Berita Lampung

Pengguna Jasa Harap Kenaikan Tarif Dermaga Eksekutif Diimbangi dengan Pelayanan

Kenaikan tarif penyeberangan Dermaga Eksekutif di Pelabuhan Bakauheni ditanggapi beragam oleh para pengguna jasa.

Tribunlampung.co.id/Dominus Desmantri Barus
Pengguna jasa harap kenaikan tarif Dermaga Eksekutif diimbangi dengan pelayanan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Selatan - Kenaikan tarif penyeberangan Dermaga Eksekutif di Pelabuhan Bakauheni,  dikomentari beragam oleh pengguna jasa. 

Ada yang merasa keberatan namun ada pula yang setuju asalkan diimbangi dengan pelayanan dan kebersihan kapal.

Diketahui PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mulai menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada layanan dermaga Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni-Merak pada Kamis (1/2/2024) mulai pukul 00.00 WIB.

Tarif rata-rata untuk penumpang mencapai 8,72 persen.

Sementara itu, untuk kendaraan, penyesuaian rata-rata sebesar 4,74 persen.

Menurut PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) penyesuaian tersebut mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan kapal dan fasilitas, serta kenaikan biaya operasional lainnya.

Namun hal itu tidak sejalan dengan keinginan masyarakat.

Seperti yang diutarakan pengguna jasa penyeberangan bernama Muhamad Arifin.

Ia mengaku keberatan dengan kenaikan harga tarif penyeberangan Dermaga Eksekutif saat ini.

"Saya dari Lampung mau ke Jakarta. Tujuannya mau kerja. Saya lumayan cukup sering menyeberang dari sini. Dengan kenaikan harga tarif ini ya saya merasa keberatan," kata Arifin, Sabtu (3/2/2024).

Apalagi menurutnya, untuk pengguna jasa yang rutin menggunakan Pelabuhan Bakauheni untuk mobilitas kerjanya pasti merasa keberatan.

"Kenaikannya Rp 6-7 ribu. Ya tentu untuk orang-orang seperti saya, yang memang lunayan cukup sering menggunakan Pelabuhan Bakauheni untuk berpegian terutama untuk kerja pasti berat," katanya.

"Apalagi kalau mondar mandir seperti ini, kami tidak diberikan uang lebih dari kantor (pake uang pribadi). Jadi pasti berat," ketusnya.

Ia berharap kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk memperhatikan besaran kenaikan harga tarif penyeberangan agar tidak memberatkan pengguna jasa.

Penumpang lainnya, Nuryana menanggapi kenaikan harga tarif penyeberangan sebagai suatu kewajaran.

"Dari Simpang Pematang mau ke Jakarta. Tujuannya mau tempat saudara, juga mau kerja. Alhamdulilah kalau untuk di dermaga reguler sendiri belum ada kenaikan harga," katanya.

Selama dirinya menyeberangan ke Pulau Jawa selalu menggunakan travel atau bus yang langsung ke tujuan.

Sehingga, Ia tidak memperhatikan kenaikan harga tarif penyeberangan.

"Biasanya kalau nyeberang gini langsung dar travel atau biasanya pake bus yang langsung ke tujuan. Kalau sama mereka kan bayar ongkosnya sekaligus tiket kapal jadi nggak seberapa merhatiin kalau ada kenaikan. Ini baru pertamakalinya ngeteng (pejalan kaki)," katanya.

"Kalau ada kenaikan harga ya wajar saja karena kan udah mau mendekati libur lebaran, liburan anak sekolah jadi mungkin pertimbangannya di situ," ujarnya.

Keluhan terkait kenaikan harga tiket penyeberangan kapal Bakauheni dikeluhkan  juga oleh penumpang yang membawa kendaraan sepeda motor bernama Ujang Hermawan.

Ujang mengaku dirinya belum mengetahui kenaikan harga tiket penyeberangan kapal tersebut.

"Saya dari Bandung. Ya saya merasa keberatan. Kalau bisa normal lagi. Belum tau kalau harga tiketnya udah naik, karena saya tadi belinya di agen," papar Ujang.

Penumpang pejalan kaki, bernama Aris mengaku tidak keberatan dengan kenaikan harga tiket kapal tersebut.

"Kalau nggak salah naik sekitar Rp 6 ribu. Kalau saya sih tidak masalah kalau naiknya cuma segitu," kata Aris.

Tetapi, Aris meminta kepada pihak penyedia kapal ataupun PT ASDP Ferry Indoensia untuk memperhatikan pelayanannya, baik pelayanan penumpang maupun kebersihan kapal.

"Saya sih berharap dengan adanya kenaikan tersebut, pihak kapal maupun ASDP dapat memperhatikan pelayanannya. Terutama untuk kebersihan kapal," katanya.

"Semoga toiletnya menjadi bersih, kapalnya juga bersih, biar penumpang itu merasa aman dan nyaman," ujarnya.

Sopir angkutan bernama Ariyanto mengatakan sebaiknya penyesuaian tarif disesuaikan dengan harga BBM saat ini.

"Ya kita sih pengennya harganya jangan terlalu mahal ya," kata Ariyanto saat menunggu kapal di dermaga eksekutif, pelabuhan Bakuheni Lampung Selatan.

"Kenaikannya lumayan signifikan, kenaikannya ada Rp 100 ribuan, jadi mau nggak mau pangkas uang jalan ini," ujarnya.

Sejumlah sopir kendaraan merasa kebingungan, sebab menurut mereka kurangnya sosialisasi terkait penyesuaian tarif penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni-Merak.

Sopir angkutan lainnya bernama Sapri mengaku kaget dengan adanya penyesuaian tarif penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni-Merak.

"Saya belum tahu, tiba-tiba harga tiket udah naik, tidak ada sosialisasi ke kami, saya minta uang jalan ke bos kayak biasa aja, saat masih harga lama," katanya.

"Udah mulai berlaku dari kemarin-kemarin, kalau nggak salah. Naiknya ada yang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu," ujarnya.

Sopir Bus Sumatera-Pulau Jawa M Aritonang mengatakan pihaknya belum menyesuaikan tiket penumpang dengan tiket penyeberangan.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved