Trauma Pasca Dibully Kakak Kelas, Siswa SMP di Gunung Sugih Mendadak Jadi Pendiam

Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - F (14), siswa yang menjadi korban bullying di SMPN Satu Atap 1 Gunung Sugih, Lampung Tengah, disebut mengalami tekanan mental.

Korban dan adiknya kini menolak bersekolah.

Ia trauma akibat aksi perundungan yang terkesan dibiarkan pihak sekolah yang berlokasi di Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah itu.

Astivia Dwi Lestari, ibu korban, mengatakan, anaknya mendadak menjadi sangat pendiam.

Ia hanya mau berbaring di dalam kamarnya.

"Sekarang anak saya susah makan. Kerjaannya cuma tidur. Kalau kebangun juga paling cuma diem aja. Misal diajak ngobrol, jawabnya sepotong-potong aja," beber wanita yang biasa disapa Asti ini kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (29/2/2024).

"Tadi malam abis Magrib anak saya ngeluh kepalanya pusing. Tapi langsung kita bawa ke dokter," imbuhnya.

Selain itu, kata Asti, adik F juga mengalami trauma dan tidak mau sekolah.

Saat ini, adik korban duduk di kelas VII di sekolah yang sama.

Ternyata, kata Asti, adiknyalah yang mengeluarkan F saat dikurung di dalam kelas kosong.

"Saat kejadian, si Adek nekat mendobrak pintu kelas kosong untuk mengeluarkan F. padahal, sebelumnya dia juga diancam sama kelas IX," katanya.

Asti pun berencana memindahkan anaknya dari sekolah itu karena dianggap sudah tidak aman lagi.

Dia menyebut, kalaupun dipaksa, sang anak pasti tidak akan betah dan masih terbayang perbuatan kakak kelasnya.

"Setelah kejadian ini, saya mau pindahin (sekolah) aja. Karena sekolah itu sudah tidak nyaman lagi untuk anak saya," katanya.

Dipaksa Berkelahi