Pemadaman Listrik

Pemadaman Listrik di Sumbagsel Disebut Peristiwa Luar Biasa

Menurut dosen Teknik Elektro Itera ini, blackout di wilayah Sumbagsel kali ini merupakan peristiwa luar biasa yang disebabkan oleh faktor eksternal.

|
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Istimewa
Ketua Tim Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Provinsi Lampung Syamsyarief Baqaruzi. 

“Kasus di Lampung, dari sisi pemeliharaan yang tepat dan teratur, sangat penting untuk mencegah terjadinya gangguan besar seperti ini. Pembangkit tenaga listrik yang ada di Lampung sudah cukup memenuhi beban puncak di Provinsi Lampung itu sendiri,” terus dia.

Namun, beberapa jenis pembangkit memang merespons dengan lambat atau membutuhkan waktu untuk meningkatkan output, seperti pembangkit jenis PLTU.

“Sistem pengendalian dan pengaturan beban mungkin tidak dirancang untuk dengan cepat mengalihkan pasokan listrik dari pembangkit lokal ke jaringan yang lebih luas," kata Baqaruzi.

Dibutuhkan percepatan program transmisi 275 KV dengan pembangkit-pembangkit mini tersebar untuk membantu menopang sebagian daerah yang masih belum teraliri listrik.

Selain itu, peremajaan beberapa aset PLN mulai dari area pembangkitan, transmisi, dan distribusi, serta respons terhadap teknologi baru dalam modernisasi perangkat yang bertugas sebagai tulang punggung kelistrikan sangat diperlukan.

Langkah-langkah seperti menambah kapasitas gardu induk dan mengembangkan fasilitas penyimpanan energi seperti baterai besar untuk menyimpan surplus energi dan melepaskannya saat dibutuhkan dapat menjadi solusi.

Sebagai dosen dengan kelompok keahlian tenaga elektrik dan kendali, Baqaruzi menyebut, pemulihan dari blackout listrik tidak selalu bisa dilakukan dengan cepat.

Karena beberapa alasan teknis dan operasional yang kompleks.

“Identifikasi penyebab gangguan, terutama pada saluran transmisi yang lebih kompleks, membutuhkan waktu. Sistem kelistrikan terdiri dari banyak komponen yang saling berhubungan, dan gangguan pada satu bagian bisa memengaruhi bagian lainnya,” ungkap Baqaruzi.

“Bagi saya, PLN telah melakukan langkah yang tepat dengan melakukan penormalan kelistrikan area distribusi secara bertahap untuk menghindari lonjakan beban yang bisa menyebabkan gangguan tambahan,” katanya lagi.

Proses ini, meskipun memakan waktu yang cukup lama, penting untuk memastikan stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan.

Untuk mengatasi dan mencegah terulangnya kejadian serupa, diperlukan perbaikan dan peningkatan sistem kelistrikan. Termasuk pemeliharaan rutin, percepatan program transmisi, pengembangan fasilitas penyimpanan energi, dan modernisasi perangkat kelistrikan.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sistem kelistrikan dapat menjadi lebih stabil dan andal, serta mampu merespons dengan cepat terhadap gangguan yang terjadi.

Baqaruzi menilai pentingnya mengatasi dan mencegah terulangnya blackout.  Sebab, blackout sangat berdampak pada semua sektor, baik pemerintahan, termasuk rumah sakit, pendidikan, UMKM, manufaktur, ritel, perkantoran, dan terutama sektor telekomunikasi yang sangat bergantung pada energi listrik.

Kerugian terjadi pada berbagai sektor ini, mengganggu operasional dan menyebabkan kerugian finansial yang cukup signifikan biarpun terjadi dalam kurang dari 24 jam.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved