Banjir di Mesuji

Atasi Banjir, Dinas Pertanian Lampung Akan Turunkan Alat Berat di Mesuji

Pemkab) Mesuji melalui Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji telah meminta bantuan ke Dinas Pertanian Provinsi Lampung untuk atasi banjir di lahan pertania

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: taryono
dok warga
Ribuan hektare sawah di Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji dipastikan gagal tanam akibat terdampak banjir. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Mesuji - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji melalui Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji telah meminta bantuan ke Dinas Pertanian Provinsi Lampung untuk atasi banjir di lahan pertanian.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji Pariman, Minggu (21/1/2024).

"Kami telah membuat usulan ke Dinas Pertanian Provinsi Lampung agar ada penanganan jangka pendek terkait banjir di lahan pertanian," ujarnya.

Pariman menyebut upaya jangka pendek yang direncanakan untuk atasi banjir di lahan pertanian dengan melakukan pelebaran saluran air.

Supaya air yang ada di lahan persawahan bisa mengalir ke sungai.

Oleh sebab itu, ungkapnya alat berat ekskavator  dari Dinas Pertanian Provinsi Lampung akan diturunkan untuk memperbesar saluran air.

"Insya Allah Hari Senin, 22 Januari 2024 Siang Dinas Pertanian Provinsi Lampung melalui UPTD brigade akan cek lokasi persawahan yang terdampak banjir," jelasnya.

Adapun lokasi yang bakal dilakukan pengecekan ada di Desa Sungai Badak, Sidomulyo, Wiralaga Mulya dan Wiralaga I, Kecamatan Mesuji.

Ia pun berharap alat berat ekskavator  bisa segera diturunkan di Kabupaten Mesuji.

Agar penanganan banjir di lahan pertanian terdampak bisa segera dilakukan.

"Sehingga para petani bisa secepatnya melakukan penanaman padinya kembali," ucapnya.

Ditambahkan Pariman dari hasil pendataan yang dilakukannya ada ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Mesuji yang terdampak banjiri.

Diantaranya untuk lahan pertanian terdampak banjir di Kecamatan Mesuji untuk Desa Sungai Badak ada 850 hektare lahan.

Kemudian Desa Sidomulyo ada 350 hektare, Wiralaga Mulya 270 hektare, Wiralaga 400 hektare dan Tanjung Srayan 500 hektare.

Desa Tirtalaga ada 100 hektare lahan pertanian terdampak, Desa Sumber Makmur 91 hektare, Desa Suka Maju 135 hektare dan Desa Mulya 100 hektare

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji saat ini sedang mendata jumlah sawah di Kecamatan Mesuji yang terdampak banjir.

Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi sawah milik petani yang terdaftar asuransi untuk mendapatkan ganti rugi akibat bencana alam banjir.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji Pariman, Jumat (19/1/2024).

"Bila petani masuk asuransi tentunya kami akan usulkan ke Asuransi Jasindo untuk tinjau lokasi sebagai persyaratan mendapatkan pembayaran ganti rugi," ujarnya.

Selain itu juga akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan benih dari pemerintah.

Bagi yang belum terdaftar, pihaknya akan mendorong para petani untuk segera mendaftarkan asuransi usaha tani padi.

Supaya kedepannya jika terjadi musibah yang tidak diinginkan bisa tercover asuransi.

"Asuransi ini tentunya sangat penting bagi petani untuk meringankan beban jika terjadi musibah semacam ini," ungkapnya.

Di sisi lainnya, petani di Desa Sungai Badak bernama Agus harus merelakan sawah miliknya seluas 4 hektare terendam banjir.

Akibatnya, tanaman padi miliknya yang ditaman di luas lahan 4 hektare itu mati terendam banjir.

"Modal habis 4 hektare itu sekitar Rp 10 juta lebih, mulai dari modal tanam, bibit dan lain sebagainya," ucapnya.

Ia pun mengaku belum memiliki asuransi atas sawah miliknya jika terjadi kegagalan tanam ataupun panen akibat bencana alam.

Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk meringankan beban kegagalan tanam akibat bencana alam banjir tersebut.

"Asuransi belum ada, tapi katanya sih bakal turun dari pihak Pemerintah Provinsi Lampung untuk klaim bibit diganti."

"Tetapi belum dapat kepastiannya, karena bahasa dari gapoktannya begitu dan saya sangat berharap bener sih minimal bibit diganti karena kan dipastikan bakal tanam ulang," sambungnya.

Petani padi lainnya bernama Sanusi pun mengungkapkan hal yang sama, atas harapan bantuan dari pemerintah.

Sebab, dari pengakuannya modal untuk menanam padi sudah dimaksimalkan pada musim tanam saat ini.

"Kalau sudah surut nanti ya mau gak mau nanam lagi tapi modal kami sudah kritis habis ditaburkan kemarin," ungkapnya.

Sanusi menyebut modal tanam 1 hektare sawah miliknya itu didapat dari modal pribadinya.

Mengingat, luasan hektare sawah yang dimilikinya tidaklah banyak hanya 1 hektare.

"Modal sendiri kalau punya saya, karena dikit. Tetapi ada sebagian punya kawan itu pinjaman dana KUR tempo," ucapnya.

Ia pun berharap pemerintah bisa membantu petani yang alami gagal tanam akibat bencana alam banjir tersebut.

Sebab, ungkapnya sampai saat ini ia tidak memiliki harapan lainnya selain pemerintah.

Karena sawah miliknya belum memiliki asuransi jika terjadi kegagalan tanam ataupun panen akibat bencana alam.

"Iya pak kalau saya bahkan petani sendiri mintanya kaya gitu, gimana nanti solusi dibantu ya minimal bantuan bibit agar kami nanam kembali lebih ringan," jelasnya.

(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved