Berita Lampung

Kapolres Lamsel Benarkan Ada Pengecer Jual Gas Elpiji di Atas HET

Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya warung atau kios pengecer jual gas elpiji 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET)

Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: taryono
(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya warung atau kios pengecer jual gas elpiji 3 kg atau gas melon di atas harga eceran tertinggi (HET) saat timnya melakukan sidak di Kalianda. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya warung atau kios pengecer jual gas elpiji 3 kg atau gas melon di atas harga eceran tertinggi (HET) saat timnya melakukan sidak di Kalianda.

Sebelumnya, Polres Lampung Selatan bersama Pemkab Lampung Selatan melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) dan Pertamina menemukan warung atau kios yang menjual gas elpiji 3 kg tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET).

Hal itu terungkap, saat tim melakukan monitoring stok dan harga gas elpiji 3 kg atau gas elpiji melon ke beberapa warung dan kios pengecer di Kalianda, Lampung Selatan pada Kamis (18/4/2024).

Hal hasil tim menemukan warung atau kios pengecer di wilayah Desa Sukajaya, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan yang menjual gas elpiji 3 kg tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET) dari Pertamina Rp 18 ribu.

Ironinya, warung atau kios yang menjual gas elpiji 3 kg di atas harga HET tersebut tidak jauh dari rumah dinas Wakil Bupati Lampung Selatan Pandu Kesuma Dewangsa.

Warung tersebut menjual gas 3 kg atau biasa disebut juga gas melon seharga Rp 70 ribu per tabung.

Hal inilah yang membuat peristiwa tersebut menjadi viral, dan akhirnya membuat tim turun untuk mengecek atas keluhan dari masyarakat tersebut.

Tim sempat mempertanyakan, bagaimana bisa pemilik warung tersebut menjual gas bersubsidi itu jauh di atas HET.

Pemilik warung yang enggan disebutkan namanya tersebu berkilah, dirinya tidak memaksa agar masyarakat mau membekas dengan harga selangit tersebut.

Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya warung atau kios pengecer jual gas elpiji 3 kg atau gas melon di atas harga eceran tertinggi (HET) saat timnya melakukan sidak di Kalianda.

"Memang benar tim dari Tipidter, juga dari Dinasperinda dan Pertamina menemukan warung atau kios pengecer yang menjual harga gas di atas HET," kata Yusriandi," Jumat (19/4/2024).

Namun, ia menjelaskan, harga gas elpiji yang mahal itu berada di tingkat warung atau kios pengecer bukan dari agen ataupun pangkalan.

Dijelaskannya, jika menurut penuturan pemilik warung atau kios pengecer tersebut, alasan dia menjual harga di atas HET karena dia jug membeli dengan harga mahal.

Masih kata Dia, menurut pemilik warung pun gas elpiji yang dia jual mahal itu tabungnya milik dia pribadi.

"Kalau menurut penuturan pemilik warung sih tabungnya punya dia pribadi. Katanya dia belinya juga udah mahal. Lalu, kata dia, dia tidak memaksa warga untuk membeli di warungnya," katanya.

"Menurut pengakuan pemilik warung sih dia ada 4 tabung. Tapi, yang baru kejual hanya 1 tabung. Harganya Rp 70 ribu. Namun, ini bukan di tingkat agen ataupun pangkalan. Ini di kios atau warung biasa," tukasnya.

(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved