Berita Lampung

DPRD Lampung Soroti Buruknya Pelayanan Gawat Darurat di Puskesmas Rawat Inap Mulya Sari

Komisi V DPRD Provinsi Lampung menyoroti buruknya pelayanan gawat darurat di Puskesmas Rawat Inap Mulya Asri.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
Budhi Condrowati anggota Komisi V DPRD Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Tulang Bawang Barat - Komisi V DPRD Provinsi Lampung menyoroti buruknya pelayanan gawat darurat di Puskesmas Rawat Inap Mulya Asri, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang.

Pasalnya, puskesmas tersebut tidak melayani warga setempat saat sakit.

Mirisnya, pihak puskesmas justru membiarkan pasien yang sakit menuju rumah sakit mengunakan kendaraan sepeda motor.

Warga tersebut bernama, Putu Alit (54),  warga setempat yang berprofesi sebagai petani, meninggal dunia pada 8 april 2024, karena tersedak pestisida saat bekerja.

Anggota Komisi V DPRD Lampung Budhi Condrowati mengatakan, dari informasi yang ia dapat awalnya ketika bertani di ladang, Putu diduga tersengat racun, saat itu anaknya pun melihat Putu dalam keadaan tergeletak.

Setibanya di puskesmas, Putu Diduga tidak ditangani secara profesional.

Perawat yang berada di puskesmas hanya mengepit tangan putu, dan meminta putu untuk bangun, tidak mengambil tindakan reaktif yang lain.

Selanjutnya kata dia, pihak puskes itu justru mengarahkan pasien dirujuk ke Rumah Sakit Asy-Syifa Medika.

Tapi pihak puskesmas tidak mengantarkan pasien yang tak berdaya itu mengunakan mobil Ambulans dengan alasan tidak ada sopir.

Akhirnya keluarga pasien sangking paniknya membawanya dengan mengunakan sepeda motor dalam keadaan fasien tidak sadar dan sempat terjatuh dalam perjalanan.

"Logika aja, itukan tempat berobat dan harusnya Ambulance stanby 24 jam dan inikan nyawa pertaruhannya, kan tidak masuk akal ketika beralasan tidak ada sopir, tidak benar pegawai Puskesmas Mulya Asri ini banyak bahkan tidak hanya korban saja yang dirugikan banyak laporan masyarakat yang negatif tentang puskesmas Mulya Asri ini. Saya minta seluruh pegawai dievaluasi," kata Budhi Condrowati, kepada Tribunlampung Jumat (12/4/2024).

"Harusnya kan ada tindakan gawat darurat, dicek, dikasih oksigen atau diapain lah, tapi ini enggak ada," sambungnya.

Dieceritakannya almarhum Putu sempat berbaring saja di puskesmas tersebut.

"Kemudian salah satu petugas meminta agar Putu dibawa ke Rumah Sakit Asy-Syifa Medika yang jaraknya sekitar 9 kilometer dari puskesmas tersebut, untuk mendapatkan tindakan,"

"Keluarga Putu pun meminta agar diantar dengan ambulans Puskesmas karena jaraknya cukup jauh dan sangat mendesak. Meski mobil ambulans tersedia, namun pihak puskesmas tidak bisa mengantarkan Putu ke RS, dengan dalih sopir ambulans sedang tidak ada.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved