Jasad Warga Lampung Tertahan di Kamboja

Teka-teki Tewasnya Warga Lampung Selatan di Kamboja, Ada Bekas Kemerahan di Perut

Ibunda Ahmad Jayani, Janah menceritakan kisah pilu anaknya selama bekerja merantau ke Kamboja. 

Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus
Jasad Korban Scammer Asal Kalianda Lampung Selatan di Kamboja. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Selatan - Ibunda Ahmad Jayani, Janah menceritakan kisah pilu anaknya selama bekerja merantau ke Kamboja

Dikatakan Janah, setiap kali dirinya menelpon, seringkali Ahmad menunjukkan gelagat aneh dan meminta ibunya tidak membahas kondisinya di sana.

Bahkan Ahmad sering mengeluh sakit batuk

"Yang kita tau cuma sakit karena batuk itu doang. Terus kami dikabarin kalau dia meninggal dunia. Kalau saya nanya sakit apa, dia selalu nunjukkin gerakan tangan ditempelkan ke mulut (tanda diam) kalau ada temen-temennya. Kayak ada yang disumputin. Kayak lagi nyumputin sesuatu gitu," ujar Janah, Minggu (2/6/2024).

Ditambah lagi, ia melihat ada bekas kemerahan di bagian perut sebelah kanan anaknya.

Menurutnya bekas kemerahan itu baru, karena sebelumnya dia tidak pernah melihat ada bekas tersebut. 

"Kan kami dikirimin video pas dia koma di rumah sakit itu. Saya lihat ada tanda kemerahan di perut bagian kanannya. Itu baru. Yang saya tau bekas luka di perutnya itu memang sudah lama, memang dia ada penyakit gatal. Tapi yang merah itu baru," ujarnya.

Ia mengatakan diagnosa dari rumah sakit anaknya mengalami sakit jantung dan paru-paru.

Padahal, menurut sepengetahuan dirinya, anaknya tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

"Kalau kata dokter sih katanya dia sakit jantung sama paru-paru. Bukan karena efek jatoh itu. Soalnya kata temannya dia jatuhnya nggak baring atau tengkurap. Cuma kayak posisi sujud gitu. Temennya yang ngurusin dia itu jujur cerita ke saya," ujarnya.

Ia mengatakan anaknya sempat koma sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Komanya sehari jam 9 pagi kejadiannya, jam 5 sorenya dikabarin kalau dia meninggal. Orang saya dikabarinnya jam 1 siang, jam 5 sore-nya dia meninggal. Kalau dari dikabarin sampe hari ini sudah 3 minggu," ujarnya.

Ia mengatakan jenazah anaknya terancam tidak dapat dipulangkan ke Indonesia.

Ia pun berharap kepada pihak KBRI agar anaknya bisa dibawa pulang ke Indonesia.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / Dominius Desmantri Barus )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved