Teror Harimau di Lampung Barat
Teror Harimau di Suoh dan BNS Lampung Barat, Tim Temukan Jejak Kaki Baru
Upaya-upaya terus dilakukan oleh Tim Penanganan Interaksi Negatif Satwa Liar dengan Manusia untuk mencari harimau yang meneror warga Suoh dan BNS.
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Barat - Upaya-upaya terus dilakukan oleh Tim Penanganan Interaksi Negatif Satwa Liar dengan Manusia untuk mencari harimau yang telah meneror warga Suoh dan BNS, Lampung Barat, Lampung.
Tim yang terdiri dari BBTNBBS, TNI, Polri, BKSDA, WCS, serta suport dari Dirjen Gakkum Wilayah Sumatera dan pihak lain itu terus melakukan patroli pencarian harimau yang telah memangsa dua warga Suoh dan BNS, Lampung Barat tersebut.
Kasat Polhut BBTNBBS, Sadatin Misri menerangkan, sejak dimulainya pencarian pada Jumat (23/2/2024), pihaknya telah menemukan tanda baru berupa jejak kaki pada Minggu (25/2/2024).
“Patroli ini kita bagi empat tim, tim pertama, kedua dan ketiga bertugas untuk mencari jeja-jejak kucing besar. Sementara tim keempat fokus monitoring kandang jebak yang terpasang,” ujarnya, Selasa (27/2/2024).
“Dalam patroli yang dilaksanakan itu, kami menemukan adanya tanda baru berupa jejak kaki harimau di Talang Sari, namun tim kehilangan jejak,” tambahnya.
Sadarin menceritakan, saat itu tim satu yang ditugaskan mencari tanda-tanda keberadaan harimau berhasil menemukan jejak.
Tetapi karena arah jejak tersebut mengarah ke belukar, tim satu itu kehilangan jejak hingga patroli mencari tanda-tanda diakhiri karena kondisi cuaca.
Berdasarkan hasil evaluasi, pihaknya memutuskan untuk melakukan proses pencarian tanda-tanda pada hari Senin tanggal 26 Februari 2024.
Esok harinya, pihaknya kembali membentuk tiga tim, tim satu dan tim dua ditugaskan untuk berpatroli mencari tanda-tanda, tim tiga kembali difokuskan memonitoring kandang jebak.
Menurutnya, jejak kaki yang ditemukan beberapa waktu yang lalu oleh petugas itu hampir sama dengan jejak kaki yang ditemukan di lokasi meninggalnya Sahri warga Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS.
“Sehingga dimungkinkan jejak kaki yang ditemukan di Talang Sari itu masih satu harimau dengan yang menyerang warga beberapa waktu lalu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) telah mengungkap beberapa faktor konflik satwa liar harimau dengan manusia yang terjadi akhir-akhir ini di Suoh dan BNS, Lampung Barat, Lampung.
Hal itu disampaikan BBTNBBS menyusul adanya dua korban yang meninggal dunia akibat serangan harimau di Pekon Sumber Agung Kecamatan Suoh dan Pekon Bumi Hantatai Kecamatan BNS, Lampung Barat.
Kasat Polhut BBTNBBS, Sadatin menceritakan, terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar harimau di Suoh dan BNS Lampung Barat ini karena perburuan mangsa harimau dan pembukaan lahan di kawasan hutan.
“Jadi untuk wilayah suoh ini, semenjak kasus satwa yang terkena jerat pada 3 Juli 2019, kita intens melakukan patroli perlindungan satwa,” ujar dia, Minggu (25/2/2024).
“Kita dapat instruksi untuk melakukan patroli sapu jerat. Sekarang hampir tiap kita melakukan patroli pasti mendapatkan alat jerat baik berupa tambang, nilon untuk satwa mangsanya,” terusnya.
Menurut Sadatin, hal itu berkaitan kenapa satwa harimau bisa berburu sampai keluar karena jumlah populasi mangsanya yang berkurang.
“Kita hubungkan dengan hasil-hasil yang kita dapatkan di lapangan saat patroli terkait jerat yang masih banyak,” jelasnya.
“Ya ini memang perlu edukasi ke masyarakat. Ini menjadi evaluasi bagi kita semua, kenapa ini bisa terjadi ya banyak faktor,” sambungnya.
Selain itu, tambah Sadatin, aktivitas pembukaan lahan yang dilakukan manusia juga bisa menjadi salah satu faktor kanflik ini bisa terjadi.
“Karena sudah ada aktivitas dengan manusia, ya mungkin dia sudah berubah perilakunya, selama ini di alam bebas dia masih sering berhubungan dengan satwa mangsanya,” jelasnya.
“Tapi dengan adanya bukaan lahan, aktivitas manusia masih ada di situ, tentunya karena hal itu dia bisa berubah tingkah lakunya,” pungkasnya.
Ia menilai, beberapa faktor itu bisa menjadi penyebab kenapa bisa terjadi konflik atau interaksi negatif antara satwa dan manusia.
Sementara itu, Dokter TNBBS Erni Suyanti mengatakan, kondisi di sekitar perkebunan warga yang didominasi oleh semak belukar juga menjadi potensi terjadiya konflik.
“Dari hasil cek lapangan, karena ini juga berhubungan dengan lokasi, lokasi itu memang semak belukarnya rimbun ya,” ucapnya.
“jadi kalo bepergian sendirian, tentunya ada potensi konflik tersebut bisa terjadi dalam kondisi lingkungan yang mendukung. Jadi memang rawan,” pungkasnya.
Sebelumnya, upaya penanganan evakuasi harimau yang meneror warga Suoh dan BNS Lampung Barat, Lampung mulai dilakukan.
Tim gabungan dari BKSDA, BBTNBBS, Polri, TNI, WCS, Pemkab Lampung Barat, Kecamatan, Pekon hingga masyarakat mulai menyusun rencana untuk menangkap harimau yang berkeliaran itu.
Kapolres Lampung Barat, AKBP Ryky Widya Muharam mengatakan, tim gabungan itu akan memasang kandang jebak untuk harimau.
“BKSDA, BBTNBBS dibantu Kodim 0422/LB dan jajaran Polres Lampung Barat membentuk tim khusus untuk melakukan pemasangan kandang jebakan,” ujar dia, Kamis (22/2/2024).
“Kandang jebak itu dibawa oleh BKSDA seksi lll Lampung untuk menangkap dan evakuasi harimau dari wilayah setempat,” sambungnya.
Selain membentuk tim pemasangan tersebut, jelasnya, pihaknya juga telah membentuk tim untuk memantau keberadaan harimau.
Hal itu dilakukan untuk memastikan harimau itu bisa masuk kandang jebakan yang telah dipasang agar evakuasi terhadap harimau bisa berjalan maksimal.
"Tentunya kita juga telah membentuk tim pendukung guna memaksimalkan keberhasilan evakuasi harimau yang telah menyerang warga tersebut,”
“Sehingga kita berharap langkah yang telah kita buat bersama tim gabungan bisa membuahkan hasil yang maksimal," pungkasnya.
Selain beberapa upaya tersebut, Pemerintah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) segera membuat surat himbauan ke masyarakat.
Dalam surat tersebut dijelaskan untuk warga yang memiliki kebun di sekitar kawasan TNBBS jangan melakukan aktivitas sementara waktu dari pukul 15.00 WIB - 10.00 WIB.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra)
Penanganan Konflik Harimau di Lampung Barat Berlanjut, Pemkab Akan Salurkan Bantuan ke Masyarakat |
![]() |
---|
Anggota DPR RI Mukhlis Basri Kirim Penjinak Harimau ke Suoh Lampung Barat |
![]() |
---|
Kejari Lampung Barat Kumpulkan Data Terkait Dugaan Penyebab Harimau Teror Warga |
![]() |
---|
Teror Harimau di Lampung Barat Belum Usai, Tim Gabungan Pasang Jebakan |
![]() |
---|
2 Warga Lampung Barat Tewas Dimangsa Harimau, Tim Rencanakan Penangkapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.