Berita Terkini Nasional

Jeritan Hati Ibunda Pegi Setiawan Yakin Anaknya Bukan Pembunuh Vina Cirebon

Jerit hati Kartini (28), ibunda Pegi Setiawan alias Perong, tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, akhirnya didengar Presiden Joko Widodo.

Tribun Jabar/Eki Yulianto
Ibunda Pegi Setiawan, Kartini saat menunjukkan foto anak pertamanya Pegi, Kamis (23/5/2024). Jerit hati Kartini (28), ibunda Pegi Setiawan alias Perong, tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, akhirnya didengar Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Cirebon - Jerit hati Kartini (28), ibunda Pegi Setiawan alias Perong, tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, akhirnya didengar Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kartini pun menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Jokowi yang memerintahkan Kapolri untuk mengusut kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Ia sangat yakin bahwa anaknya, Pegi Setiawan menjadi korban salah tangkap dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.

Oleh karena itu, Kartini berharap Presiden Jokowi membantu dirinya membebaskan sang anak dari tuduhan pembunuhan.

Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.

"Pegi tidak bersalah, dia tulang punggung kami. Saya mohon kepada Bapak Jokowi, bebaskan anak saya karena anak saya tidak bersalah," kata Kartini di kediamannya di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (30/5/2024), dikutip dari KompasTV.

"Saya orang tidak punya, tidak mengerti apa-apa," ujarnya.

Kartini menjelaskan, Pegi bukanlah pelaku dalam kasus tersebut, lantaran saat peristiwa pembunuhan Vina pada 27 Agustus 2016, Pegi tak berada di Cirebon.

Kartini menyebut saat itu, Pegi tengah bekerja sebagai kuli bangunan di Bandung.

Di sisi lain, Feri Irianto, warga yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon, meragukan pernyataan Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Ia meragukan pernyataan tentang adanya warung di depan tempat kerja Aep yang menjadi lokasi pertemuan para pelaku.

Feri menambahkan, warung terdekat berada di depan MAN 2 Cirebon dan warung tersebut sudah ada sejak lama, namun jaraknya cukup jauh dari tempat cucian mobil.

Kebohongan pengakuan Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, perlahan mulai terbongkar setelah warga angkat bicara.

Aep diduga sengaja mengungkap kesaksian palsu dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon tersebut lantaran ingin balas dendam ke para pelaku.

Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.

Feri Irianto, warga yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon, meragukan pernyataan Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Ia meragukan pernyataan tentang adanya warung di depan tempat kerja Aep yang menjadi lokasi pertemuan para pelaku.

Feri menambahkan, bahwa warung terdekat berada di depan MAN 2 Cirebon dan warung tersebut sudah ada sejak lama namun jaraknya cukup jauh dari tempat cucian mobil.

Sementara, warga lain bernama, Samsuri (40) yang yang rumahnya berada di sekitar Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, mengungkapkan bahwa Aep pernah digerebek.

Hal itu karena dugaan berbuat tak senonoh dengan perempuan di tempat cuci mobil.

Samsuri mengungkapkan, bahwa dirinya mengenal Hadi, Eko, Saka, dan Sudirman yang kini telah mendekam di penjara.

Ia menegaskan bahwa para pelaku tersebut bukan geng motor melainkan kuli bangunan.

Samsuri juga menceritakan kejadian sebelum penangkapan Hadi dan Eko, ia sempat berbincang dengan keduanya.

Mulanya, Hadi dan Eko ingin menggrebek Aep yang diduga membawa wanita ke tempat cucian mobil.

Setelah mendapat informasi tersebut, Samsuri mengarahkan mereka untuk melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.

Dari penggerebekan itu, mereka menemukan dua wanita yang bersembunyi di dalam kamar mandi.

Setelah itu, mereka memanggil Pak RW untuk menengahi.

Kejanggalan Kesaksian Melmel

Melmel, satu di antara saksi kunci yang mengaku berada di lokasi pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, membuat kesaksian yang dinilai janggal oleh publik.

Namun demikian, ada satu kesaksian Melmel yang disebut menguatkan pengakuan saksi kunci lainnya yakni Aep, saat berada di lokasi pembunuhan Vina Cirebon.

Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.

Beda dengan Aep yang hanya melihat pelaku melempari Vina dan Eky, Melmel justru mengaku menyaksikan keduanya disiksa.

Namun ada sejumlah kejanggalan soal pernyataan Aep itu.

Hal itu dikarenakan pernyataannya berbeda dengan saksi lain.

Berikut ini 5 kejanggalan kesaksian Melmel:

1. Bersama Vina, Eky, dan Linda

Sejak awal muncul, Melmel mengaku kalau pada malam kejadian ia bersama Vina, Eky dan Linda.

Melmel bahkan mengaku jadi orang terakhir yang bertemu dengan Eky dan Vina.

Dirinya juga berulang kali menjelaskan kalau dia membonceng Linda di malam kejadian.

"Saya bilang ke Eky, ajaklah Linda, masa akang jadi obat nyamuk," kata Melmel dikutip dari Youtube tvOneNews, Jumat (31/5/2024).

Namun Linda sendiri mengatakan kalau pada malam kejadian dirinya ada di rumah.

Linda bahkan sudah lama tidak bertemu dengan Vina dan Eky.

"Ada sekitar 6 bulan (tidak bertemu)," kata Linda.

Pun pada berkas putusan, sosok yang terakhir bersama Vina dan Eky adalah Liga Akbar Cahyana atau Gaga Awod.

Gaga Awod dalam BAP bahkan mengaku ikut dilempari batu oleh para pelaku di depan SMPN 11 Cirebon.

Pada kesaksiannya, Gaga Awod mengaku hanya sendirian di motor, tidak membonceng siapapun termasuk Linda.

2. Ajak Pemilik Warung Dekat TKP

Melmel di dekat lokasi kejadian mengaku melihat ada warung, bahkan sempat mengajak pemilik warung menghampiri para pelaku.

Kesaksian Melmel ini sama dengan Aep, yang mengaku membeli rokok di sebuah warung dekat TKP.

"Di SMP 11 saya taro motor di situ, karena di antara beberapa yang masuk gang itu saya lihat," kata Melmel.

Melmel pun mengatakan kalau ada warung kecil yang buka pada malam kejadian.

"Di saat itu ada warung, warung itu gak besar sih," jelasnya.

Bahkan Melmel mengaku sempat mengajak pemilik warung untuk menemaninya.

"Tapi dia gak berani, karena dia gak berani yauda saya langsung masuk ke dalam ngendap-ngendap," tutur Melmel.

Sementara itu warga sekitar, Feri menegaskan kalau di dekat TKP tidak ada warung yang buka hingga malam hari.

Feri bahkan menantang Aep untuk menujukkan warung di mana dirinya membeli rokok.

3. Melihat penyiksaan selama satu jam

Pada kesaksiannya itu Melmel mengaku menyaksikan Vina dan Eky disiksa selama satu jam.

"Kurang lebih sejaman, saya sudah gak ingat jam, pikiran saya tidak karuan pada malam itu," ungkap Melmel.

Mengaku melihat penyiksaan selama sejam, Melmel itu tidak melaporkan hal itu kepada warga sekitar.

"Pada saat itu sepi gak ada sama sekali orang," ujarnya.

4. Pelaku lebih dari 10 orang

Melmel juga membuat kesaksian kalau pelaku yang menyiksa Vina dan Eky jumlahnya lebih dari 10 orang.

"Sekitar 10 lebih lah, saya gak ngitung pada saat itu," kata dia.

Dirinya mengaku melihat para pelaku pertama kali menyiksa Eky terlebih dahulu.

"Pertama disiksa itu Eky, sempat saya mau maju tapi takut karena posisi saya sendirian. Setelah Eky dipukul, sudah tidak bergerak, baru Vina ini disiksa," ungkapnya.

Sementara itu, Dirkrimum Polda Jabar Kombes Surawan mengatakan kalau pelaku sebenarnya hanya ada 9 orang.

Bahkan dua DPO lain sudah dihapus.

"Itu (2 DPO lagi), hanya asal bunyi," jelasnya.

5. Melihat Saka Tatal dan Ucok

Kepada publik, Melmel mengaku bisa melihat wajah para pelaku dengan jelas saat menyimpan Vina dan Eky di TKP Fly Over Talun.

Melmel mengatakan kalau beberapa terpidana yang dipenjara saat ini ada di lokasi kejadian.

Bahkan Melmel mengaku melihat Saka Tatal.

"Saka Tatal ada, saya bisa mempertanggungjawabkan. Saka Tatal terus yang saya tahu di Ucok, entah siapa panggilannya di geng motor saya nggak tahu," kata dia.

Pada pengakuannya, Saka Tatal menegaskan kalau dirinya tidak ada di TKP.

Bahkan Saka mengklaim dirinya sebagai korban salah tangkap.

Siap Masuk Penjara

Merasa yakin hingga tak takut masuk penjara, rekan kerja Pegi Setiawan alias Perong, siap bersaksi di persidangan kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.

Tiga rekan kerja Pegi Setiawan di Bandung meyakini, jika temannya itu tak bersalah dan tak ikut terlibat dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon, 8 tahun silam.

Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.

Ketiga rekan kerja Perong tersebut yakni Ibnu, Bondol, dan Suparman yang bekerja bersama Pegi di Bandung.

Pernyataan tersebut disampaikan Bondol kala diwawancarai Dedi Mulyadi.

"Kalau bohong dipenjara loh, bersedia?" kata Dedi Mulyadi lagi.

"Bersedia," jawab Bondol yakin.

Sebelumnya, kesaksian Aep dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon dan kekasihnya, Eky, bakal 'dilawan' 3 rekan kerja Pegi Setiawan alias Perong.

Satu di antara terduga pelaku yakni Perong, yang sempat masuk daftar pencarian orang, sampai akhirnya ia ditangkap di Bandung.

Namun, Perong membantah jika ia terlibat dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon tersebut.

Bahkan, ada 3 saksi kunci yang bersama Pegi di malam kejadian pembunuhan Vina dan Eky, yang siap melawan Aep di persidangan.

Ketiga saksi itu adalah rekan kerja Pegi di Bandung pada bulan Agustus 2016.

Mereka adalah Ibnu, Bondol, dan Suparman yang bekerja bersama Pegi di Bandung.

Bersedia jadi saksi yang meringankan Pegi, ketiga saksi ini siap melawan Aep di persidangan.

Bahkan Bondol mengaku sempat melihat keramaian di flyover Talun yang ternyata adalah TKP Vina dan Eky ditemukan pada 27 Agustus 2016.

Bekerja bersama Pegi di Bandung, Bondol mengaku tidak betah sehingga pulang duluan ke Cirebon.

Selama bekerja satu minggu, Bondol mengaku sehari-hari tidur di bedeng bersama Pegi Setiawan.

"Tidur seminggu sama Pegi, Robi, Inu, Parman," kata Bondol dikutip dari siarang langsung Pengacara Tomi, Rabu (29/5/2024).

Kemudian pada 27 Agustus 2016, Bondol pulang ke Cirebon.

Saat itu Bondol diantara oleh Ibnu, Robi, dan Pegi ke jalan raya untuk menunggu angkot menuju Terminal Leuwipanjang, Bandung.

"Naik mobil Godwill pukul 20.00 WIB," kata Bondol.

Bondol mengingat saat itu tanggal 27 Agustus 2016 karena dirinya melihat ada kecelakaan di flyover Talun.

Dari Bandung, Bondol tiba di Cirebon pukul 23.00 WIB.

Ia turun di jalan tol km 202, kemudian naik celah dan lanjut jalan kaki ke rumahnya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / Tribunnews.com )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved