini ditulis oleh seorang wartawan. Narasinya begitu lancar tanpa pretensi hiperbolik atas tokoh-tokohnya. Kalaupun ia mengapresiasi, ia sajikan dengan takaran yang pas dan pantas. Juwendra mengajak kita untuk mengenang kembali manusia di sekitar kita, manusia dengan segala kehebatan dan keterbatasannya. Dari sana kita jadi sadar, betapa berharga kehidupan ini, betapa berharga apa yang ada di bumi ini.” – Khairul Anom, penulis, Direktur PT Parakreatif.

Sementara, Wakil Rektor II Universitas Lampung, Prof Rudy SH LLM LLD menilai bukuinj memiki penyampaian tulisan yang dapat membuat pembaca berada dalam cerita.

“Membaca buku 3 Jagoan sangat menyenangkan dan menambah wawasan mengenai kehidupan sehari-hari dari tokoh-tokoh yang ada di bumi Lampung, dan kebetulan Bang Juwe memang ada di pusaran tokoh-tokoh tersebut. Dengan penyampaian ala Juwe pembaca tanpa sadar seperti berada dalam cerita itu sendiri," kata prof Rudy.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tribun Lampung Ridwan Hardiansyah menilai buku ini dapat menghanyutkan pembaca dengan pilihan diksi dan alur yang pas.

"Buku 3 Jagoan ini sangat menghanyutkan. Untaian kata demi kata membuat saya terbuai. Pilihan diksi yang ringan serta ritme alur yang pas, membuat saya tidak tergoda untuk berhenti membaca," kata Ridwan Hardiansyah.

"Juwendra secara apik mengeksploitasi kehidupannya dengan melibatkan teman, kerabat, dan orang-orang yang melintas di kesehariannya. Tak hanya mengandung pengetahuan, pelajaran, dan nilai yang menginspirasi tentang kemanusiaan, buku ini adalah penghormatan untuk perjalanan bersama, sebuah kisah yang patut dibaca dan diabadikan," Budiyanto Dwi Prasetyo, peneliti BRIN

"Cerita sekecil apa pun, bila diceritakan secara baik dan jujur, akan memiliki kekuatan sangat besar dalam hidup kita. Buku ini adalah alat picu agar kita menuliskan banyak kisah kecil yang akan menjadi cerita bersama. Buku ini, adalah cara Bang Juwe mengundang kita untuk bercerita," Reza Gunadha, Wakil Pemimpin Redaksi Suara.com 

"Senang sekali akhirnya kembali dapat membaca buku tulisan sang maestro Juwendra Asdiansyah. Membaca buku ini kita seperti terbawa ke cerita sesungguhnya. Buku ini sangat renyah dan menarik untuk dibaca. Saya merekomendasikan agar segera memesan buku ini dan jangan sampai kehabisan," kata Prof Admi Syarif PhD, dosen Fakultas MIPA Universitas Lampung

"Buku ini merefleksikan kepada kita arti persahabatan sesungguhnya. Persahabatan yang kadangkala diwarnai perbedaan pendapat, tapi suka, duka, canda dan tawa akan selalu tetap dominan membersamai perjalanan persahabatan," kata Upi Fitriyanti, asisten Ombudsman RI Perwakilan Lampung

"Meski ditulis dengan ringan, 40 tulisan dalam buku 3 Jagoan ini terkandung banyak pengetahuan, pelajaran, nilai-nilai baik, dan hal-hal yang menginspirasi. Karenanya buku ini penting dan patut untuk dibaca. Juwendra Asdiansyah adalah jaminan untuk bacaan berkualitas," – Ferry Fathurokhman PhD, dosen Fakultas Hukum Untirta Banten 

"Di tangan Juwendra Asdiansyah, biografi orang-orang benar-benar menjadi manusia sebenar-benarnya manusia. Tak peduli apa pun peran mereka di dunia, insan-insan ini hidup dengan sepenuh jiwa, tak sekadar raga belaka. 40 kisah manusia dalam 3 Jagoan ditulis dengan segar, asyik, dan khas suhunya jagoan," - Udo Z Karzi, jurnalis-penulis

"Dari buku pertama Sekincau dan kedua Pertengkaran Orang Baik saya sudah kagum dengan gaya tulisan Bang Juwe yang ringan tetapi mampu merangkum dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya dengan apik," - Dr dr Achmad Farich, Rektor Universitas Malahayati.

( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved