Berita Terkini Nasional

Polisi Tak Temukan Jejak Pengereman Bus Handoyo di KM 72 Tol Cikopo Hingga Terguling

Dirlantas Polda Jawa Barat sudah melakukan oleh TKP di lokasi kecelakaan Bus Handoyo dan tidak ditemukan jejak pengereman.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id
Dirlantas Polda Jawa Barat sudah melakukan oleh TKP di KM 72 Tol Cipali yang jadi lokasi kecelakaan Bus Handoyo dan tidak ditemukan jejak pengereman. 

Tribunlampung.co.id - Polda Jawa Barat terus menyelidiki kecelakaan Bus Handoyo di KM 72 Tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat Jumat (15/12/203) sore.

Dari hasil olah TKP Polda Jawa Barat ternyata tak ditemukan upaya pengereman yang signifikan oleh sopir Bus Handoyo. 

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Handoyo Terguling di Tol Cipali 12 Penumpang Meninggal

Baca juga: Daftar Nama 12 Korban Tewas Kecelakaan Bus Handoyo di Tol Cipali

Sebelumnya 12 penumpang meninggal di kecelakaan Bus Handoyo di KM 72 Tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat

Bus tersebut mengangkut 22 penumpang lalu terguling dan menyebabkan 12 orang meninggal serta tujuh luka-luka.

Wadirlantas Polda Jawa Barat, AKBP Edwin Affandi mengonfirmasi hal tersebut.

"Minim jejak pengereman, terlihat tidak ada upaya rem yang signifikan. Kami akan memeriksa kondisi bus terlebih dahulu apakah sopir tidak melakukan pengereman atau rem pada bus tidak berfungsi," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa bus tersebut dikemudikan oleh Rinto Katana (28) yang merupakan supir kedua dari bus Handoyo.

"Jadi bus setiba di Kendal melakukan pergantian sopir, nah dari Kendal itu Rinto yang mengemudikan bus hingga akhirnya alami kecelakaan di Tol Cipali saat hendak mengambil penumpang di Purwakarta," katanya.

Berdasarkan olah TKP lainnya, ia menyebutkan bahwa kendaraan saat melintas di lokasi kejadian diduga melebihi batas kecepatan maksimal.

"Jadi batas kecepatan itu seharusnya 40 Km/jam, namun bila dilihat dari kerusakan yang ada dan minimnya pengereman, diduga bus melintas melebihi batas maksimal," ujar Edwin.

 Terkait perstiwa itu, ia mengatakan bahwa sudah memintai keterangan supir dan memeriksa empat orang saksi.

"Kami sementara mendapatkan data bahwa supir sudah memiliki SIM B2 umum, kemudian informasi dari penumpang yang kami dapatkan adalah pada saat sebelum memasuki tikungan, kecepatan bus masih dalam kondisi tinggi dan di TKP kami juga menemukan minim jejak rem," ucap Edwin.

Pengakuan Penumpang

Kecelakaan tersebut diduga kuat akibat dari sopir bus yang ugal-ugalan.

Hal ini disampaikan Rahma (16), korban selamat yang kini jalani perawatan di RS Abdul Razak Purwakarta.

Ia mengatakan, sopir ugal-ugalan dalam mengemudikan bus.

"Ya, memang selama dalam perjalanan, sopir mengemudikan kendaraannya selalu dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan," kata Rahma.

Rahma menaiki bus dari Temanggung, Jawa Tengah menuju Bekasi untuk mengunjungi ibunya.

"Namun nahas bus yang saya tumpangi terguling akibat sopir ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan," ungkapnya.

Saat bus terguling, ia sempat terbentur dan tertindih oleh penumpang lainnya.

"Saat celaka, saya masih sadar tertindih penumpang lainnya, bus terguling begitu keras sehingga wajar banyak korban jiwa," katanya.

Rahma bersyukur masih bisa selamat dalam kecelakaan ini.

"Alhamdulillah bersyukur bisa selamat dala kecelakaan tersebut, sekalipun saya hanya mengalami beberapa luka lecet di muka, tangan, kaki dan bagian dada."

"Yang paling sakit terasa di bagian kaki kanan yang luka dan saat ini masih terus mendapatkan penanganan medis," katanya.

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved