BP3MI Lampung Tunggu Keluarga Berunding Pemulangan Jenazah Jayani di Kamboja

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Badan Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Lampung menunggu pihak keluarga Ahmad Jayani (36) berunding untuk pemulangan jenazah PMI di Kamboja. 

Diketahui Ahmad Jayadi warga Desa Taman Agung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan merupakan PMI yang meninggal di Kamboja.

Kepala BP3MI Lampung, Gimbar Ombai Helawarnana mengatakan, BP3MI Lampung telah melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Lampung dan Disnaker Lampung Selatan. 

"Dari pihak keluarga masih merundingkan terkait opsi untuk pemulangan jasad Jayadi tersebut," kata Kepala Kepala BP3MI Lampung, Gimbar Ombai Helawarnana saat dihubungi Tribun Lampung, Senin (3/6/2025). 

"Biaya pemulangan jenazah ke Indonesia sebesar Rp 125 Juta, pihak keluarga tidak mempunyai anggaran pemulangan," kata Gimbar. 

Adapun opsi lainnya yakni pihak keluarga bersedia almarhum dimakamkan di Kamboja, dengan biaya dari pihak KBRI di Kamboja.

Serta membiayai juga dua orang pihak keluarga yang akan menyaksikannya pemakaman di Kamboja. 

Jasad Jayani jika dibawa pulang ke Lampung membutuhkan biaya yang cukup besar. 

"Kalau kami BP3MI Lampung siap memfasilitasi pengantaran jenazah dari bandara di Indonesia ke rumah duka di kampung halamannya, Lampung Selatan," kata Gimbar.

Ia mengatakan, saat ini banyak modus yang menawarkan peluang bekerja ke luar negeri. 

Serta tujuan ke negara-negara yang bukan tujuan penempatan PMI seperti di Kamboja. 

"Mereka dipekerjakan sebagai operator judi online dan scammer atau pencuri yang mencuri data pribadi orang-orang Indonesia melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram," kata Gimbar. 

Negara Kamboja telah melegalkan judi online di wilayah tertentu dan pekerjanya adalah orang-orang dari luar Kamboja. 

"Mereka bekerja di kasino-kasino dan sebagai operator judi online dengan target warga Indonesia, dengan menggunakan modus penipuan melalui media sosial," kata Gimbar. 

Lalu, jika tidak mencapai target ataupun ingin pulang ke Indonesia akan diberikan sanksi dengan membayar sejumlah uang ganti rugi.