Berita Lampung
PWNU dan PW Muhammadiyah Lampung Kecam Konflik di Bitung
PWNU dan PW Muhammadiyah pun mengajak semua pihak dapat menjaga kondusivitas agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan PW Muhammadiyah Lampung mengecam konflik di Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (30/11/2023).
Peristiwa itu menyebabkan seorang korban tewas dan dua lainnya luka-luka.
PWNU dan PW Muhammadiyah pun mengajak semua pihak dapat menjaga kondusivitas agar kejadian serupa tidak terjadi di tempat lain.
Ketua PWNU Lampung Puji Raharjo mengatakan, konflik di tengah masyarakat sangat mudah berkembang menjadi dinamika sosial politik.
"Pertama, kami PWNU dan PW Muhammadiyah Lampung, mengecam tindakan keras yang tidak berperikemanusiaan yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara, yang merupakan bentrok antara kelompok masyarakat yang berbasis SARA sehingga menimbulkan korban jiwa," ungkap Puji Raharjo kepada awak media di kantor PWNU Lampung, Kamis (30/11/2023), Kamis (30/11/2023).
Dia berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di tempat lain karena akan mengoyak kebangsaan dan kebhinnekaan di Indonesia.
PWNU dan PW Muhammadiyah Lampung mendukung tindakan preventif dan responsif yang dilakukan pemerintah melalui petugas keamanan agar peristiwa serupa tidak menyebar dan terulang di tempat lain.
"Kami mengapresiasi langkah cepat penegak hukum yang sudah menangani permasalahan di Bitung, dan kami percayakan kepada penegak hukum karena negara ini adalah negara hukum," kata dia.
Dia pun meminta agar masyarakat dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh oknum atau berita maupun informasi yang dapat memecah belah persatuan.
Menurutnya, masyarakat harus lebih awas dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.
"Kita imbau masyarakat jangan main hakim sendiri. Percayakan penyelesaian hukum kepada aparat penegak hukum, karena kita adalah negara hukum," tutur Puji.
"Terkait yang ada di medsos agar masyarakat melakukan cek ulang sumber dan kebenarannya, sehingga tidak menimbulkan gesekan," tambahnya.
Ketua PW Muhammadiyah Lampung Sudarman mengatakan bahwa NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi terbesar yang terlibat dalam proses perumusan kemerdekaan Indonesia.
Pihaknya perlu ikut andil dalam menjaga stabilitas negara untuk menghindari perpecahan antaranak bangsa.
"Kami dua organisasi terbesar di Indonesia perlu ambil andil di fenomena ujaran dan tayangan yang menimbulkan perpecahan," ungkap Sudarman.
"Walaupun itu (konflik Bitung) skalanya lokal kecil, tidak menutup kemungkinan jika dibiarkan akan membesar dan mempengaruhi pola pikir masyarakat dan anak bangsa Indonesia," kata dia.
Dia tidak ingin konflik di Bitung memengaruhi pemikiran anak bangsa.
Kata dia, segala bentuk konflik dan gesekan sedini mungkin harus diantisipasi dan dicegah bersama semua unsur.
"Kami PW NU dan Muhammadiyah sepakat untuk mengantisipasi isu SARA yang dapat menimbulkan perpecahan," kata dia.
"Jika itu sudah masuk indikasi pelanggaran hukum, maka kita serahkan itu kepada penegak hukum," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mendorong pemerintah agar menindak tegas oknum yang melakukan ujaran kebencian dan SARA yang dapat memecah belah bangsa.
"Kita mendorong pemerintah bersama masyarakat agar menindak tegas oknum yang melakukan ujaran atau perilaku yang mengarah ke SARA apalagi sampai mengganggu ketertiban umum," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)
Amerika Serikat Jadi Pangsa Pasar Ekspor Minyak Nabati Lampung |
![]() |
---|
Puluhan Anak Ikut Demo di DPRD Lampung, Mengaku Sekolah di STM |
![]() |
---|
Gubernur Lampung Ladeni Peserta Unjuk Rasa sambil Duduk Lesehan |
![]() |
---|
Perilaku Menyimpang Diduga Jadi Pemicu Kasus Pembunuhan Sadis di Pesawaran |
![]() |
---|
Aksi Mahasiswa dan Personel TNI-Polri Punguti Sampah Jadi Penutup Unjuk Rasa di DPRD Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.