Berita Lampung
Ketersediaan Bahan Pangan Selama Nataru di Lampung Mencukupi
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung memastikan ketersediaan bahan pangan selama periode Nataru mencukupi.
Penulis: Agustina Suryati | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung memastikan ketersediaan bahan pangan selama periode Nataru mencukupi.
"Pemerintah memastikan ketersediaan bahan pangan pokok strategis dapat terpenuhi selama bulan Desember 2023 dan harga masih relatif stabil," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto di Bandar Lampung, Jumat (22/12/2023).
Berdasarkan informasi yang diterima Tribunlampung.co.id, ketersediaan daging sapi sampai Desember 2023 mencapai 9,4 ton.
Baca juga: Masuk Musim Hujan, Petani Cabai di Mesuji Belum Mampu Penuhi Permintaan Pasar
Sedangkan perkiraan kebutuhannya hanya 6,3 ton.
Artinya, kata dia, ada surplus sekitar 3 ton.
Ketersediaan daging ayam ras sampai Desember 2023 berkisar 24.123 ton dan perkiraan kebutuhan mencapai 32.964 ton, sehingga mengalami surplus 8.841 ton.
Stok telur ayam per Desember 2023 mencapai 66 ton dengan jumlah kebutuhan 22,8 ton. Jadi ada surplus sebanyak 43,2 ton.
Kemudian untuk ketersediaan gula sejak Oktober sampai Desember 2023 sebanyak 26.041 ton dengan kebutuhan atau konsumsi 25.589 ton, sehingga surplus 452,2 ton.
Lalu ketersediaan kedelai sampai Mei 2023 sebanyak 19.362,3 ton dengan kebutuhan 14,7 ton atau surplus 4,6 ton.
Ketersediaan minyak goreng per Desember 2023 adalah 53 ton dengan kebutuhan 51 ton, sehingga ada surplus 2 ton.
Sementara bahan pangan bawang merah ketersediaan sampai dengan bulan Desember 2023 adalah sebanyak 8.443 ton dengan jumlah konsumsi sebanyak 8.299 ton dan surplus sebanyak 143 ton.
Ketersediaan stok cabai rawit Desember 2023 sebanyak 764 ton dengan kebutuhan 4.624 ton, sehingga ada kekurangan 3.860 ton.
Hampir senasib dengan cabai rawit, stok cabai besar berdasarkan data per Oktober sampai Desember 2023 sebanyak 8,8 ton, dengan jumlah kebutuhan 9,5 ton, sehingga minus 680 ton.
Bani mengatakan, El Nino berperan besar terhadap merosotnya panen cabai.
Selain itu, El Nino berdampak pada kekeringan, penyebaran hama penyakit, penurunan kualitas tanaman, gangguan musim tanam, dan ketidakstabilan harga.
"Upaya sekarang ada program intensifikasi untuk tanaman cabai, bantuan pupuk NPK, pupuk organik cair dan pupuk organik padat di Kabupaten Lampung Tengah, Pesawaran, dan Lampung Selatan. Dengan total alokasi bantuannya itu seluas 80 hektare. Rinciannya Lampung Tengah 30 hektare, Lampung Selatan 25 hektare, dan Pesawaran 25 hektare," katanya.
(Tribunlampung.co.id/Agustina Suryati)
Pasutri Tewas Seusai Ditabrak Toyota Calya, Terpental ke Atas Kanopi Warung |
![]() |
---|
Hanan Masih Susun Kader Golkar Lampung yang Potensial untuk Masuk Kepengurusan Baru |
![]() |
---|
Warga Lambar Selamat Setelah Diterkam Harimau Sumatera, Alami 20 Jahitan Kepala |
![]() |
---|
Seusai Dendi Ramadhona, Kejati Lampung Bakal Panggil Saksi Lain Dalami Kasus SPAM |
![]() |
---|
Besok Terjadi Gerhana Bulan, BMKG Tegaskan Tidak Berpengaruh Signifikan pada Gelombang Laut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.